Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sensasi Snorkeling di Perairan Larantuka, Pesona Wisata Bahari Flores

24 Mei 2016   07:47 Diperbarui: 25 Mei 2016   08:04 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum nyebur ya kurang afdol kalau tidak action. Meski kelas amatir tapi untuk urusan gaya di depan kamera, tetap harus nampak profesional dong. Karena sudah cita-cita sejak awal, bisa or tidak bisa, beranikan diri untuk melaut. Toh ada pelampung dan pasti ngambang. Foto: isson khairul

Snorkeling sudah jadi topik percakapan. Padahal, masih di bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan tujuan masih jauh nun di sana, Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Apa boleh buat. Ini yang mungkin disebut: suara menyalip kenyataan.

Tugas resmi, meliput Tour de Flores 2016 di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tapi, sejak awal, Ilma dari Tim Komunikasi Kantor Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, mengingatkan tugas lain: mengeksplorasi destinasi wisata Larantuka. Alasannya jelas: Tour de Flores 2016 itu memang dimaksudkan untuk publikasi pariwisata. Terutama, ke ranah mancanegara. 

Tugas lain itulah yang memicu angan-angan, karena Larantuka khususnya serta Flores Timur umumnya, memiliki sejumlah destinasi wisata yang oke punya. Sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur, Larantuka memang merupakan kawasan pesisir, dengan garis pantai yang membujur dari ujung ke ujung. Maka, destinasi wisata kemaritiman adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Larantuka.

Tiga Pulau dengan Pesona Selat

Rute panjang itu akhirnya terlewati: Jakarta-Kupang-Larantuka. Jakarta-Kupang 3 jam, Kupang-Larantuka 1 jam, ditambah waktu tunggu di tiga bandara, sekitar 3 jam. Kami berombongan, 20 orang, yang terdiri dari jurnalis sejumlah media, Tim Komunikasi Kantor Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, serta tiga penulis Kompasiana: Yayat, Lastboy Tahara S., dan Isson Khairul. 

Landing di bandara Gewayantana Larantuka, kami disambut hujan. Cukup lebat, disertai angin yang lumayan kencang. Area bandara yang tak begitu luas pun jadi terasa sesak. Para supir dengan agresif menawarkan jasa sewa mobil.

Panorama pantai dan laut yang indah ini, menjadi santapan batin sepanjang perjalanan dari bandara Larantuka menuju pusat kota. Dari bandara Gewayantana, di sebelah kiri kita membujur garis pantai yang tak ada habisnya. Sementara, di sebelah kanan kita adalah perbukitan yang rimbun dengan beragam pepohonan. Pantai dan bukit di Larantuka, ibarat dua sejoli yang senantiasa bersama. Foto: isson khairul
Panorama pantai dan laut yang indah ini, menjadi santapan batin sepanjang perjalanan dari bandara Larantuka menuju pusat kota. Dari bandara Gewayantana, di sebelah kiri kita membujur garis pantai yang tak ada habisnya. Sementara, di sebelah kanan kita adalah perbukitan yang rimbun dengan beragam pepohonan. Pantai dan bukit di Larantuka, ibarat dua sejoli yang senantiasa bersama. Foto: isson khairul
Bagi mereka yang baru pertama kali ke Larantuka, nampaknya bukan hal mudah untuk mendapatkan mobil dengan tarif sewa yang masuk akal. Maklum, tidak ada patokan yang bisa dijadikan acuan. Sebagai destinasi wisata, ini adalah pekerjaan rumah pihak berwenang, untuk membuat kebijakan. 

Misalnya, dengan menetapkan zona tertentu dengan tarif tertentu. Taksi tidak ada di Larantuka. Angkutan umum hanya ada di tengah kota, tidak ada yang melalui bandara. Jarak bandara ke tengah kota Larantuka sekitar 10 kilometer. Apa boleh buat, penumpang terpaksa menyerah pada para supir mobil sewaan tersebut. Karena, ya itulah pilihan yang harus dipilih.

Secara administratif, Larantuka adalah sebuah kecamatan, yang sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Flores Timur. Dari bandara menuju pusat kota, sejumlah hotel dan restoran menyambut kedatangan para wisatawan. Umumnya, akomodasi wisata tersebut langsung berhadapan dengan pantai. Maka, setelah melewati perjalanan penerbangan yang panjang, tak ada salahnya singgah di salah satu tempat tersebut. 

Misalnya, sekadar menikmati kelapa muda sembari berfoto-foto dengan latar belakang panorama maritim Larantuka. Sebagai kawasan kepulauan, kita tidak berhadapan dengan lautan lepas. Tapi, menghadap ke selat-selat yang membentang antara satu pulau dengan pulau lainnya.

Dengan life jacket masing-masing, kami berangkat ke tengah selat untuk ber-snorkeling, diantar perahu motor. Kami didampingi pemandu agar lebih mudah menemukan spot untuk menyaksikan panorama bawah laut perairan Larantuka. Tidak jauh dari pantai, hanya sekitar 25 menit perjalanan. Perahu motor ini cukup untuk 10 penumpang. Foto: isson khairul
Dengan life jacket masing-masing, kami berangkat ke tengah selat untuk ber-snorkeling, diantar perahu motor. Kami didampingi pemandu agar lebih mudah menemukan spot untuk menyaksikan panorama bawah laut perairan Larantuka. Tidak jauh dari pantai, hanya sekitar 25 menit perjalanan. Perahu motor ini cukup untuk 10 penumpang. Foto: isson khairul
Ada tiga pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur: Pulau Flores dengan luas 1.056,49 kilometer, Pulau Solor dengan luas 226,34 kilometer, dan Pulau Adonara seluas 529,75 kilometer. Bandara Gewayantana yang menjadi pintu masuk melalui udara, berada di ujung timur Pulau Flores. Sebagai gambaran, dari Larantuka ke Pulau Adonara, sekitar 1,5 jam dengan perahu motor. 

Dari Larantuka ke Pulau Solor sekitar 1 jam. Oh, ya, Pelabuhan Laut Larantuka yang menjadi pintu masuk melalui laut, juga berada di Pulau Flores, berhadapan langsung dengan pusat kota Larantuka. Kapal dari sejumlah pelabuhan di Pulau Jawa, misalnya, senantiasa singgah di Larantuka. Artinya, kita bisa menjangkau Larantuka lewat udara serta melalui laut.

Panorama Selat Larantuka

Karena kami rata-rata perenang amatir, maka kami pilih ber-snorkeling di sekitaran perairan Larantuka, Pulau Flores. Itu pun tak jauh-jauh ke tengah selat, hanya sekitar 25 menit berperahu motor dari daratan. Pada Rabu (18/5/2016) pagi itu, laut sedang pasang. 

Menurut pemandu, kedalaman selat yang kami datangi, sekitar 70-100 meter. Ini memang bukan kondisi ideal untuk kelas amatiran seperti kami. Kata pemandu, akan lebih asyik kalau ber-snorkeling pada kedalaman selat 40 meter. Dengan demikian, bisa lebih leluasa menjelajahi alam bawah laut Pulau Flores.

Meski perenang amatir tapi ya lumayan juga sempat menikmati alam bawah laut perairan Pulau Flores. Cara amatir ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Larantuka, untuk ber-snorkeling. Mengenai peralatan snorkeling, umumnya hotel atau cottage yang berada di tepi pantai, menyediakan paket snorkeling lengkap untuk pengunjung. Foto: isson khairul
Meski perenang amatir tapi ya lumayan juga sempat menikmati alam bawah laut perairan Pulau Flores. Cara amatir ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Larantuka, untuk ber-snorkeling. Mengenai peralatan snorkeling, umumnya hotel atau cottage yang berada di tepi pantai, menyediakan paket snorkeling lengkap untuk pengunjung. Foto: isson khairul
Tapi, tak apalah. Namanya juga amatiran. Dengan kedalaman selat sekitar 70-100 meter, arus selat juga deras. Beberapa orang dari kami terpencar, terbawa arus. Untunglah pemandu yang mendampingi kami cukup cekatan, hingga tak ada yang tercecer dari rombongan. 

Terbawa arus serta minum air laut, itulah sensasinya kaum amatiran. Malah ada yang minta tambahan pelampung, karena takut tenggelam. Ada pula yang memilih bergelayutan di tubuh pemandu, takut hanyut dibawa arus. Keasyikan bercengkerama dengan alam bawah laut, ternyata berhasil mengalahkan rasa cemas.

Cara berwisata ala amatir di Larantuka ini bisa menjadi alternatif, bila waktu berkunjung ke sana terbatas. Selain ber-snorkeling, bisa juga menikmati wisata bahari dengan mengunjungi pulau-pulau terdekat. Urusan tawar-menawar untuk menyewa perahu, itu hal biasa di sana. Kalau tidak cocok dengan yang satu, mungkin dengan pemilik perahu lain cocok. Toh, banyak pilihan. 

Menyewa perahu yang terkait dengan hotel tempat menginap, mungkin praktis. Tapi, secara biaya, barangkali akan lebih mahal bila dibandingkan dengan menyewa perahu yang independen.

Suka-cita wisata bahari di Larantuka adalah suka-cita kita semua. Agar kegembiraan itu terdokumentasikan, jangan lupa membawa kamera yang available untuk memotret dalam air. Pemandu snorkeling di sejumlah hotel dan cottage di Larantuka umumnya melengkapi diri dengan perangkat kamera tersebut. Jika membawa sendiri, tentu lebih leluasa jeprat-jepret plus bikin video bawah laut, untuk disebarkan ke penjuru dunia. Foto: isson khairul
Suka-cita wisata bahari di Larantuka adalah suka-cita kita semua. Agar kegembiraan itu terdokumentasikan, jangan lupa membawa kamera yang available untuk memotret dalam air. Pemandu snorkeling di sejumlah hotel dan cottage di Larantuka umumnya melengkapi diri dengan perangkat kamera tersebut. Jika membawa sendiri, tentu lebih leluasa jeprat-jepret plus bikin video bawah laut, untuk disebarkan ke penjuru dunia. Foto: isson khairul
Di Taman Kota Larantuka, kita bisa menemukan sejumlah pilihan. Para pemilik perahu kerap mangkal di sana. Tak usah malu bertanya. Warga Larantuka khususnya dan warga Flores umumnya, sudah terbiasa berinteraksi dengan para wisatawan. 

Maklum, Larantuka adalah salah satu magnet pariwisata di Flores. Sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur, penduduk Larantuka sekitar 33,000 orang. Kota ini terbilang ramah untuk para pendatang. Di seputaran Taman Kota Larantuka, kita bisa menemukan Soto Lamongan dan Sate Madura, misalnya, yang pemiliknya ya orang Jawa dan Madura.

Sea Boulevard, Hidden Beauty

Ketika membuka Tour de Flores 2016 pada Rabu (18/5/2016) malam, Menko Rizal Ramli berkata, “Welcome to Flores.This is very beautiful land, hidden beauty. You can see, sea boulevard.” Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya tersebut memang tidak berlebihan. 

Saat ber-snorkeling di perairan Larantuka, kita menyaksikan selat yang lurus memanjang di antara pulau-pulau. Indah sekali. Itulah yang barangkali disebut sebagai sea boulevard. Di selat yang luas tersebut melintas perahu motor dan kapal, hingga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gunung Mandiri menjulang tinggi, dengan ketinggian 1.600 meter. Saat ber- snorkeling, gunung api tersebut nampak sangat dekat dengan laut. Kompasianer Isson Khairul sedang bercerita kepada para peserta snorkeling bahwa panjang jalan umum yang melingkari Gunung Mandiri mencapai 33 kilometer dan jarak antara kaki gunung itu dengan pantai hanya 1,5 kilometer. Foto: ari purwanto
Gunung Mandiri menjulang tinggi, dengan ketinggian 1.600 meter. Saat ber- snorkeling, gunung api tersebut nampak sangat dekat dengan laut. Kompasianer Isson Khairul sedang bercerita kepada para peserta snorkeling bahwa panjang jalan umum yang melingkari Gunung Mandiri mencapai 33 kilometer dan jarak antara kaki gunung itu dengan pantai hanya 1,5 kilometer. Foto: ari purwanto
Di Labuan Bajo itulah finish Tour de Flores 2016, pada Senin (23/5/2016). Jarak Larantuka ke Labuan Bajo sekitar 660 kilometer. Meski Labuan Bajo sudah tumbuh menjadi destinasi wisata tersendiri, tapi keberadaan Larantuka tetaplah tidak bisa dipisahkan dari kebangkitan Flores secara keseluruhan. 

Menurut Menko Rizal Ramli, Larantuka pada abad ke-16 merupakan pusat penting bagi perubahan dan transformasi budaya di Flores. Bahkan, sejumlah literatur mencatat, sejarah Flores Timur berawal dari Larantuka. Laran artinya Jalan dan Tuka artinya Tengah.

Jalan Tengah tersebut juga bisa ditafsirkan sebagai sea boulevard, yang membujur antara Larantuka-Labuan Bajo. Dan, sejauh mata memandang, kita melihat, betapa tegar Gunung Mandiri menjulang. Gunung ini merupakan gunung api, berbentuk kerucut lancip, dan menjadi kebanggaan masyarakat sekitar. 

Penduduk asli Larantuka berasal dari Gunung Mandiri, Ile Mandiri. Menurut legenda, di atas puncak Ile Mandiri tersebut terdapat sebutir telur yang dierami oleh Burung Rajawali. Telur itu kemudian menetas, menjadi dua anak manusia: Liang Nura (laki-laki) dan Wato Wele (perempuan).

Sejarah mencatat, kapal niaga Portugis pertama kali merapat di Larantuka pada tahun 1556. Portugis masuk ke kawasan ini untuk berdagang kayu cendana. Saking indahnya Larantuka, bangsa Portugis pada masa itu menamakan kawasan ini sebagai Cape of Flower, Tanjung Bunga. Dalam bahasa Portugis, Capeof Flower diucapkan sebagai Cabo da Flora atau Cabo da Flores

Penyebutan yang demikian menjadi awal dari penamaan pulau tersebut sebagai Pulau Flores. Secara keseluruhan, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ada 1.192 pulau besar dan kecil. Masing-masing memiliki keindahan tersendiri, yang belum sepenuhnya diketahui publik secara luas. Karena itulah, Menko Rizal Ramli menyebutnya, this is very beautiful land, hidden beauty.

isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 24 Mei 2016

---------------------------

1. Optimisme Rizal Ramli untuk Pariwisata Flores, Melalui Tour de Flores

2. Tour de Flores, Menebar Pesona Wisata dari Larantuka hingga Labuan Bajo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun