Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Hujan Buatan Terlambat, Kekeringan Kian Meluas, Mari Berkaca pada Thailand

11 Agustus 2015   16:35 Diperbarui: 11 Agustus 2015   17:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[6] Musim kemarau yang memicu kekeringan di sejumlah sentra pertanian menyebabkan harga pangan mulai meningkat. Harga gabah dan beras di sejumlah sentra pertanian telah melebihi harga pembelian pemerintah. Selengkapnya, silakan baca Penyerapan Pangan Anjlok, Bulog Sumsel Babel Bikin Posko Pembelian Beras Petani, yang dilansir print.kompas.com, pada Rabu | 5 Agustus 2015.

[7] Menghadapi musim kemarau, salah satu rekayasa alam yang umum dilakukan adalah melakukan Hujan Buatan. Teknik Hujan Buatan ditemukan oleh Vincent Schaefer dan Irving Langmuir pada tahun 1946. Setahun kemudian, 1947, temuan itu dilanjutkan oleh Bernard Vonnegut. Dalam hal Hujan Buatan ini, yang sebenarnya dilakukan adalah menciptakan peluang hujan dan mempercepat proses terjadinya hujan. Makanya, hal itu dinamai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Pada Februari 2015 lalu, Provinsi Riau bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan modifikasi cuaca hujan buatan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah Pusat melalui BNPB menyiapkan 68 ribu ton garam untuk proses modifikasi cuaca, yang menelan biaya hampir Rp 16 miliar tersebut.

[8] Ini catatan dari Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA). Dalam 65 tahun terakhir, telah terjadi 5 El Nino, yang berintensitas kuat, atau dengan anomali suhu lebih dari 1,5 derajat celsius. Terjadinya El Nino kuat, memang terkait dengan banyak faktor, termasuk aktivitas matahari. El Nino kuat biasanya akan terjadi ketika aktivitas matahari berada pada level minimum. Selengkapnya, silakan baca Bagaimana Pemanasan Global Memicu El Nino yang Lebih Ekstrem?, yang dilansir kompas.com, pada Rabu l 5 Agustus 2015 | 20:45 WIB.

[9] Bondan Winarno mengatakan, Indonesia bisa meniru cara Thailand mempromosikan kuliner, untuk memperkenalkan khazanah makanan tradisional Tanah Air ke mancanegara. Thailand terbukti berhasil menduniakan makanan tradisionalnya, dengan Thai Kitchen to The World, program promosi pariwisata lewat kuliner. Bondan mengatakan hal itu saat berada di Beijing, China, untuk menghadiri penyerahan penghargaan Gourmand World Cookbook Awards. Selengkapnya, silakan baca Indonesia Bisa Tiru Thailand Promosikan Kuliner, yang dilansir kompas.com, pada Sabtu l 24 Mei 2014 | 07:42 WIB.

[10] Investasi pelaku usaha Indonesia ke luar negeri, berpotensi membuka pasar ekspor. Langkah serupa telah dilakukan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia. Selengkapnya, silakan baca Investasi Buka Peluang Ekspor, Fasilitas Perdagangan Dapat Dimanfaatkan, yang dilansir print.kompas.com, pada Senin | 25 Mei 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun