Agar ketersediaan data serta kelengkapan data memadai, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengimbau seluruh SKPD agar memberikan datanya untuk dimuat di Jakarta Open Data. Maklum, selama ini, seluruh data yang dimiliki disembunyikan di bagian masing-masing. Menggerakkan budaya keterbukaan akan data adalah tantangan tersendiri untuk mewujudkan kredibilitas pusat data ini. Tantangan lain adalah mengelola tahapan validasi untuk menjaga akurasi data yang disajikan kepada publik. Selanjutnya, bagaimana memelihara spirit para pengelola supaya proses update data terjaga baik, dari waktu ke waktu.
Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan, semakin banyak data yang bisa dibuka kepada publik, maka akan semakin banyak pula kemudahan bagi rakyat untuk memanfaatkan data tersebut. Keterbukaan akan data ini sebenarnya bukan sesuatu yang berdiri sendiri tapi menjadi bagian dari upaya DKI Jakarta untuk menjadi Jakarta Smart City: keterbukaan, partispasi publik, dan data yang selalu update. Untuk skala provinsi, DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang memiliki portal open data. Untuk tingkat Kota, Banda Aceh yang pertama open data.
Jakarta, 1 Juli 2015
----------------------------------------
Selain menggalakkan transparansi dan partisipasi publik, DKI Jakarta menggratiskan biaya sekolah menengah tingkat atas:
-----------------------------------------
[1] Basuki Tjahaja Purnama mengaku kaget mengetahui tingkat kelahiran di DKI Jakarta yang masih tinggi. Dibutuhkan setidaknya 10 tahun bagi Jakarta untuk menekan tingkat kelahiran, dari 2,3 menjadi 2,0 kelahiran per 1.000 orang per tahun. Hal itu mengemuka pada acara Optimalisasi Kinerja Pengelola Program Keluarga Berencana untuk Mewujudkan Jakarta Baru yang Sejahtera di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Jakarta Timur, pada Senin (16/2/2015).
[2] Dien Emmawati, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI, menjelaskan, berdasarkan data BPMPKB, sejak 2010-2014, telah terjadi kenaikan pertumbuhan penduduk sebesar 1,43 persen. Bahkan, tingkat kelahiran selama 10 tahun terakhir turut naik dari 2.1 menjadi 2.3. Data itu dikemukakan Dien Emmawati di kantor BKKBN, Jalan Halim Permata, Jakarta Timur, pada Senin (16/2/2015).
[3] Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, "Bidan-bidan akan kami berdayakan dengan baik. Harus ada bidan di tiap kelurahan nantinya." Hal itu dikatakan Basuki Tjahaja Purnama saat acara Debat Program Kesehatan Cagub-Cawagub DKI Jakarta 2012, di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jl.Salemba Raya, Jakarta Pusat, pada Senin (14/5/2012).
[4] Tuty Kusumawati pada awalnya mengaku takut dengan Jakarta Open Data ini. Takut data tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif oleh pihak-pihak tertentu. Tapi, setelah ia melakukan banyak interaksi dengan panelis-panelis di berbagai kota di dunia, Tuty Kusumawati memandang Open Data ini adalah terobosan yang patut dilakukan. Hal itu ia ungkapkan di Balairung Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Selasa (30/6/2015).