----------------------------
[1] Proses pengerjaan buku ini adalah hal yang menarik untuk didiskusikan dengan Christina Lamb. Terutama, dalam konteks penulisan. Apakah Malala turut menuliskan kisahnya sendiri atau ia bercerita kemudian Christina Lamb yang menuliskannya. Termasuk juga mengenai proses riset yang dilakukan Christina Lamb terhadap sejumlah tulisan Malala di blog-nya. Ini bisa menjadi masukan berharga untuk para penulis kita.
[2] Sebagai buku yang termasuk kategori buku biografi, bahkan kerap disebut sebagai otobiografi, boleh jadi buku Malala ini merupakan salah satu buku biografi anak perempuan termuda, yang pernah terbit. Kita tahu, kebanyakan seseorang baru dinilai layak di-biografi-kan ketika yang bersangkutan sudah tua atau sudah meninggal dunia. Sementara, pada Malala, meskipun ia masih sangat belia, ia sudah di-biografi-kan.
[3] Ada 16 penulis Indonesia terpilih, yang diundang untuk menghadiri perhelatan sastra internasional terbesar di Indonesia, Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), tahun ini. Ke-16 nama penulis tersebut sudah diumumkan kepada publik, pada Rabu, 6 Mei 2015. “Karya para penulis terpilih tahun ini, menunjukkan sejumlah hal menggembirakan. Mereka pada umumnya mampu menemukan cara ungkap yang lebih segar, dengan referensi kuat dari para penulis dunia yang mereka baca,” kata Aan Mansyur, salah satu anggota Dewan Kurator UWRF. Selengkapnya, silakan baca Ubud Writers Umumkan 16 Penulis Terpilih, yang dilansir tempo.co, pada Kamis l 07 Mei 2015 | 04:41 WIB.
[4] Selengkapnya, silakan baca Why I go to war, by Sunday Times journalist Christina Lamb, yang dilansir theguardian.com, 30 Juli 2014.
[5] Christina Lamb, the Telegraph's award-winning foreign correspondent, was deported from Pakistan yesterday after uncovering evidence of a covert operation by rogue elements in the ISI, Pakistan's military intelligence service, to smuggle arms to the Taliban. Selengkapnya, silakan baca Pakistan expels our foreign correspondent, yang dilansir telegraph.co.uk, 11 November 2001 l 12:01AM GMT.
[6] Selengkapnya, silakan baca My Year With Malala, yang dilansir thesundaytimes.co.uk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H