Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekolah Gratis 4 Tahun untuk Anak Petani Agar Menjadi Penyuluh Pertanian

1 Agustus 2015   20:38 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:44 6110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih minimnya jumlah penyuluh pertanian dan minimnya sebaran sekolah penyuluh pertanian, tentu sudah dipahami oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Karena, ia pernah menjalani profesi sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL). Hal itu dikemukakan Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan di depan ribuan penyuluh pertanian lapangan (PPL) Jawa Tengah di Taman Budaya Surakarta (TBS), pada Rabu (25/2/2015). Ketika menjadi PPL, Amran Sulaiman bercerita bahwa tiap hari ia mengunjungi 25 petani di daerah tempatnya bertugas saat itu.

Jakarta, 1 Agustus 2015

--------------------------

Perum Bulog mulai membeli langsung produk pertanian dari petani. Ini patut diapresiasi, supaya petani tak selamanya didikte para saudagar:

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/saudagar-menggencet-bulog-petani-tertekan-dan-konsumen-kelimpungan_558d5b941597730014fedfff

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (FTP-UB) Malang, Jawa Timur, menciptakan pupuk organik dari limbah:

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/paprika-manjur-pakan-ternak-murah-dari-limbah-biogas-ciptaan-mahasiswa-brawijaya_55765dfccd92731d5cbb9e78

-------------------------

[1] STPP Malang pada awalnya merupakan bagian dari Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Malang. Pada 1 Oktober 1996, kampus APP Malang secara terpadu pindah ke Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kemudian, pada tahun 1999, APP Malang Jurusan Penyuluhan Perikanan di Sedati, Sidoarjo, memisahkan diri dari Departemen Pertanian, menjadi Akademi Perikanan Sidoarjo di bawah Departemen Kelautan. Sejalan dengan perkembangan pembangunan pertanian dan kemajuan teknologi komunikasi dan budidaya, APP Malang sejak tahun 2000 menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang.

[2] Untuk angkatan 2015, ada 460 peserta yang mengikuti ujian tulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) STPP Malang, yang digelar 6-7 Juli 2015. Lokasi ujian dibagi menjadi 3 rayon. Rayon 1: Jawa Timur, bertempat di STPP Malang. Rayon 2: Mataram NTB, bertempat di SMKPP Negeri Mataram. Rayon 3: Kupang NTT, bertempat di SMKPP Negeri Kupang. Pada hari pertama, materi yang diujikan tes tulis Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Umum, dan Psikotest. Pada hari kedua, wawancara dan tes kesehatan.

[3] Mereka dilatih serta diberi pengetahuan tentang pertanian dan pengolahan hasil pertanian, sesuai dengan potensi daerahnya. Seusai dididik, anak petani itu diarahkan menjadi wirausaha pertanian, sekaligus menjadi penyuluh pertanian di daerahnya. Selengkapnya, silakan baca Anak Petani Dididik Jadi Penyuluh, yang dilansir print.kompas.com, pada Jumat (31/7/2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun