Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seribu Golok dari Seribu Pendekar Silat sebagai Gerakan Kreatif

13 Mei 2016   10:28 Diperbarui: 13 Mei 2016   10:36 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukhori, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon (kiri), Jamhari Sakti, Ketua Himpunan Peguron Persilatan Banten (HPPB) Cilegon (nomor 4 dari kiri), dan Tb. Iman Ariyadi, Wali Kota Cilegon (nomor 5 dari kiri), diapit oleh para tokoh Kota Cilegon. Mereka secara bersama-sama menjadi inspirator bagi gerakan kreatif untuk merawat seni-budaya Kota Cilegon. Foto: isson khairul

Pada tahun 2015, dicanangkanlah untuk pertama kalinya Golok Day. Skalanya masih dalam ruang lingkup sesama pesilat serta pengrajin golok. Publik Kota Cilegon menyambutnya dengan antusias. Dalam hal ini, golok tidak hanya diposisikan sebagai senjata seorang pendekar silat. Tapi, sudah di-create sebagai konteks kekinian, golok menjadi senjata ekonomi. Diproduksi kemudian diperdagangkan sebagai cinderamata. Golok juga diciptakan untuk menjadi identitas kota, demi gelorakan spirit warga. Bersamaan dengan itu, usaha kerajinan golok di Kecamatan Ciwandan berdenyut lebih kencang. Gerakan kreatif ini tentu saja positif bagi warga setempat. Juga, bagi tumbuhnya identitas Kota Cilegon.

Dua perempuan pendekar silat menunjukkan kepiawaian mereka memainkan jurus silat dengan Golok Cilegon dalam acara Golok Day di halaman Kantor Walikota Cilegon, pada Sabtu (30/4/2016). Dari lebih dari 1.100 pesilat yang hadir untuk meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) tersebut, sebagian adalah para perempuan pendekar. Mereka menjadi bagian dari gerakan kreatif untuk merawat seni-budaya Kota Cilegon. Foto: isson khairul
Dua perempuan pendekar silat menunjukkan kepiawaian mereka memainkan jurus silat dengan Golok Cilegon dalam acara Golok Day di halaman Kantor Walikota Cilegon, pada Sabtu (30/4/2016). Dari lebih dari 1.100 pesilat yang hadir untuk meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) tersebut, sebagian adalah para perempuan pendekar. Mereka menjadi bagian dari gerakan kreatif untuk merawat seni-budaya Kota Cilegon. Foto: isson khairul
Promosi Kota, Kreativitas Warga

Di tengah gencarnya sejumlah kota di tanah air mempromosikan diri, Golok Day di Kota Cilegon ini tampil sebagai sesuatu yang unik. Event ini bukan hanya menjadi elemen pariwisata. Tapi, sekaligus menjadi komponen gerakan ekonomi kreatif serta gerakan pelestarian seni-budaya. Dari sisi kemasan event, acara Golok Day di halaman Kantor Walikota Cilegon, pada Sabtu (30/4/2016) tersebut, memang fokus pada pencapaian untuk meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Di seputar area itu, ada sejumlah booth yang berisi berbagai kerajinan kreasi para pengrajin Kota Cilegon.

Antara lain, berupa Golok Cilegon dan golok dari berbagai wilayah kawasan Banten. Pengunjung yang hadir, bisa membeli golok tersebut sebagai cinderamata. Ada pula kerajinan dari kayu, yang berwujud dua pesilat sedang bertarung. Dari sejumlah kerajinan yang saya lihat, variasinya masih terbatas. Kualitasnya pun masih rata-rata. Belum cukup kuat untuk menarik minat pengunjung wisata membelinya. Padahal, pengunjung Golok Day itu lumayan banyak. Meski sempat turun hujan, pengunjung memilih bertahan dengan berteduh di sejumlah tenda yang ada.

Artinya, sebagai event seni-budaya, Golok Day sudah memiliki kekuatan untuk menarik minat pengunjung. Momentum ini hendaknya disambut sebagai peluang oleh sektor kerajinan, dengan menciptakan berbagai kreasi yang menarik untuk pengunjung. Pihak berwenang bisa memberikan pelatihan kepada para pengrajin, agar mereka mampu menghasilkan produk kerajinan yang memiliki daya jual, dengan tetap khas Kota Cilegon. Barangkali, ini merupakan pekerjaan rumah yang patut disikapi dengan positif, supaya Golok Day tahun depan bisa memberi manfaat lebih banyak kepada lebih banyak warga.

Bukhori, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon (kiri), Jamhari Sakti, Ketua Himpunan Peguron Persilatan Banten (HPPB) Cilegon (nomor 4 dari kiri), dan Tb. Iman Ariyadi, Wali Kota Cilegon (nomor 5 dari kiri), diapit oleh para tokoh Kota Cilegon. Mereka secara bersama-sama menjadi inspirator bagi gerakan kreatif untuk merawat seni-budaya Kota Cilegon. Foto: isson khairul
Bukhori, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon (kiri), Jamhari Sakti, Ketua Himpunan Peguron Persilatan Banten (HPPB) Cilegon (nomor 4 dari kiri), dan Tb. Iman Ariyadi, Wali Kota Cilegon (nomor 5 dari kiri), diapit oleh para tokoh Kota Cilegon. Mereka secara bersama-sama menjadi inspirator bagi gerakan kreatif untuk merawat seni-budaya Kota Cilegon. Foto: isson khairul
Bukhori, sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon, menyadari bahwa masih banyak peluang untuk mengembangkan Golok Day ini. Bukan hanya dari aspek penyelenggaraannya, tapi juga dari sisi melibatkan berbagai sektor yang relevan dengan ranah seni, budaya, dan pariwisata. Bukhori menilai, dengan sudah masuknya Golok Day dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), ini tentu akan memotivasi banyak pihak untuk menjadi bagian dari penyelenggaraan tahun depan. Apalagi, Aat Syafaat sebagai tokoh masyarakat Kota Cilegon serta Tb. Iman Ariyadi selaku Wali Kota Cilegon, mendukung penuh kreativitas di ranah seni, budaya, dan pariwisata ini.

isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 13 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun