Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jakarta Open Data, Peluang untuk Usaha serta Inspirasi di Tengah Era Transparansi

1 Juli 2015   05:14 Diperbarui: 1 Juli 2015   08:04 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perawat memeriksa kesehatan ibu hamil dan janinnya di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Dengan ketersediaan data ibu hamil secara rinci di berbagai wilayah DKI Jakarta, tentu bisa dipantau kondisi kesehatan mereka, agar dari awal kehamilan hingga persalinan, ibu hamil dan bayinya tetap sehat dan selamat. Keberadaan Open Data DKI Jakarta http://data.jakarta.go.id ini tentu akan bermanfaat. Foto: print.kompas.com

Data Sebagai Peluang Usaha

Secara internal, data tentang angka kelahiran, angka kematian, dan angka pertumbuhan penduduk tersebut, bisa segera dimanfaatkan Pemprov DKI Jakarta untuk membuat kebijakan. Karena data tersebut terbuka dan bisa diakses publik secara luas, maka berbagai lini usaha bisa diciptakan dengan mengacu pada data tersebut. Misalnya, dalam hal pendirian klinik atau rumah sakit bersalin. Ini bisa dikorelasikan dengan data klinik atau rumah sakit bersalin yang sudah ada di berbagai wilayah DKI Jakarta.

Data tersebut juga bisa menjadi acuan untuk warga yang berminat terjun di bidang usaha peralatan bayi dan anak-anak, makanan bayi dan anak-anak, serta pakaian bayi dan anak-anak. Selain itu, data tersebut juga bisa menjadi acuan untuk warga yang bergerak di bidang usaha pendidikan seperti kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Juga, bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang berminat menciptakan mainan anak-anak, mengingat tingkat kelahiran anak-anak yang relatif tinggi.

Menciptakan sebuah lini usaha, dengan memasukkan komponen data sebagai salah satu item dalam pengambilan keputusan, tentulah sudah menjadi suatu keharusan di era bisnis modern saat ini. Berbekal data, bisa diprediksi serta diproyeksikan, seberapa besar ceruk pasar yang tersedia untuk diterobos. Seberapa tinggi tingkat persaingan yang akan dihadapi. Strategi mengkalkulasi peluang dan persaingan, harapan dan risiko, itulah yang kerap memacu adrenalin para pelaku bisnis.

Dengan kata lain, Jakarta Open Data ini bisa menjadi salah satu sarana Pemprov DKI Jakarta mendorong warga untuk menjadi bagian penting dari program pemerintah, dalam rangka menggerakkan ekonomi kerakyatan. Warga akan termotivasi untuk berperan lebih aktif, karena sudah berbekal data yang bisa mereka akses dengan leluasa. Tuty Kusumawati[4], Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, mengungkapkan, Jakarta Open Data ini bagus jika disikapi dengan baik. Karena, dengan berbekal data ini, masyarakat terangsang untuk berkreasi, bikin ini, bikin itu, serta mewujudkan ide untuk membuka usaha berskala ekonomis.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, membuka kompetisi Hackathon Jakarta 2015 (#HackJak2015) di Balai Agung, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (30/6/2015). Melalui kompetisi ini, Basuki mengajak mahasiswa, pengembang aplikasi, dan desainer grafis membantu menciptakan transparansi data dalam Jakarta Smart City. Ia menginginkan dengan Jakarta Smart City, Pemprov DKI Jakarta dapat lebih aktif dan meningkatkan partisipasi publik. Foto: detik.com

Verifikasi dan Validasi Data

Sebagai sebuah permulaan, kehadiran Jakarta Open Data ini tentulah patut kita apresiasi. Memang, belum waktunya untuk membedah fasilitas data ini dalam konteks sebuah pusat data yang memadai. Masih cukup banyak hal yang mesti dibenahi, hingga Jakarta Open Data ini layak disebut sebagai pusat data yang kredibel bagi sebuah Provinsi DKI Jakarta. Apalagi, ke depannya, data-data yang dihimpun dalam Jakarta Open Data tersebut akan dijadikan acuan oleh banyak pihak, antara lain, pelaku bisnis, dalam beraktivitas.

Artinya, data yang dimasukkan ke sini, haruslah data yang sudah memenuhi kualifikasi. Maka, diperlukan mekanisme yang rapi agar akurasi data dapat diklarifikasi. Langkah yang dilakukan Harry Sanjaya, agaknya sudah tepat. "Data dari SKPD (satuan kerja perangkat daerah) nantinya akan diverifikasi terlebih dahulu oleh tim verifikasi dan validasi yang ditetapkan dengan SK Gubernur, sebelum masuk ke portal. Setelah itu, baru disebarluaskan ke publik," kata Harry Sanjaya, Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Kominfomas, di Balai Kota DKI Jakarta, pada Selasa (30/6/2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun