[6] Soemarsono, Kepala Humas PT KA Daops VIII Surabaya, menegaskan, kesibukan layanan moda transportasi angkutan kereta api di saat libur Natal dan Tahun Baru, sangat terbantu dengan kehadiran para pecinta kereta api yang menjadi relawan. Selengkapnya, silakan baca Natal, Pecinta Kereta Api Bantu Kesibukan Angkutan KA, yang dilansir suarasurabaya.net, pada Senin l 22 Desember 2014 | 15:06 WIB.
[7] Komunitas ini sudah berjalan lima tahun. Bagi anggota KRD9, Depo Lokomotif milik Daops 9 Jember, yang terletak di Jl. Mawar, Kelurahan/Kecamatan Patrang, merupakan wahana bagi mengalirnya darah para pecinta kereta api. Dengan melihat seluruh lokomotif tersebut, para anggota menjadi lebih sayang dan cinta terhadap mesin-mesin itu. Selengkapnya, silakan baca Melihat Lebih Dekat Para Pecinta Kereta Api di Jember, yang dilansir Radar Jember, pada Rabu l 05 Februari 2014.
[8] Salah satunya, Komunitas Pencinta Kereta Api Sumbar, yang didirikan oleh Maulana Nur Achsani, Anggi Andrian Latif, dan Graha pada 25 November 2010 lalu. Selengkapnya, silakan baca Kiprah Komunitas Pencinta Kereta Api Sumbar, yang dilansir koran.padek.co, pada Sabtu l 29 Agustus 2015 l 11:02 WIB.
[9] Kata-kata Jakob Oetama tersebut dipetik Suryopratomo, Pemimpin Redaksi Harian Kompas, dalam buku Kompas. Dari Belakang ke Depan. Menulis dari Dalam yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada April 2007 dan dicetak terbatas. Kemudian, setelah dilakukan beberapa revisi, judul buku tersebut disingkat menjadi Kompas, Menulis dari Dalam. Edisi revisi ini diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada November 2007. Buku ini merupakan catatan pengalaman sejumlah karyawan dan wartawan yang pernah bergabung dengan Kompas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H