Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Rupiah Melemah, Ekspor Produk Olahan Ikan, dan Berkah Nelayan Menjaga Laut

27 Agustus 2015   05:52 Diperbarui: 27 Agustus 2015   06:36 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[5] Lihat saja, PT Dharma Samudera Fishing Industry Tbk., yang memasang target ekspor tahun ini, tumbuh 20 persen di atas realisasi tahun lalu, menjadi 25 juta dollar AS. Herman Sutjiamidjaja, Direktur Dharma Samudera, membantah jika perusahaannya disebut tengah berusaha mengambil untung dari kejatuhan rupiah. Katanya, memang pasarnya saat ini cukup mendukung, sehingga ekspor bisa ditingkatkan. Selengkapnya, silakan baca Rupiah Melemah, Industri Perikanan Memanen Untung, yang dilansir kompas.com, pada Rabu l 26 Agustus 2015 | 12:21 WIB.

[6] Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam upaya mengawal visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan laut sebagai masa depan peradaban bangsa. Hal ini disampaikan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti, saat rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam (GNP-SDA) di Kuta, Bali, pada Selasa (4/8/2015). Selengkapnya, silakan baca Kawal Visi Kelautan Jokowi, Menteri Susi Gandeng KPK, yang dilansir kompas.com, pada Selasa l 4 Agustus 2015 | 12:36 WIB.

[7] Menurut Joko Widodo, mesin pendorong pertumbuhan ekonomi yang selama ini menopang perekonomian Indonesia, seperti bahan mentah, tidak lagi bisa diandalkan. Maka dari itu, Jokowi menekankan perlunya pendekatan industrialisasi. Hal itu dikemukakan Jokowi dalam acara yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, pada Kamis (9/7/2015).

[8] Presiden Joko Widodo menepis tudingan sebagian orang yang mempertanyakan kunjungan kerjanya ke sejumlah provinsi di Indonesia Timur, seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Kata Joko Widodo, saya ini membawa uang triliunan rupiah, untuk mempercepat pembangunan proyek infrastruktur di wilayah Indonesia bagian Timur. Selengkapnya, silakan baca Jokowi: "Ngapain" ke Indonesia Timur? Saya Bawa Uang Triliunan..., yang dilansir kompas.com, pada Jumat l 8 Mei 2015 | 23:20 WIB.

[9] Dengan visi pertumbuhan melalui pengembangan sumber daya manusia yang luas dalam pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, perusahaan menyediakan hasil yang lebih baik untuk nelayan Indonesia. Selengkapnya, silakan baca Dharma Samudera Fishing Industries, yang dilansir merdeka.com.

[10] Pemberantasan illegal fishing yang digaungkan pemerintah sejak awal tahun ini, membuat hasil tangkapan nelayan yang memasok ikan ke perusahaan, meningkat 20-30 persen. Ini turut mendongkrak kinerja perusahaan. Selengkapnya, silakan baca Rupiah Melemah, Industri Perikanan Memanen Untung, yang dilansir kompas.com, pada Rabu l 26 Agustus 2015 | 12:21 WIB.

[11] Tradisi Sasi Laut merupakan aturan adat masyarakat di Kepulauan Raja Ampat, untuk menjaga keseimbangan alam. Hal ini sekaligus untuk menjaga agar kekayaan alam tetap lestari. Masyarakat adat setempat sadar benar, apapun alasannya, eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, akan mendatangkan bencana bagi mereka sendiri. Itulah makna dari Tradisi Sasi Laut. Selengkapnya, silakan baca Tradisi Sasi Laut Menjaga Keseimbangan Alam, yang dilansir indosiar.com, pada Rabu l 28 Maret 2007 l 12.00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun