Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekspor Bauksit Tetap Dilarang, Pengusaha Bauksit Tanpa Henti Terus Berjuang

23 Juni 2015   12:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relaksasi Ekspor Ditolak, Tax Holiday Belum Fixed

Sebagai perusahaan swasta pioneer di industri pengolah Bauksit, Harita Prima Abadi Mineral berharap, pemerintah akan memberikan dukungan terhadap upaya yang HPAM lakukan. Kebetulan, Susilo Bambang Yudhoyono sudah digantikan Joko Widodo. Erry Sofyan, yang juga merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I), berharap pemerintahan yang baru akan mengevaluasi kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah tersebut.

Erry Sofyan meminta relaksasi ekspor ke pemerintah, sebab kemajuan pembangunan refinery alumina senilai Rp 12 triliun yang dilakukan HPAM, sudah mencapai tahap konstruksi sipil. "Tahap pertama pabrik refinery kami, sudah mencapai 39,8 persen. Kami minta adanya insentif dari pemerintah, karena kami sudah berinvestasi sekitar Rp 1,2 triliun," tutur Erry Sofyan, seperti yang dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, pada Senin (08/12/2014).

Tapi, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, R. Sukhyar, menegaskan, pihaknya belum bisa menerima permintaan tersebut. Dia beralasan, relaksasi bertentangan dengan Permen ESDM. Sebaliknya, menurut Erry Sofyan, kebijakan relaksasi ekspor patut diberikan pemerintah kepada pengusaha Bauksit. Kenapa? Karena, pemerintah memberikan kelonggaran kebijakan larangan ekspor kepada PT Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara untuk mengekspor konsentrat, yang juga merupakan mineral mentah.

Erry Sofyan menyimpulkan, ada ketidakadilan dalam perlakuan pemerintah terhadap pengusaha Bauksit di tanah air, dibandingkan dengan perlakukan pemerintah terhadap Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara. Bukan hanya dalam konteks relaksasi ekspor, ketidakadilan itu juga dialami Erry Sofyan terkait tax holiday. Harita Prima Abadi Mineral, perusahaan tambang yang kini tengah merampungkan proses pembangunan smelter di Kalimantan Barat, itu pun hingga saat ini belum memperoleh insentif dari pemerintah berupa tax holiday alias pembebasan pajak.

Padahal, menurut Direktur Utama Harita Erry Sofyan, pengurusan tax holiday sudah ia tempuh sejak lebih dari setahun silam. “Satu tahun yang lalu ngurus, tapi sampai saat ini belum fixed,” kata Erry kepada Kompas.com, Jakarta, pada Jumat (12/6/2015). Erry menegaskan, perseroan akan mengusahakan untuk tetap mendapatkan tax holiday. Sekali lagi, meski sudah menambang Bauksit sejak tahun 1924 dan sudah mengekspor Bauksit sejak tahun 1935, Indonesia baru memiliki satu pabrik pengolahan Bauksit milik pemerintah menjadi alumina, yaitu Indonesia Chemical Alumina. Kini, ketika Harita Prima Abadi Mineral sedang bergerak menjadi swasta pioneer di industri pengolah Bauksit, ternyata sangat berliku jalan yang harus ia lalui.

Jakarta, 23 Juni 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun