Ketika membuka Tour de Flores 2016 pada Rabu (18/5/2016) malam, Menko Rizal Ramli berkata, “Welcome to Flores.This is very beautiful land, hidden beauty. You can see, sea boulevard.” Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya tersebut memang tidak berlebihan.
Saat ber-snorkeling di perairan Larantuka, kita menyaksikan selat yang lurus memanjang di antara pulau-pulau. Indah sekali. Itulah yang barangkali disebut sebagai sea boulevard. Di selat yang luas tersebut melintas perahu motor dan kapal, hingga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Menko Rizal Ramli, Larantuka pada abad ke-16 merupakan pusat penting bagi perubahan dan transformasi budaya di Flores. Bahkan, sejumlah literatur mencatat, sejarah Flores Timur berawal dari Larantuka. Laran artinya Jalan dan Tuka artinya Tengah.
Jalan Tengah tersebut juga bisa ditafsirkan sebagai sea boulevard, yang membujur antara Larantuka-Labuan Bajo. Dan, sejauh mata memandang, kita melihat, betapa tegar Gunung Mandiri menjulang. Gunung ini merupakan gunung api, berbentuk kerucut lancip, dan menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.
Penduduk asli Larantuka berasal dari Gunung Mandiri, Ile Mandiri. Menurut legenda, di atas puncak Ile Mandiri tersebut terdapat sebutir telur yang dierami oleh Burung Rajawali. Telur itu kemudian menetas, menjadi dua anak manusia: Liang Nura (laki-laki) dan Wato Wele (perempuan).
Sejarah mencatat, kapal niaga Portugis pertama kali merapat di Larantuka pada tahun 1556. Portugis masuk ke kawasan ini untuk berdagang kayu cendana. Saking indahnya Larantuka, bangsa Portugis pada masa itu menamakan kawasan ini sebagai Cape of Flower, Tanjung Bunga. Dalam bahasa Portugis, Capeof Flower diucapkan sebagai Cabo da Flora atau Cabo da Flores.
Penyebutan yang demikian menjadi awal dari penamaan pulau tersebut sebagai Pulau Flores. Secara keseluruhan, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ada 1.192 pulau besar dan kecil. Masing-masing memiliki keindahan tersendiri, yang belum sepenuhnya diketahui publik secara luas. Karena itulah, Menko Rizal Ramli menyebutnya, this is very beautiful land, hidden beauty.
isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 24 Mei 2016
---------------------------