Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kriko Keliling Kota, Komunitas Commuter Line, dan Aksi Pecinta Kereta

3 September 2015   17:24 Diperbarui: 3 September 2015   17:24 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

------------------------------

Untuk menyambut Kompasianival 2015, Pepih Nugraha selaku COO Kompasiana, menggelar Kompasiana Community Gathering (KCG), demi menyatukan spirit berkomunitas.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/kata-pepih-nugraha-ke-laut-aja-kata-joko-widodo-harus-kembali-ke-laut_55d8082f7797733b07008111

25 Agustus 2015 lalu, komunitas Kompasianer Peniti Community (KPC) meluncurkan 2 buku dari 30 penulis di Kompasiana, di Gedung Kompas Gramedia. Ini buku ke-16 dan 17 dari komunitas KPC.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/2-buku-baru-dari-kompasianer-peniti-community-sebagai-life-investment_55da7153397b6116048b4567

--------------------------

[1] Kriko sebagai maskot Kompasiana, diluncurkan pada Jumat (21/11/2014), menjelang Kompasianival 2014. Desain maskot tersebut merupakan rekaan Muhammad Syukri, Kompasianer dari Takengon, Aceh, yang menjadi pemenang lomba desain maskot Kompasiana, yang diadakan pada tahun 2011. Kriko berasal dari bahasa Gayo, yang berarti sejenis burung berkepala putih, memiliki ukuran tubuh sebesar ukuran merpati, dan banyak ditemukan di dataran tinggi Gayo, Aceh. Maskot ini diperkenalkan kepada publik pada acara Kompasianival 2014 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada Sabtu (22/11/2014). Selengkapnya, silakan baca Kompasiana Luncurkan Maskot dan Kartu Komunitas Berbasis Flazz, yang dilansir kompas.com, pada Jumat l 21 November 2014 | 18:08 WIB.

[2] Ini adalah bagian dari promo Kompasiana di gerbong Commuter Line, sejak 20 Agustus 2015 lalu, hingga setahun ke depan. Sejak makin tertatanya transportasi publik ini, jumlah penumpang yang tahun 2013 sekitar 600.000 per hari, meningkat mencapai 700.000 penumpang tahun 2014, dan pada Juni 2015 sudah mencapai 800.000 orang per hari. Pada hari kerja, jumlah penumpang bisa mencapai 830.000 orang per hari. Berbagai brand, berlomba-lomba berpromo di gerbong kereta. Ini terlihat dari banyaknya iklan di dalam dan di luar gerbong. Tentang efektivitas iklan di gerbong kereta, silakan baca Iklan Di KRL Commuter Line Yang Efektif, yang dilansir pariwara.co.id, pada Selasa l 28 April 2015.

[3] Para penulis di Kompasiana menamakan diri Kompasianer. Kompasiana sebagai media warga, dirintis oleh Pepih Nugraha, yang bergabung dengan Harian Kompas, sejak tahun 1990. Pada tahun 2008, ia ditugaskan untuk membidani Kompasiana, yang kemudian menjadi wadah bagi para penulis, para blogger. Nama Kompasiana dicetuskan oleh Budiarto Shambazy, wartawan senior Kompas. Nama Kompasiana pada awalnya merupakan rubrik di Harian Kompas, yang diisi oleh PK Ojong, pendiri Kompas. Saat ini, tercatat sekitar 300.000 penulis di Kompasiana. Sehari-hari Pepih Nugraha akrab disapa Kang Pepih.

[4] PT KAI Commuter Jabodetabek, yang mengelola Commuter Line, menambah perjalanan kereta rel listrik (KRL) commuter line, mulai 1 April 2015. Hal ini menyusul meningkatnya pengguna KRL. Direktur Utama PT KCJ, Muhammad Nurul Fadhil, mengatakan, dengan penambahan itu, akan ada 872 perjalanan KRL per hari atau 115 perjalanan lebih banyak dari sebelumnya. Selengkapnya, silakan baca Penambahan Jadwal Commuter Line dan Ancaman Kemacetan, yang dilansir kompas.com, pada Jumat l 27 Maret 2015 | 18:23 WIB.

[5] Mulai 1 April 2015, Commuter Line menetapkan tarif progresif baru. Skema tarif itu diubah dengan berpatok pada jarak tempuh, bukan lagi pada jumlah stasiun. "PSO (public service obligation/subsidi) pemerintah tetap sama, dapat potongan tiga ribu rupiah tiap penumpang. Seharusnya, kalau tanpa PSO, tarif KRL buat 25 kilometer pertama itu sebesar lima ribu rupiah. Dengan PSO, cuma bayar dua ribu," kata Eva Chaerunisa, Manajer Komunikasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter Jabodetabek, pada Kamis (12/3/2015). Selengkapnya, silakan baca Subsidi Tetap Sama Meski Tarif KRL Commuter Berubah, yang dilansir kompas.com, pada Jumat l 13 Maret 2015 | 02:50 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun