Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Jangan Ribet, Beda Passion It’s Ok!, Kata Yukka Harlanda dan Dedy Dahlan

22 September 2015   10:38 Diperbarui: 22 September 2015   11:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FWD Life Tumbuhkan Optimisme

Masih rendahnya tingkat literasi keuangan nasional dan masih terbatasnya jumlah wirausaha, bukan berarti membuat kita jadi pesimis. Justru, ini tantangan untuk bangkit. Apa yang sudah dilakukan FWD Life, sebagai lembaga asuransi kehidupan, menunjukkan kebangkitan tersebut. Sebagai catatan, Bebas Berbagi adalah kelanjutan dari aktivitas Bebaskan Langkah dan Passionpreneur Workshop dari FWD Life. Program ini berlangsung sejak April–Mei 2015 lalu, yang finalnya digelar pada Sabtu, 19 September 2015.

Lihatlah, lebih dari 3.500 ide dan konsep bisnis yang dikirimkan anak negeri, dari berbagai penjuru tanah air. Ini tentu saja membangkitkan optimisme kita. Apalagi ide dan konsep bisnis tersebut datang dari kalangan muda, yang tentu saja mereka merupakan generasi yang bakal menambah jumlah wirausaha negeri ini. Menurut Paul Setio Kartono, yang menjadi keynote speech di Kopdar Bebas Berbagi hari itu, lebih dari separuh dari ide bisnis yang masuk, adalah ide-ide cemerlang yang layak untuk diwujudkan.

Ada 6 ide bisnis cemerlang yang terpilih sebagai finalis. Karena seorang finalis berhalangan hadir, maka hanya 5 finalis yang mempresentasikan ide bisnis mereka di Kopdar Bebas Berbagi tersebut. Kopdar ini digagas oleh FWD Life, dengan menggandeng Kompas.com dan Kompasiana[5]. Kelima finalis tersebut: Anggia Rahendra, Fitri Kumala, Alicia Van Akker, Ignatius Leonardo, dan Rinda Gusvita. Mereka tampil meyakinkan, mempresentasikan ide dan konsep bisnis masing-masing.

Alicia Van Akker, dengan ide dan konsep bisnis Rumah MC, terpilih sebagai Juara I, Anggia Rahendra sebagai Juara II, dan Ignatius Leonardo di posisi Juara III. Dari ketiga pemenang ini, nampak jelas bahwa mereka memiliki passion yang kuat pada ide bisnis yang mereka presentasikan. Pada Alicia Van Akker, misalnya, ia sendiri adalah seorang master of ceremonies (MC), yang sudah cukup lama aktif sebagai pembawa acara. Ia sudah memahami lika-liku dunia MC, juga sudah mengenal dengan baik kebutuhan penyelenggara event, yang membutuhkan jasa MC. Ide bisnisnya tentang Rumah MC, dengan sendirinya mencerminkan passion yang bersangkutan.

Speaker, dari kiri ke kanan: Reza Herlambang (moderator), Dedy Dahlan (Founder Passionpreneur Academy), Leonora Adelia (pendiri Travas Life), Indra Uno (Seratoga Investama Sedaya) Yukka Harlanda (CEO Brodo), dan Paul Setio Kartono (CFO FWD Life). Mereka berbagi pengalaman tentang proses menemukan ide dan konsep bisnis, serta strategi mewujudkan bisnis. Foto: widha karina

FWD Life, dari Passion ke Bisnis

Sebagaimana dikemukakan Paul Setio Kartono di atas, FWD Life serius mengedukasi potensi yang ada dalam masyarakat, untuk mengejar passion mereka dan mengubah passion tersebut menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan. Dedy Dahlan[6], dari Passionpreneur Academy, yang juga jadi pembicara di Kopdar Bebas Berbagi tersebut, menggambarkan passion sebagai sesuatu yang unik pada tiap orang. Ia menilai, passion Yukka Harlanda lebih pada proses untuk berkreasi, menciptakan sepatu. Hasratnya yang menggebu-gebu untuk berkreasi itulah, yang mendorongnya untuk berbisnis.

Di sisi lain, ada pula orang yang passion-nya pada kemampuan mencermati pasar, memahami kebutuhan market, dan jeli melihat peluang usaha. Beruntunglah orang yang memiliki kedua sisi passion tersebut: kreator sekaligus entrepreneur. Adakalanya, dan ini yang umum terjadi, seorang kreator berpartner menjalankan bisnis dengan seorang entrepreneur. Menurut Dedy Dahlan, sudut pandang kedua orang berbeda passion tersebut, jelas berbeda. Yang satu asyik dengan imajinasinya dalam berkreasi, yang satu lagi berkutat dengan kalkulator menghitung biaya produksi dan harga jual.

Dalam menjalankan bisnis, kata Dedy Dahlan, kedua pihak tersebut, sudah seharusnya saling bertoleransi untuk menjaga keseimbangan, agar bisnis bisa berjalan. Bisnis itu saling melengkapi, untuk menciptakan kekuatan. Sebaliknya, jika masing-masing pihak dominan dengan keras kepalanya, maka yang terjadi adalah perpecahan. Kerjasama jadi berantakan. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh mereka yang baru mulai berbisnis. Maka dari itu, banyak orang yang semula berteman baik, tapi jadi musuhan setelah berbisnis.

Dengan kata lain, menemukan passion diri sendiri, sama pentingnya dengan memahami passion partner bisnis. Yang dimaksud dengan partner bisnis, cukup luas cakupannya. Karyawan, rekan kerja, pemasok bahan baku, dan pemodal alias investor adalah beberapa contoh pihak yang menjadi partner bisnis. Dalam sebuah mata-rantai aktivitas bisnis, dari hulu ke hilir, ada begitu banyak partner dari sebuah bisnis. Maka dari itu, Dedy Dahlan menegaskan, tidak ada bisnis yang berjalan sendiri. Bisnis pasti membutuhkan partner, sekecil apa pun skala bisnis tersebut. Membangun relasi dengan partner serta menjaga relasi dengan partner, adalah komponen penting bagi keberlanjutan sebuah aktivitas bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun