Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bus Antarkota vs Standar Keselamatan Angkutan Umum

13 Juli 2016   06:28 Diperbarui: 13 Juli 2016   07:44 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Kenyamanan penumpang angkutan bus di bawah tingkat kenyamanan yang dinikmati para penumpang kereta api. Pada mudik Lebaran 2016, di sejumlah terminal, ada bus yang mendadak dibatalkan keberangkatannya, tanpa alasan yang jelas. Padahal, ada sejumlah calon penumpang yang sudah membeli tiket. Foto: haris prahara

Kenapa perlu disosialisasikan? Karena warga pengguna bus umum dan bus carteran, berhak tahu kondisi kelayakan bus yang hendak mereka gunakan. Bus Parahyangan itu, misalnya. Kendaraan itu dinilai oleh Kepala Kepolisian Resor Cimahi, AKBP Ade Ary Syam Indradi, tidak layak beroperasi. Faktor apa saja kah yang membuat bus itu dinilai demikian? Tindakan apa yang seharusnya dilakukan pihak berwenang kepada perusahaan bus itu, karena telah mengoperasikan kendaraan yang tidak layak beroperasi?

Beberapa tahun belakangan, bus-bus pariwisata marak di akhir pekan atau pada musim liburan. Bukan hanya di Jakarta dan Pulau Jawa, tapi juga di sejumlah kota di luar Jawa. Bus Pariwisata, setahu saya, tidak masuk terminal, tapi diberangkatkan dari pool masing-masing. Nah, siapa yang mengontrol kelayakan operasinya? Ada juga bus umum yang dicarter warga untuk kepentingan pariwisata. Bagaimana pula pihak berwenang mengontrolnya?

Kementerian Perhubungan mengakui, pelayanan mudik dan arus balik Lebaran 2016 dengan angkutan moda jalan seperti Bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP), masih kurang baik. Ignasius Jonan (baju putih) tengah melakukan inspeksi mendadak dan menegur seorang sopir bus yang tidak menggunakan sabuk pengaman dengan benar di Terminal Purabaya, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (11/7/2016) malam. Foto: kompas.com-achmad faizal
Kementerian Perhubungan mengakui, pelayanan mudik dan arus balik Lebaran 2016 dengan angkutan moda jalan seperti Bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP), masih kurang baik. Ignasius Jonan (baju putih) tengah melakukan inspeksi mendadak dan menegur seorang sopir bus yang tidak menggunakan sabuk pengaman dengan benar di Terminal Purabaya, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (11/7/2016) malam. Foto: kompas.com-achmad faizal
Biaya Operasional Membengkak

Ignasius Jonan adalah alumnus Universitas Airlangga, Surabaya. Sekitar 30 tahun lalu, ia kerap naik bus dari Jakarta ke Surabaya. Menurutnya, pada masa itu, kondisi bus antar-kota dan antar-provinsi (AKAP), masih oke. Tapi, makin ke sini, makin tidak oke. Artinya, ada kemunduran, dalam konteks transportasi. Itu juga tercermin secara bisnis. Pada mudik Lebaran 2016 ini, Ignasius Jonan mencatat, pengguna bus AKAP di kisaran 4,3 juta orang atau turun 7 persen.

Selain penurunan jumlah penumpang, pengusaha bus AKAP juga menderita karena biaya operasi yang membengkak. Pada mudik Lebaran 2016 ini, Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Tengah mencatat, kerugian paling parah dialami bus ekonomi. Pemerintah menetapkan tarif batas atas. Contohnya, maksimal Rp 120 ribu per penumpang untuk tujuan Jakarta-Solo. Dengan tarif tersebut, meski bus terisi maksimal 50 penumpang, itu tak mampu menutup biaya operasional perjalanan, yang mendekati Rp 6 juta.

Secara bisnis, akan seperti apa nasib perusahaan bus antar-kota dan antar-provinsi (AKAP) di masa depan? Bukan hanya itu. Persaingan dengan kereta api, juga makin menyungsepkan nasib bus AKAP. Dengan kereta api ekonomi, misalnya, penumpang cukup merogoh kocek Rp 84.000 untuk perjalanan Jakarta-Kediri. Sementara, dengan bus ekonomi, Rp 120 ribu baru sampai Solo. Untuk jarak dekat, perbedaan tarif tersebut sangat signifikan. Dengan kereta api ekonomi, Jakarta-Merak hanya mematok tarif Rp 8.000 saja. Sementara, dengan bus ekonomi, Jakarta-Cilegon saja Rp 26.000.

Perum DAMRI melakukan lompatan dengan menyediakan fasilitas pembelian tiket bus DAMRI secara online, melalui situs www.damri.ayobis.com. Menurut Corporate Communication Ayo Bis, Fardil Khalidi, saat ini baru ada rute Jakarta-Yogyakarta. Ke depan, akan ada tujuh rute tambahan dari Jakarta ke Jawa Tengah. Kiri-kanan: Plt Direktur Utama Perum Damri, Sarmadi Usman, dan Direktur Fasilitas dan Pelayanan Angkasa Pura II, Ituk Herarindri, saat launching Halo Damri 1500825 di kantor pusat Perum Damri, Jakarta Timur, pada Rabu (1/6/2016). Foto: kompas.com-kahfi dirga cahya
Perum DAMRI melakukan lompatan dengan menyediakan fasilitas pembelian tiket bus DAMRI secara online, melalui situs www.damri.ayobis.com. Menurut Corporate Communication Ayo Bis, Fardil Khalidi, saat ini baru ada rute Jakarta-Yogyakarta. Ke depan, akan ada tujuh rute tambahan dari Jakarta ke Jawa Tengah. Kiri-kanan: Plt Direktur Utama Perum Damri, Sarmadi Usman, dan Direktur Fasilitas dan Pelayanan Angkasa Pura II, Ituk Herarindri, saat launching Halo Damri 1500825 di kantor pusat Perum Damri, Jakarta Timur, pada Rabu (1/6/2016). Foto: kompas.com-kahfi dirga cahya
Sejumlah contoh di atas, setidaknya menunjukkan kepada kita, betapa nahas nasib bisnis angkutan bus umum. Sudahlah kondisinya 80 persen tidak layak operasional, bengkaknya biaya operasional juga kian memurukkan bisnis angkutan bus. Kita tahu, masih cukup banyak wilayah yang membutuhkan kehadiran angkutan bus. Masih cukup banyak warga yang bergantung pada transportasi bus. Dalam skala yang lebih luas, terkait keselamatan penumpang serta ketersediaan jasa transportasi bus, pihak berwenang tentulah tidak bisa membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut.

isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 13 Juli 2016

-----------------------

Tulisan Terkait

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun