Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pesona Cornelia Agatha dalam Tata Warna Teater Koma

6 Maret 2016   09:35 Diperbarui: 6 Maret 2016   11:43 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akankah Pratikno mengemukakan data terbaru dengan lantang, sebagaimana yang ia lakukan pada Sabtu (10/11/2013) itu? Saat itu, Pratikno berkata, kondisi bangsa kita sudah mengkhawatirkan. Tanpa dukungan dan kebijakan oleh semua elemen bangsa, maka lambat laun seluruh aset akan jatuh ke tangan orang asing. Nah, di tengah gencarnya pemerintahan Joko Widodo menarik asing masuk ke Indonesia, data penguasaan asing seperti apa ya yang disampaikan Pratikno kepada sang Presiden? Tiga punakawan, Gareng-Petruk-Bagong dalam lakon Semar Gugat, sepertinya tidak hendak mengintervensi kekuasaan negeri ini. Kecuali, barangkali sang ratu setan eh Betari Permoni eh Cornelia Agatha.

[caption caption="Bagong mencemooh Prabu Sanggadonya Lukanurani, yang sesungguhnya adalah jelmaan Semar, ayah sang Bagong. Ketika kekuasaan sudah dirasuki setan, maka kesangsian merebak di mana-mana. Krisis kepercayaan akan meruntuhkan segalanya. Inilah pesan moral yang utama dari lakon Semar Gugat. Maka, jangan main-main dengan setan. Jangan pula membiarkan diri dirasuki setan. Foto: isson khairul "]

[/caption]Belajar dari Amarta

Yang diperankan Cornelia Agatha adalah ratu setan di Kerajaan Amarta. Ia mengenakan kostum serba merah, lengkap dengan rambut gimbal panjang, tanduk, dan selendang manik-manik. Sebagai Betari Permoni, Cornelia Agatha dengan sangat leluasa mengeksplorasi panggung Teater Koma, dari awal hingga akhir. Ia berlari, meloncat, dan berkata sinis. Ia menari, menertawakan, dan mengejek sembari terbahak-bahak. Ia kadang menyesali, juga memarahi Kalika, setan kepercayaannya, tatkala Kalika bertindak ceroboh. Dengan keleluasaan yang demikian leluasa, sang ratu setan eh Betari Permoni eh Cornelia Agatha, leluasa pula mengembangkan karakternya, dalam konteks seni peran.

Itulah yang menantang. Dan, Cornelia Agatha sukses mengeksplorasi karakter ratu setan Betari Permoni, dengan mengesankan. Kostum Cornelia Agatha yang serba merah, dirancang Rima Ananda Oemar dengan cermat dan detail.  Sebagai pemimpin tim tata busana Teater Koma sejak tahun 1997, Rima Ananda Oemar setidaknya mempertimbangkan beberapa hal terkait kostum ini. Di satu sisi, Betari Permoni adalah sosok setan. Di sisi lain, Betari Permoni adalah sosok yang cantik dan seksi, yang sesungguhnya sangat tergila-gila pada ksatria Arjuna. Karena itulah, sepanjang pertunjukan, kita tetap dapat menangkap pesona kecantikan serta keseksian Cornelia Agatha eh ratu setan eh Betari Permoni.

[caption caption="Hingga di penghujung pertunjukan, Cornelia Agatha eh ratu setan eh Betari Permoni, tetap menjadi bagian yang dominan. Nano Riantiarno, yang bertindak sebagai penulis naskah sekaligus sutradara Semar Gugat, seakan menggugat kesadaran kita bahwa setan ada di mana-mana, di negeri pewayangan maupun di negeri yang sesungguhnya. Tanpa kesadaran penuh, tiap orang berpeluang untuk dirasuki setan, yang dengan sendirinya akan menggerogoti kemanusiaannya. Foto: isson khairul"]

[/caption]Bahkan, sesekali, kaki Cornelia Agatha yang jenjang, tersingkap hingga ke atas lutut. Meski keseksian bukanlah komponen utama yang hendak ditonjolkan, tapi Cornelia Agatha senantiasa menjaga ritme karakter tersebut dengan apik. Demikian pula halnya dengan teknik vokalnya yang keren. Meskipun sedang meracau sebagai ratu setan, apa yang dikatakan Cornelia Agatha tetap jelas dan tegas. Bisa kita tangkap dengan baik. Di sepanjang pertunjukan, praktis lidahnya tidak pernah belibet, meskipun Cornelia Agatha tiada henti meracau, tidak pernah berhenti bergerak. Dalam konteks akting dan vokal, kolaborasi Betari Permoni dan Kalika, merupakan kontribusi yang menonjol, menjadikan Semar Gugat sebagai tontonan yang menghibur.

Sebagaimana dikemukakan Nano Riantiarno dalam jumpa pers di Sanggar Teater Koma, Jl. Cempaka Raya No. 15, Bintaro, Jakarta 12330, pada Rabu (24/2/2016), "Kami harap, pertunjukan ini menghibur, dan penonton yang hadir memahami pesan moral yang kami sampaikan dalam lakon ini." Apa yang dimaksud Nano Riantiarno sebagai pesan moral, tentulah terasa sebagai frame yang kuat, di tengah pertunjukan Teater Koma yang penuh tata warna ini. Kita memahami dilema para pemimpin, untuk menegakkan kepemimpinan mereka. Ada intrik kekuasaan. Ada krisis kepercayaan rakyat. Dan, ada ratu setan yang tiada henti menggerogoti kepemimpinan mereka.

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

 

Jakarta, 6 Maret 2016

Pertunjukan Semar Gugat, secara kostum, merupakan kombinasi unsur budaya India dan budaya Jawa. Rima Ananda Oemar, yang memimpin tim tata busana Teater Koma, menciptakan hampir 200 kostum untuk pentas kali ini. "Kami harap, pertunjukan ini menghibur dan penonton memahami pesan moral yang kami sampaikan dalam lakon ini," ucap Nano Riantiarno, sutradara Teater Koma.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun