[3] NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil Administration. Pada awalnya, tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), atas keputusan Blok Sekutu, ditugaskan untuk melucuti tentara Jepang. Namun, AFNEI ternyata juga punya misi mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda. Mereka akan membuat Indonesia kembali menjadi negeri jajahan Hindia Belanda, melalui organisasi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tersebut.
[4] Ini film animasi dari MSV Pictures Animation Studio, Yogyakarta. Karakter utama dalam film ini adalah Musa, penyemir sepatu berumur 13 tahun, yang turut mengobati luka tentara musuh yang terkena ledakan bom. Musa dipercaya milisi mengirimkan surat-surat rahasia antara milisi Surabaya dan tentara negara yang baru dibentuk. Film ini mengisahkan tentang anak korban perang, yang mempertanyakan arti kasih sayang. Ini adalah film animasi asli Indonesia pertama, berdurasi panjang.
[5] Pada kesempatan tersebut, Presiden melantik 793 perwira remaja: 215 orang lulusan Akademi Militer, 100 orang lulusan Akademi Angkatan Laut, 89 lulusan Akademi Angkatan Udara, dan 389 orang lainnya lulusan Akademi Kepolisian. Presiden menekankan, sebagai konsekuensi dari bangsa majemuk, berbagai masalah di bidang pertahanan dan keamanan juga semakin dinamis dan kompleks. Selengkapnya, silakan baca Presiden: Dengarkan Kritik Rakyat, yang dilansir print.kompas.com, pada Jumat (31/7/2015).
[6] Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kediaman keluarga pahlawan nasional John Lie, pada Selasa (11/11/2014). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan. Nama John Lie juga diabadikan di salah satu kapal perang milik TNI AL, yaitu KRI John Lie-358.
[7] Kurang dari satu setengah bulan sejak Presiden Joko Widodo menganjurkan agar rakyat Papua didengarkan dan diajak bicara, harian Sydney Morning Herald yang berpengaruh di Australia, memuat laporan Michael Bachelard, High tension in Papua and West Papua. Selengkapnya, silakan baca Mendengar Suara Papua, yang dilansir print.kompas.com, pada Senin (9/3/2015).
[8] Selengkapnya, silakan baca Presiden Jokowi Mendengarkan Papua, yang dilansir print.kompas.com, pada Selasa (21/7/2015).
[9] Para tokoh pemuda itu adalah Sumarto, Suwarso dan M. Tabrani (Jong Java), Bahder Djohan, Djamaludin alias Adinegoro dan Sarbaini (Jong Sumatranen Bond), Jan Tooule Soulehuwij (Jong Ambon), Paul Pinontoan (Pelajar Minahasa), Hamami (Sekar Rukun), dan Sanusi Pane (Jong Batak). Kongres Pemuda I dilangsungkan 30 April sampai 2 Mei 1926 di Jakarta. Sesudah menggalang kekuatan selama dua tahun, mereka mengadakan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H