Sekali lagi, tunggakan sewa di 23 rusun di Jakarta, hingga Juni 2017, yang mencapai Rp 32 miliar, adalah salah satu indikator yang menunjukkan, ada masalah dengan kesehatan finansial penghuni rusun. Berkaca pada apa yang terjadi di rusun Pesakih dan rusun Jatinegara Barat, memang sudah sepatutnya berbagai pihak yang relevan, menyikapi semua ini secara komprehensif. Meski mereka sudah tinggal di rusun yang bermartabat, tapi karena masalah kesehatan finansial penghuni belum ada solusi, tetap saja akan menjadi beban sosial yang berkepanjangan.
Rachmat, pedagang bakso di Rusun Jatinegara ini, adalah warga gusuran dari Kampung Pulo. Pria asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut adalah salah satu contoh penghuni rusun yang sudah relatif sehat secara finansial. Proses adaptasi sosial-ekonomi penghuni rusun adalah bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian penggusuran di Jakarta. Foto: iwan supriyatna-kompas.com
Berbagai pelatihan yang sudah, sedang, dan akan dilakukan untuk memberi
skill serta keterampilan kepada penghuni rusun adalah langkah yang positif. Mengingat penghuni 23 rusun di Jakarta berasal dari latar belakang yang sangat beragam, maka materi pelatihan hendaknya mampu mengakomodir keberagaman tersebut. Memberdayakan penghuni rusun adalah tanggung jawab kita bersama, dalam konteks meningkatkan kualitas warga Jakarta.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 03 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya