Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

2 Buku Baru dari Kompasianer Peniti Community, sebagai Life Investment

24 Agustus 2015   08:20 Diperbarui: 24 Agustus 2015   08:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

----------------------------

Pak Tjip adalah kita dan Bu Tjip bagian dari kita. Thamrin Sonata menyatukan mereka dalam buku: Beranda Rasa dan Penjaga Rasa.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/pak-tjip-dan-bu-tjip-dalam-rasa-thamrin-sonata_54f360e0745513802b6c7350

Bila kita sungguh-sungguh mencermati apa yang dituliskan Pak Tjip dari hari ke hari, kita paham life investment yang dimaksud Pak Tjip.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/tradisi-perekat-rasa-kebersamaan-sebagai-bangsa-dalam-pergaulan-dunia_55c6d82f387b61e211c75ff7

Pepih Nugraha, di Kompasiana Community Gathering, bilang, ”Jaman sekarang, jika tak bergabung dalam komunitas, ke laut aja deh.”

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/kata-pepih-nugraha-ke-laut-aja-kata-joko-widodo-harus-kembali-ke-laut_55d8082f7797733b07008111

--------------------------

[1] Thamrin Sonata lahir di Pemalang, Jawa Tengah. Ia menjadi Kompasianer sejak 22 September 2012. Di lingkungan Kompas-Gramedia, ia bukanlah orang baru. Di rentang tahun 1980-1990, Thamrin Sonata malang-melintang menulis di Majalah Hai, Tabloid Nova, dan Tabloid Monitor. Selain sebagai wartawan, ia juga aktif menulis fiksi. Di media audio visual, ia juga menjadi bagian dari Kabar-Kabari, perintis program entertainment di televisi. Di urusan penerbitan buku, Thamrin Sonata termasuk kategori gerilyawan, bergerilya ke mana-mana. Salah satu bukunya, Tragedi Semanggi 1998, dengan Kata Pengantar oleh Amien Rais.

[2] Peniti Media adalah penerbit indie, yang dirintis Thamrin Sonata, sejak tahun 1998. Selain menerbitkan karyanya sendiri, penerbit ini juga menerbitkan karya orang lain. Bersamaan dengan dinamika di Kompasiana, pada Kompasianival 2014, Pepih Nugraha merekomendasikan Peniti Community sebagai salah satu komunitas untuk menempati stand di event tersebut. Kemudian, sebagai salah satu komunitas di Kompasiana, nama kerennya menjadi Kompasianer Peniti Community, yang disingkat KPC.

[3] Pepih Nugraha bergabung dengan Harian Kompas, sejak tahun 1990. Pada tahun 2008, ia ditugaskan untuk merintis Kompasiana, yang kemudian menjadi wadah bagi para penulis, para blogger. Nama Kompasiana dicetuskan oleh Budiarto Shambazy, wartawan senior Kompas. Nama Kompasiana pada awalnya merupakan rubrik di Harian Kompas, yang diisi oleh PK Ojong, pendiri Kompas. Saat ini, tercatat sekitar 300.000 penulis di Kompasiana. Sehari-hari Pepih Nugraha akrab disapa Kang Pepih. Para penulis di Kompasiana menamakan dan menyebut diri Kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun