Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Tak Boleh Lengah, Pengguna Narkoba Terus Bertambah

27 Mei 2015   08:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367918" align="aligncenter" width="600" caption="Deputi Bidang Pencegahan BNN menghibur anak-anak usia dini melalui dongeng pada Selasa, 26/5/2015. Ini bagian dari kerjasama BNN dengan Yayasan Pendidikan Al Azhar Pamulang, Tangerang Selatan. Strategi kreatif ini dilakukan untuk membentengi anak-anak sejak usia dini dari pengaruh narkoba. Terutama, agar mereka tidak jajan sembarangan, karena pengedar narkoba menyusupi anak-anak sekolah dengan narkoba lewat makanan dan minuman yang sengaja dijual di sekitar lingkungan sekolah. Foto: indonesiabergegas.bnn.go.id"][/caption]



Sementara nilai tukar rupiah terus melemah, pengguna narkoba justru terus bertambah. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat, 70 persen dari 4 juta pengguna narkoba di Indonesia saat ini, adalah pekerja di usia produktif. Yang berstatus pelajar dan mahasiswa, sebanyak 22 persen.

Realitas tersebut sungguh menyedihkan, karena negara kita sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Apa jadinya negeri ini, bila sebagian dari generasi harapan bangsa itu sudah digerogoti oleh narkoba. Karena itulah, BNN tiada henti bergerak, mencegah agar pengguna narkoba kian berkurang. Bersamaan dengan itu, BNN juga dengan sungguh-sungguh merehabilitasi para pengguna narkoba agar kembali pulih seperti sediakala.

Rehabilitasi 100 Ribu Pecandu

Tahun 2015 ini, BNN menargetkan merehabilitasi 100 ribu pengguna narkoba. BNN ingin agar mereka yang sudah kecanduan narkoba bisa pulih, bisa kembali ke masyarakat untuk melanjutkan kehidupan mereka dengan normal. “Jika ada kenalan atau anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba, bawalah ke BNN segera. Kami akan merehabilitasi mereka, sampai pulih. Tanpa dipungut biaya,” ujar Dr. Antar M.T. Sianturi, AK., MBA, Deputi Bidang Pencegahan BNN, untuk menunjukkan kesungguhan BNN menggerakkan program rehabilitasi tersebut.

Antar M.T. Sianturi, yang sebelumnya adalah Inspektur III Inspektorat Utama BNN, menjelaskan, untuk mendapatkan layanan rehabilitasi, pelapor cukup membawa Kartu Tanda Penduduk, tanpadikenakanbiaya apapun,sampaipecandu tersebutselesai mengikutiprogram rehabilitasiselama6bulandan dinyatakan pulih oleh petugas pendamping. Program rehabilitasi ini berlaku di seluruh Indonesia. Pelapor bisa datang ke BNN yang ada di kota masing-masing.

Andai tidak memungkinkan untuk mendatangi Kantor BNN, pelapor bisa mengirimkan short message service (SMS) ke SMS Center BNN 0812 2167 5675. Isi SMS cukup singkat saja: nama pecandu dan alamat lengkap pecandu tersebut. Pengirim SMS tidak perlu mencantumkan identitas. ”Dalam hal ini, BNN mengajak masyarakat di seluruh lapisan untuk berpartisipasi, secara bersama-sama menyelamatkan generasi dari pengaruh narkoba,” ungkap Antar M.T. Sianturi dalam acara Indonesia Darurat Narkoba yang dihadiri blogger di Pulau Dua Restaurant, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kompleks Taman Ria Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (26/5/2015).

Kepada 100 lebih blogger, yang 50 di antaranya adalah Kompasianer, Antar M.T. Sianturi mengemukakan, program rehabilitasi ini sebagai bagian dari gerakan menyeluruh pemberantasan narkotika secara nasional. Artinya, upaya pemberantasan, pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi dilaksanakan secara paralel serta terus-menerus. Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kondisi Indonesia sudah darurat narkoba.

[caption id="attachment_367919" align="aligncenter" width="599" caption="Penyalahguna narkoba terbanyak berada di rentang usia produktif di lingkungan dunia kerja. Karena itu, Deputi Bidang Pencegahan BNN gencar mensosialisasikan pencegahan di lingkungan perkantoran, pusat bisnis, dan sentra industri. Ini bagian dari upaya menyelamatkan sumber daya manusia agar tidak digerogoti pengaruh narkoba. Foto: indonesiabergegas.bnn.go.id"]

14326901161888947356
14326901161888947356
[/caption]

Menggalang Komunitas Media Sosial

Deputi Bidang Pencegahan BNN di bawah kepemimpinan Antar M.T. Sianturi, terus memaksimalkan kegiatan sosialisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di seluruh lini kehidupan masyarakat. Baik di kota besar maupun di kota kecil. Baik di kabupaten maupun di kecamatan. Mulai dari sektor keluarga, sektor komunitas, sektor tempat kerja, dan sektor kesehatan, yang tujuannya untuk meningkatkan imunitas masyarakat untuk senantiasa menolak penyalahgunaan narkoba.

Karena kini adalah era media sosial, maka BNN pun mengajak komunitas media sosial untuk turut meningkatkan imunitas masyarakat terhadap narkoba, melalui komunikasi di media sosial. Sebagai mantan direktur di Televisi Republik Indonesia (TVRI), Antar M.T. Sianturi memahami bahwa dengan komunikasi yang strategis, pesan anti narkoba tentu akan lebih mudah dipahami masyarakat. Pemahaman tersebut akan menumbuhkan imunitas.

”Media Sosial kan berbasis komunitas. Pesan anti narkoba yang dikomunikasikan para blogger kepada komunitas masing-masing, tentu akan lebih cepat diserap para anggota komunitas,” kata Antar M.T. Sianturi, yang sejak siang hingga sore, berdiskusi secara akrab dengan para blogger, yang antusias untuk berkontribusi meningkatkan imunitas masyarakat terhadap narkoba. Thamrin Dahlan, Kompasianer yang mengkoordinasikan para blogger dari Kompasiana untuk event BNN ini, mengaku surprise atas antusiasme tersebut.

Antusiasme komunitas media sosial ini, menurut Antar M.T. Sianturi, juga akan membuka ruang lebih lebar kepada para pecandu narkoba untuk mengikuti program rehabilitasi. Semakin banyak pecandu yang direhabilitasi, maka semakin banyak pula peluang untuk menyelamatkan generasi penerus di negeri ini. ”Meski secara persentase, cukup banyak jumlah pecandu yang sudah direhabilitasi, tapi masih kembali menggunakan narkoba. Tapi, kondisi tersebut tidak boleh membuat kita pesimis,” ujar Antar M.T. Sianturi.

[caption id="attachment_367920" align="aligncenter" width="631" caption="Keluarga yang harmonis merupakan benteng yang ampuh untuk melindungi anggota keluarga dari pengaruh narkoba. BNN mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk bersama-sama menjaga keharmonisan, karena hal itu salah satu jalan untuk mencegah masuknya pengaruh narkoba ke dalam lingkungan keluarga serta menangkal anggota keluarga terseret menjadi pengguna narkoba. Foto: kepri.bnn.go.id dan bnn-dki.com"]

1432690213698446047
1432690213698446047
[/caption]

Menjaga Keluarga, Menjaga Lingkungan

Dari penelitian BNN, faktor utama yang membuat pecandu yang sudah direhabilitasi kembali menggunakan narkoba, adalah lingkungan pergaulan yang bersangkutan. Mereka yang terseret menggunakan narkoba, sebagian besar juga karena pengaruh lingkungan. Nah, dalam konteks pengaruh lingkungan ini, Antar M.T. Sianturi mewanti-wanti agar orang tua senantiasa menjaga komunikasi yang positif dalam keluarga.

Bagaimanapun juga, keluarga yang harmonis merupakan benteng yang ampuh untuk melindungi anggota keluarga dari pengaruh narkoba. Keluarga yang berperilaku baik, cenderung akan membangun relasi dengan mereka yang juga berperilaku baik. Ini sudah menjadi hukum alam. Suasana positif secara internal dan eksternal tersebut, tidak akan terjadi dengan sendirinya. Orang tua yang menjadi pemimpin dalam keluarga hendaklah menciptakan serta membangun hal-hal positif itu secara berkesinambungan.

Hal-hal positif itu pulalah yang senantiasa dibangun Antar M.T. Sianturi beserta jajarannya di BNN, dengan para keluarga yang anggota keluarga mereka terseret menjadi pengguna narkoba. BNN menempatkan diri menjadi bagian dari keluarga mereka, yang secara bersama-sama memulihkan melalui program rehabilitasi. Langkah ini ditempuh demi menghapus stigma negatif terhadap pecandu narkoba, yang selama ini terjadi di tengah masyarakat.

Jakarta, 27 Mei 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun