Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

[Meet & Greet] Seno Gumira Ajidarma di Booth KutuBuku, Kompasianival 2015

12 Desember 2015   02:55 Diperbarui: 12 Desember 2015   03:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seno Gumira Ajidarma (pegang mike) dan Linda Christanty (kiri) saat memberikan materi di Workshop Penulisan Cerpen 2015 di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, pada Selasa (9/6/2015). Di Kompasianival 2015, Sabtu (12/12/2015), pukul 16.00 WIB, Seno Gumira Ajidarma hadir untuk meet & greet serta bincang-bincang tentang penulisan cerpen dan esai di booth Komunitas KutuBuku. Foto: print.kompas.com

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Inilah pendekar kata-kata: Seno Gumira Ajidarma. Ia penulis cerpen yang hebat. Ia juga jago menulis esai. Jangan sia-siakan kesempatan ketemu Seno Gumira Ajidarma di booth KutuBuku, pada Sabtu (12/12/2015), Kompasianival 2015, di Piazza, Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, pukul 16.00 WIB.

Beruntung, Seno Gumira Ajidarma siap-sedia hadir di booth KutuBuku. Sebagai penulis cerita pendek dan penulis esai terkemuka saat ini, tentu banyak ilmu dan pengalaman yang bisa kita raih dari Seno Gumira. Rekan-rekan Kompasianer bisa berbincang-bincang dengan Seno Gumira tentang berbagai hal yang terkait dengan dunia penulisan, khususnya cerita pendek dan esai.

Cerpenis Terkemuka Indonesia

Penjelajahan Seno Gumira Ajidarma di ranah penulisan, sudah sangat panjang dan mendalam. Ia lahir tahun 1958 dan sudah aktif sebagai wartawan sejak tahun 1977. Karyanya, baik dalam wujud cerita pendek, esai, dan tentang kebudayaan kontemporer, bertebaran di berbagai media. Seno Gumira Ajidarma juga sudah menerima sejumlah penghargaan di bidang sastra. Kini, ia mengajar di berbagai perguruan tinggi.

Ia cukup lama berada di lingkaran dalam Kompas Gramedia, ketika Seno Gumira Ajidarma bekerja di Majalah Jakarta Jakarta, sebuah majalah berita bergambar yang diterbitkan grup penerbitan tersebut. Seno Gumira Ajidarma juga cukup lama berada di lingkaran dalam grup Tempo, ketika ia bekerja di Majalah Zaman, sebuah majalah keluarga yang diterbitkan kelompok penerbitan Tempo. Perjalanan karirnya di dua grup penerbitan besar tersebut, tentulah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rekam-jejak kepenulisannya.

Sebagai penulis, Seno Gumira Ajidarma sangat produktif. Salah satunya bisa kita amati dari seringnya cerita pendeknya tampil di Harian Kompas pada edisi hari Minggu. Bukan hanya produktif dalam artian jumlah, tapi juga patut kita catat secara kualitas. Salah satu indikatornya adalah buku antologi Cerpen Pilihan Kompas. Buku antologi cerpen ini diterbitkan Kompas tiap tahun, sejak tahun 1992. Buku tersebut berisi sejumlah cerita pendek terbaik yang pernah dimuat Kompas, pada tahun yang bersangkutan.

Misalnya, buku antologi Cerpen Pilihan Kompas 2014. Seluruh cerpen yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2014, diseleksi ulang secara ketat oleh tim seleksi Kompas. Sebagai gambaran, selama tahun 2014, Kompas menerima kiriman cerpen sebanyak 5.452 karya cerpen. Yang lolos untuk dimuat di Kompas sepanjang 2014, ada 49 cerpen, yang dimuat di edisi Kompas hari Minggu. Nah, ke-49 cerpen tersebut diseleksi ulang secara ketat, untuk menentukan, cerpen yang berhak masuk ke buku antologi Cerpen Pilihan Kompas 2014.

Di Kompasianival 2015, Sabtu (12/12/2015), pukul 16.00 WIB, Seno Gumira Ajidarma hadir untuk meet & greet serta bincang-bincang tentang penulisan cerpen dan esai di booth Komunitas KutuBuku. Buku Tiada Ojek di Paris ini adalah kumpulan esai-esai bernas Seno Gumira Ajidarma, tentang masyarakat urban dan kota metropolitan. Berisi tentang tingkah-polah manusia kota, yang berubah seiring berubahnya persepsi tentang dimensi ruang dan waktu. Foto: mizan pustaka

Cerpen Seno Selalu Terpilih

Di buku antologi Cerpen Pilihan Kompas 2014, ada 24 cerpen yang terpilih, yang kerap disebut sebagai Cerpen Terbaik Kompas pada tahun yang bersangkutan. Salah satunya, cerpen karya Seno Gumira Ajidarma, Travelogue. Seingat saya (mohon koreksi bila salah), pada tiap tahun penerbitan buku antologi Cerpen Pilihan Kompas, cerpen karya Seno Gumira Ajidarma, selalu terpilih. Yang paling monumental, empat dari lima cerpen Seno Gumira Ajidarma yang dimuat Kompas sepanjang tahun 1992, terpilih masuk ke buku antologi Cerpen Pilihan Kompas pada tahun yang bersangkutan.

Realitas di atas menunjukkan kepada kita, betapa secara produktivitas dan secara kualitas, karya cerpen Seno Gumira Ajidarma, sungguh mengesankan. Artinya, sayang sekali, bila rekan-rekan Kompasianer yang hadir di Kompasianival 2015, tidak meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan Seno Gumira Ajidarma di booth KutuBuku. Darinya, kita bisa belajar, bagaimana menemukan serta mengelola gagasan untuk dijadikan karya cerita pendek maupun esai.

Ada contoh menarik yang dijabarkan Seno Gumira Ajidarma pada Workshop Cerpen Kompas 2015 di Jakarta. Oh, ya, dalam rangka memperingati 50 Tahun Kompas, harian ini mengadakan Workshop Cerpen di lima kota: Jakarta, Bandung, Denpasar, Makassar, dan Padang Panjang. Pematerinya berbeda-beda di tiap kota. Workshop Cerpen di Jakarta, yang diadakan pada Selasa-Rabu, 9-10 Juni 2015, menampilkan dua pemateri, Seno Gumira Ajidarma dan Linda Christanty. Workshop dilaksanakan di Gedung Kompas Gramedia.

Seno Gumira Ajidarma menjabarkan, menulis yang bagus itu, ibarat mendaki gunung. Pertama kali mendaki, ya kita masih ikut jalur resmi, bahkan juga ditemani pemandu, supaya tidak tersesat. Kali kedua, mungkin sudah bisa tanpa pemandu. Kali kelima, kita bisa mencoba jalur lain, yang barangkali jarang dilalui pendaki lain. Kali kesepuluh, kita sudah bisa mencoba jalur yang benar-benar baru, yang belum pernah ditempuh pendaki lain. Demikian seterusnya, hingga kita sampai hafal wilayah pegunungan tersebut dan leluasa memilih jalur yang kita kehendaki.

KutuBuku dan Mizan Pustaka

Seno Gumira Ajidarma bisa dihadirkan di booth KutuBuku, berkat kerjasama komunitas ini dengan kelompok penerbitan Mizan Pustaka. Awalnya, Thamrin Sonata dan Isson Khairul dari Komunitas KutuBuku, menjalin kerjasama dengan Mizan Pustaka, terkait penerbitan novel terjemahan Harper Lee, Go Set a Watchman, Edisi Indonesia, yang beredar Oktober 2015. Isson Khairul mengulas novel tersebut dan Thamrin Sonata mendiskusikannya secara online, melalui facebook.

Kemudian, pada Minggu (18/10/2015), kami berdua diundang oleh Mizan Pustaka untuk mengikuti rangkaian aktivitas Jelajah Sejarah. Jelajah ini terkait dengan salah satu peristiwa kelam negeri kita, yang kemudian dikenal sebagai G30S-PKI atau Peristiwa Gestapu. Jelajah ini sekaligus menyambut terbitnya buku Gestapu65 karya Salim Haji Said, yang diterbitkan Penerbit Mizan. Di akhir jelajah, digelar diskusi santai tapi serius di pelataran Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, dengan sejarawan Anhar Gonggong (72).

Bersama Peter Adrian, Marketing Komunikasi Mizan Pustaka, kami membangun jalinan komunikasi, sekaligus mencari kemungkinan agar tulisan rekan-rekan Kompasianer bisa diterbitkan menjadi buku oleh penerbit Mizan Pustaka. Sejauh ini, respons Mizan Pustaka cukup positif. Ada dua buku Kompasianer yang sedang kami diskusikan secara intensif dengan Peter Adrian, untuk diterbitkan Mizan Pustaka. Kami, dalam hal ini Komunitas KutuBuku, berharap agar karya rekan-rekan Kompasianer bisa diterbitkan oleh penerbit major.

Dalam konteks Kompasianival 2015, selain menghadirkan Seno Gumira Ajidarma di booth KutuBuku, komunitas ini juga akan menghadirkan kolomnis kawakan serta budayawan kenamaan, Mohamad Sobary, pada Minggu (13/12/2015). Mohamad Sobary, yang akrab dipanggil Kang Sobary, lahir di Bantul, Yogyakarta, 7 Agustus 1952. Ia mantan Pemimpin Umum Kantor Berita Antara, seorang budayawan yang piawai menuangkan pikirannya melalui tulisan. Ini bagian dari upaya Komunitas KutuBuku, agar rekan-rekan Kompasianer leluasa mengembangkan wawasan dalam konteks penulisan.

Jakarta, 12 Desember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun