Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jelajah Siang-Malam dengan Si Hitam Jahanam

13 Oktober 2016   12:54 Diperbarui: 4 April 2017   18:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perbincangan yang kian intens tersebut, tiba-tiba Pak Ahmad menunjuk cincin batu di jari saya. Dengan cepat saya melepasnya. Saya berharap, ia akan mengeksplorasi khasiat cincin batu tersebut. Ternyata, tidak. Pak Ahmad justru melepas si hitam-legam dari jarinya, kemudian menyerahkannya ke saya. Si hitam-legam itu pun melekat di jari saya. Pas dan benar-benar klop rasanya. Saya mengangkat tangan ke atas serta mematut-matut si hitam-legam, yang kini menyatu dengan jemari saya. Sungguh mengesankan.

Ketika saya hendak melepas dan mengembalikannya, Pak Ahmad dengan serta-merta mencegah. “Bawalah,” katanya singkat, dengan nada membujuk. Saya terkejut. Kok bisa ya Pak Ahmad membaca hati saya yang memang sudah kepincut dengan si hitam-legam itu? Inikah yang namanya khasiat batu cincin? Belum sempat saya merenung, Pak Ahmad bergumam, “Pak Iz kan sedang dalam perjalanan jauh. Bawalah si hitam-legam itu, sebagai teman di perjalanan.”

Saya memang sedang mengadakan perjalanan jauh. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan, saya mengeksplorasi daratan Pulau Flores dengan sepeda motor. Berbagai destinasi saya sambangi. Bersama sepeda motor pula, saya naik kapal, menjelajahi pulau-pulau di kawasan timur Indonesia itu. Selanjutnya, menyusuri daratan Pulau Jawa dengan sepeda motor, dari Banyuwangi di ujung timur hingga Banten di ujung barat. Semua ini membutuhkan fisik-mental yang tangguh, tentunya. Apalagi untuk orang seumur saya.

Rendam, Jahanam, Jantan

Menurut Pak Ahmad, nama si hitam-legam itu adalah hitam jahanam. Alhamdulillah, selama 12 hari mengendarai sepeda motor dari Nusa Tenggara Timur hingga Banten, saya senantiasa ditemani si hitam. Ia melekat-erat di jari saya. Sesekali, kala istirahat di perjalanan, saya lepas, kemudian saya arahkan ke matahari. Pantulan cahaya sang surya di batu itu berkilau. Sungguh menakjubkan. Pemoles batu ini nampaknya seseorang yang sangat piawai. Si hitam jahanam bukan hanya kokoh, tapi sekaligus memancarkan pesona keindahan. Saya takjub.

Khasiatnya? Alhamdulillah, selama 12 hari bersepeda motor, melalui siang dan malam, saya tidak pernah sekalipun masuk angin. Mengacu kepada penuturan Pak Ahmad, jika si hitam jahanam kita pakai terus, maka kesehatan kita akan terus terjaga, terawat dari waktu ke waktu. Ada beberapa tips tentang kemujaraban batu ini yang dikemukakan Pak Ahmad. Di antaranya, jika sakit perut atau ada masalah dengan pencernaan, rendam batu itu sekitar setengah jam, kemudian minum air rendaman tersebut. Demikian pula halnya bila tubuh capek atau pegal-pegal.

Dan, menurut Pak Ahmad, jika kita secara teratur minum air rendaman si hitam jahanam tersebut, maka kualitas kejantanan kita akan meningkat. Hmmm, benarkah demikian? Untuk bagian yang ini, saya tidak bisa ceritakan di sini. Kenapa? Karena, kondisi tubuh tiap orang, berbeda satu dengan yang lain. Yang jelas, sejak si hitam jahanam melekat-erat di jari saya, saya selalu teratur merendamnya serta teratur pula meminum air rendamannya. Dan, saya tidak mau jauh-jauh dari rumah.

isson khairul

Jakarta, 13 Oktober 2016

#Catatan ini saya tuliskan berdasarkan penuturan Kompasianer Iskandar Zulkarnain tentang penjelajahannya dari Nusa Tenggara Timur ke Banten. Sejumlah tulisan tentang penjelajahan tersebut sedang diproses untuk dibukukan. Saya diminta Iskandar Zulkarnain untuk menjadi bagian dari penerbitan buku tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun