Masih minimnya jumlah penyuluh pertanian dan minimnya sebaran sekolah penyuluh pertanian, tentu sudah dipahami oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Karena, ia pernah menjalani profesi sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL). Hal itu dikemukakan Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan di depan ribuan penyuluh pertanian lapangan (PPL) Jawa Tengah di Taman Budaya Surakarta (TBS), pada Rabu (25/2/2015). Ketika menjadi PPL, Amran Sulaiman bercerita bahwa tiap hari ia mengunjungi 25 petani di daerah tempatnya bertugas saat itu.
Jakarta, 1 Agustus 2015
--------------------------
Perum Bulog mulai membeli langsung produk pertanian dari petani. Ini patut diapresiasi, supaya petani tak selamanya didikte para saudagar:
Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (FTP-UB) Malang, Jawa Timur, menciptakan pupuk organik dari limbah:
-------------------------
[1] STPP Malang pada awalnya merupakan bagian dari Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Malang. Pada 1 Oktober 1996, kampus APP Malang secara terpadu pindah ke Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kemudian, pada tahun 1999, APP Malang Jurusan Penyuluhan Perikanan di Sedati, Sidoarjo, memisahkan diri dari Departemen Pertanian, menjadi Akademi Perikanan Sidoarjo di bawah Departemen Kelautan. Sejalan dengan perkembangan pembangunan pertanian dan kemajuan teknologi komunikasi dan budidaya, APP Malang sejak tahun 2000 menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang.
[2] Untuk angkatan 2015, ada 460 peserta yang mengikuti ujian tulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) STPP Malang, yang digelar 6-7 Juli 2015. Lokasi ujian dibagi menjadi 3 rayon. Rayon 1: Jawa Timur, bertempat di STPP Malang. Rayon 2: Mataram NTB, bertempat di SMKPP Negeri Mataram. Rayon 3: Kupang NTT, bertempat di SMKPP Negeri Kupang. Pada hari pertama, materi yang diujikan tes tulis Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Umum, dan Psikotest. Pada hari kedua, wawancara dan tes kesehatan.
[3] Mereka dilatih serta diberi pengetahuan tentang pertanian dan pengolahan hasil pertanian, sesuai dengan potensi daerahnya. Seusai dididik, anak petani itu diarahkan menjadi wirausaha pertanian, sekaligus menjadi penyuluh pertanian di daerahnya. Selengkapnya, silakan baca Anak Petani Dididik Jadi Penyuluh, yang dilansir print.kompas.com, pada Jumat (31/7/2015)