Jakarta, 25 September 2015
--------------------------
Ada ide tapi tak ada modal. Pemilik ide mencari pemodal, para pemodal juga berburu pemilik ide. Itulah sejumlah hal yang tampil ke permukaan, saat Kopdar Bebas Berbagi bersama FWD Life.
“Bisnis jangan ribet,” kata Yukka Harlanda, CEO Brodo Footwear. “Beda passion it’s ok!” kata Dedy Dahlan, Founder Passionpreneur Academy. Paul Setio Kartono, CFO FWD Life, terus berburu passion.
--------------------------
[1] Menerjemahkan kata passion adalah sebuah tantangan tersendiri. Seringkali, passion diterjemahkan menjadi semangat, dan ini terlalu longgar. Kadangkala, passion dialihbahasakan menjadi hasrat, sinonim dari keinginan, sehingga lebih cocok untuk terjemahan kata desire. Dalam kamus Bahasa Inggris (Oxford), definisi passion adalah strong and barely controllable emotion. Google Translate menyarankan kata renjana untuk passion. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan renjana sebagai rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi). Selengkapnya, silakan baca Mengapa “follow your passion” adalah saran yang menyesatkan, yang dilansir paramitamohamad.com, pada Minggu, 9 Maret 2014.
[2] FWD Life Indonesia (FWD Life) merupakan perusahaan asuransi jiwa patungan dengan perusahaan asuransi yang berbasis di Asia, FWD Group. FWD Life Indonesia didukung oleh pengalaman dan sumber daya multinasional, yang dipadukan dengan talenta dan pemahaman lokal. FWD Life Indonesia didirikan pada 12 November 2012. Pada Juni 2015 lalu, FWD Life meluncurkan iFWD Liberate, jalur distribusi asuransi secara online. Menurut Paul Setio Kartono, Direktur Keuangan FWD Life, iFWD Liberate merupakan kanal baru yang digunakan perseroan untuk menyasar anak muda kota. Selengkapnya, silakan baca Jual asuransi online, FWD sasar anak muda kota, yang dilansir kontan.co.id, pada Jumat l 05 Juni 2015 | 13:21 WIB.
[3] Ajang ini merupakan hasil kerjasama FWD Life dengan Dreamlab, yang telah mengadakan workshop virtual untuk para passionpreneur, dengan menyediakan kelas online di bebaskanlangkah.com/bebasberbagi. Pada kelas online tersebut, terkumpul 3.500 peserta dan 1.399 proposal ide bisnis. Dari semua itu, terpilih 6 proposal ide bisnis terbaik, berdasarkan inovasi, originalitas, dan kesinambungan. Keenam finalis tersebut mendapat kesempatan untuk mempresentasikan ide bisnis mereka kepada para investor dan komunitas di Kopdar Bebas Berbagi, yang digelar pada Sabtu, 19 September 2015, di Kopitiam Tan, SCBD Lot 8, Jl. Jenderal Sudirman No. 52–53, Jakarta Selatan. Seorang finalis berhalangan hadir. Hanya 5 finalis yang mempresentasikan ide bisnis mereka saat itu: Anggia Rahendra, Fitri Kumala, Alicia Van Akker, Ignatius Leonardo, dan Rinda Gusvita.
[4] Dalam konteks yang lebih luas, sesungguhnya FWD Life concern pada peningkatan literasi keuangan di tengah masyarakat Indonesia. Maklum, dari 177,7 juta masyarakat Indonesia, yang berusia 15 tahun ke atas, baru 36,1 persen saja atau sekitar 64,15 juta dari mereka yang sudah memiliki akun di bank atau tercatat sebagai nasabah bank. Ini menurut data yang dihimpun World Bank Group dalam The Little Data Book on Financial Inclusion tahun 2015.