Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jokowi Minta Pengusaha Berinovasi, Pengusaha Minta Jokowi Evaluasi Tiap Kebijakan

12 Juli 2015   05:17 Diperbarui: 12 Juli 2015   05:17 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---------------------------

Memang, ada yang mendesakkan reshuffle kabinet. Ada pula yang mendesakkan diri untuk masuk kabinet. Kekuasaan ibarat candu, yang membuat sebagian orang ketagihan untuk berkuasa:

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/reshuffle-kabinet-profesional-tak-mampu-dongkrak-kepercayaan-pasar_55985bfabd22bdde06c38953

--------------------------

[1] Menurut Presiden Joko Widodo, kurs rupiah yang melemah, tidak harus dihadapi dengan langsung menaikkan harga barang, tetapi dilakukan dengan mengubah sistem distribusi, sistem produksi, dan perubahan desain produk. Joko Widodo, dalam silaturahim Presiden Menjawab Tantangan Ekonomi, tersebut, didampingi Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Darmin Nasution. Acara berlangsung di Jakarta Convention Center, pada Kamis (9/7/2015), dihadiri sekitar 400 ekonom.

[2] Menurut Suryo Bambang Sulisto, harus ada evaluasi dan validasi setiap kebijakan yang dikeluarkan setiap menteri bidang ekonomi. Hal ini agar kebijakan ekonomi terintegrasi, tidak jalan sendiri-sendiri, dan tidak sektoral. Selengkapnya, silakan baca Dunia Usaha Ingin Kebijakan Terintegrasi, dilansir print.kompas.com, pada Sabtu (11/7/2015).

[3] Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafii Maarif, mengadakan pertemuan sekitar 40 menit dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (29/6/2015).

[4] Menurut Gleen Maguire, perekonomian Indonesia kehilangan momentum pada kuartal I-2015. Beberapa kebijakan yang diumumkan untuk menggiatkan program infrastruktur, tampaknya tidak dapat menahan penurunan tersebut. Selengkapnya, silakan baca Pertumbuhan Ekonomi Kehilangan Momentum, dilansir print.kompas.com, pada Selasa (5/5/2015).

[5] Contoh lainnya, Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2015 tentang Uang Muka Pembelian Kendaraan bagi Para Pejabat Tinggi Kementerian/Lembaga/Komisi. Setelah marak protes dan heboh pro-kontra, Presiden Joko Widodo segera mencabut perpres tersebut pada Rabu (6/5/2015). Masih ada lagi, Perpres No 190/2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja yang dicabut dengan penerbitan perpres untuk setiap kementerian. Demikian juga dengan Perpres No 190/2014 tentang Unit Staf Kepresidenan yang direvisi lewat Perpres No 26/2015. Juga, Perpres No 6/2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif, yang ternyata tidak jelas kelembagaannya.

[6] Presiden Joko Widodo kecewa dirinya kekurangan menteri yang bisa didengar, untuk memberikan kepastian kepada para investor dan pasar. Pengamat ekonomi, Destry Damayanti, mengibaratkan, tidak ada menteri senior, yang jika berbicara satu topik, pasar mempercayainya. Selengkapnya, silakan baca Pasar Disebut Tak Percaya Kinerja Menteri Ekonomi Jokowi, dilansir tempo.co, pada Selasa, 30 Juni 2015 | 16:36 WIB. Ekonom yang diundang pada Senin (29/6/2015): Arif Budimanta, Iman Sugema, Hendri Saparini, Djisman Simanjuntak, Anton Gunawan, Destry Damayanti, Prasetyantoko, Poltak Hotradero, Tony Prasetyantono, Lin Che Wei, dan Raden Pardede.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun