Jakarta, 22 September 2015
-----------------------------
FWD Life, melalui kegiatan Bebas Berbagi, mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan wawasan akan pemahaman keuangan serta pemberdayaan diri dalam pengembangan bisnis.
Para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat untuk fokus mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM), kemudian mengintegrasikannya sebagai kekuatan ekonomi kawasan. Ini peluang sekaligus tantangan.
--------------------------
[1] Yukka Harlanda, lengkapnya Muhammad Yukka Harlanda, merintis bisnis sepatu ini sejak tahun 2010, bersama rekan sekampusnya, Putera Dwi Karunia. Mereka saat itu sama-sama kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Yukka jurusan Teknik Sipil. Awalnya, dengan modal urunan sekitar Rp 7 juta, mereka mulai dengan jualan 30 pasang sepatu. Produk sepatunya dikerjakan oleh pengrajin sepatu di Cibaduyut, Bandung, yang sejak tahun 1920 memang sudah dikenal sebagai sentra produksi sepatu dan olahan kulit. Melalui digital marketing, sepatu Brodo kian tenar di kalangan anak muda pecinta fesyen. Dalam waktu empat tahun, jumlah produksinya mencapai 4.500 pasang sepatu per bulan. Selengkapnya, silakan baca Sepatu Brodo Produksi Hingga 4.500 Pasang/Bulan, yang dilansir swa.co.id, pada Selasa | 3 Juni 2014.
[2] FWD Life Indonesia (FWD Life) merupakan perusahaan asuransi jiwa patungan dengan perusahaan asuransi berbasis di Asia, FWD Group. FWD Life Indonesia didukung oleh pengalaman dan sumber daya multinasional, yang dipadukan dengan talenta dan pemahaman lokal. FWD Life Indonesia didirikan pada 12 November 2012. Pada Juni 2015 lalu, FWD Life meluncurkan iFWD Liberate, jalur distribusi asuransi secara online. Menurut Paul Setio Kartono, Direktur Keuangan FWD Life, iFWD Liberate merupakan kanal baru yang digunakan perseroan untuk menyasar anak muda kota. Selengkapnya, silakan baca Jual asuransi online, FWD sasar anak muda kota, yang dilansir kontan.co.id, pada Jumat l 05 Juni 2015 | 13:21 WIB.
[3] Dalam konteks literasi keuangan, di Gedung Bank Indonesia, pada Rabu (2/9/2015), Managing Director International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde, mengakui, potensi besar yang dimiliki Indonesia, untuk menciptakan daya saing ‎Indonesia, terutama dalam hal pasar uang. Dalam konferensi tingkat tinggi Future of Asia's Finance: Financing for Development 2015, Lagarde mengungkapkan, Korea Selatan adalah salah satu negara yang pantas untuk ditiru, untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Selengkapnya, silakan baca Tingkatkan Literasi Keuangan, IMF Minta Indonesia Contoh Korsel, yang dilansir liputan6.com, pada Rabu l 02 September 2015 l 12:31 WIB.
[4] David C Mclelland dalam bukunya The Achieving Society, mengatakan, paling tidak dibutuhkan 2 persen pengusaha dari total jumlah penduduk, agar sebuah negara menjadi makmur dan sejahtera. Jika mengacu pada perhitungan tersebut, berarti dari total 250 juta penduduk Indonesia, minimal harus ada 5 juta pengusaha untuk membangun negara ini dalam bidang ekonomi. Sebagai perbandingan, jumlah pengusaha di Singapura 10 persen, Jepang 15 persen, China 16 persen, dan Amerika Serikat 18 persen dari total penduduknya. Selengkapnya, silakan baca Pengusaha Dilahirkan atau Diciptakan?, yang dilansir kompas.com, pada Rabu l 4 Februari 2015 | 07:08 WIB.