Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

46.000 Sapi Betina Produktif di Jawa Tengah, Berakhir di Rumah Jagal

8 September 2015   18:35 Diperbarui: 9 September 2015   08:10 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana jual beli sapi di Pasar Hewan Pon, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (1/9/2015). Harga sapi siap potong di sejumlah wilayah, melonjak. Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, misalnya, menjelang Idul Adha 1436 Hijriah ini, harga sapi naik hingga Rp 1,5 juta per ekor, dibanding beberapa pekan sebelumnya. Sapi jantan siap potong, kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Agus Rahmad, mulai Rp 17,5 juta. Foto: antaranews.com  

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Sapi kembali jadi buah bibir, menjelang Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah ini. Pedagang merangsek sampai ke pelosok kampung, untuk membeli sapi. Harga jual di berbagai pasar hewan pun melonjak [1]. Apa boleh buat, sapi betina produktif pun dilego, kemudian berakhir di rumah jagal.

Di tengah upaya untuk terus menambah populasi sapi, ini tentu bukan kabar positif. Karena, sapi betina produktif, diharapkan terus dipelihara, agar bisa beranak-pinak sebagai bagian dari proses menambah populasi sapi. Namun, para peternak sapi, khususnya peternak rakyat, berada dalam dilema. Di satu sisi, harga pakan sapi terus membumbung tinggi [2]. Sebagian dari mereka sudah tidak sanggup membiayai pemeliharaan sapi, di tengah beban ekonomi saat ini. Di sisi lain, harga jual sapi sedang bagus-bagusnya. Mereka butuh dana untuk membiayai anak-anak sekolah serta mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, di tengah harga barang dan jasa yang terus merangkak naik.

Undang-Undang Sapi Betina

Sapi betina, khususnya yang masih produktif, dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuannya, agar populasi sapi di tanah air tetap terjaga, bahkan diharapkan jumlahnya terus bertambah. Secara umum, yang tergolong sapi betina produktif adalah sapi yang usianya kurang dari tiga tahun. Peternak dilarang memotong sapi tersebut. Yang melanggar, bisa dipidana kurungan 1-6 bulan atau didenda Rp 1-5 juta. Memperjualbelikan sapi betina produktif, tentu saja tidak dilarang.

Bagaimana pihak berwenang mengontrolnya? Sejumlah pedagang sapi di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (7/9/2015) [3], bercerita bahwa mereka kerap membeli dan menjual sapi betina produktif, kemudian dipotong di sejumlah rumah pemotongan hewan (RPH) [4]. Selama tidak ada razia dari pihak berwenang, ya aman-aman saja. Sebaliknya, jika musim razia, sapi betina produktif akan lenyap dari pasaran, juga akan hilang dari berbagai RPH.

Kita tahu, razia atau inspeksi, hanya berlangsung sewaktu-waktu, tidak sepanjang waktu. Maka, undang-undang perlindungan sapi betina produktif tersebut, praktis tidak cukup efektif untuk menjaga populasi sapi di tanah air. Kapan saja, jika tidak ada razia, sapi betina produktif akan tergolek di tangan para jagal di RPH, kemudian masuk ke pasar sebagai daging sapi konsumsi.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, pada Minggu (6/9/2015), mencatat, rata-rata, pemotongan sapi betina produktif di Jawa Tengah, mencapai 46.000 ekor per tahun[5]. Dengan kata lain, ada sekitar 3.800 ekor sapi betina produktif yang menjadi sapi pedaging per bulan. Jika dikorelasikan dengan data yang sama di 34 provinsi di tanah air, barangkali jumlahnya cukup signifikan, dalam konteks menjaga serta menambah populasi sapi lokal secara nasional.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat sidak ke peternakan di Tangerang, Banten. Pada Kamis (3/9/2015), usai rapat koordinasi tentang deregulasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Amran Sulaiman mengusulkan pemangkasan 16 perizinan investasi di bidang pertanian. Beberapa perizinan yang akan disederhanakan, di antaranya, untuk investasi di bidang peternakan sapi. Saat ini Indonesia sangat membutuhkan gelontoran modal untuk membangun peternakan sapi indukan, guna meningkatkan populasi sapi di dalam negeri. Foto: jabar.pojoksatu.id

Populasi Sapi, Harga Daging Sapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun