Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kajian BBM Per 3 Bulan vs Gejolak Harga Kebutuhan Pokok

21 Mei 2015   10:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin agak sinis kalau kita katakan bahwa pemerintah selalu terlambat mengantisipasi beban yang harus dipikul rakyat. Yang menanggung seluruh beban kenaikan harga kebutuhan pokok itu kan rakyat. Bukankah seharusnya pemerintah yang kabarnya pro-rakyat ini, mestinya hadir di tengah-tengah para pedagang, demi meminimalkan beban kenaikan harga yang harus ditanggung rakyat?

Kalau faktor penyebab kenaikan harga kebutuhan pokok adalah dampak dari fluktuasi kenaikan harga BBM, tentu bisa dicarikan solusi melalui kebijakan yang terkait dengan pelaku usaha jasa angkutan transportasi barang kebutuhan pokok. Kalau kenaikan harga kebutuhan pokok karena tidak lancarnya arus pasokan barang, seperti pada sebulan menjelang ramadhan ini, tentu pemerintah bisa melakukan langkah-langkah dalam tata-kelola barang kebutuhan pokok.

[caption id="attachment_366935" align="aligncenter" width="724" caption="Ini petikan berita dari tempo.co, Harga Jengkol Naik, Pelanggan Panik, edisi Rabu, (20/05/2015) | 12:28 WIB. Lonjakan harga di atas dihimpun dari sejumlah pedagang di Pasar Panjang, Jalan Sutaatmadja, Kota Subang, Jawa Barat. Para pedagang pasar tradisional ini memprediksi, bawang merah dan cabai merah merupakan dua komoditas sayur yang kenaikan harganya tidak akan tertandingi komoditas lain. Foto: koleksi pribadi"]

1432177937477388625
1432177937477388625
[/caption]

Harga BBM dan Puasa, Akumulasi Lonjakan Harga

Sementara dampak kenaikan harga kebutuhan pokok akibat fluktuasi harga BBM belum teratasi oleh pemerintah, kini faktor kenaikan harga bertambah dengan situasi menjelang ramadhan. Gejolak harga kebutuhan pokok yang terjadi di dua pasar tradisional di Jawa Barat: Pasar Cisaat, Kabupaten Sukabumi, dan Pasar Panjang, Kota Subang, tersebut menunjukkan kepada kita, betapa tata-kelola barang-barang kebutuhan pokok rakyat berada di luar jangkauan pemerintah.

Mekanismenya dibiarkan berada di tangan para pedagang, juga para spekulan. Padahal, Jawa Barat merupakan salah satu sentra barang kebutuhan pokok, yang semestinya tata-kelolanya dicermati dengan sungguh-sungguh agar dampak lonjakan harga bisa diminimalkan. Artinya, sudah seharusnya pemerintah hadir, kalau pemerintah saat ini masih dengan gagah mengklaim diri sebagai pemerintahan yang pro-rakyat, berpihak kepada rakyat. Toh, ini menyangkut harga barang-barang kebutuhan pokok rakyat.

Kondisi dan situasi lonjakan harga kebutuhan pokok yang serupa, juga terjadi di Provinsi Jawa Timur, yang sesungguhnya juga merupakan sentra barang kebutuhan pokok. Alangkah nahasnya nasib rakyat dibiarkan berada di bawah tekanan dan himpitan harga. Lonjakan harga-harga tersebut seakan turut menyambut Hari Kebangkitan Nasional, yang mewujud dalam kebangkitan harga barang kebutuhan pokok. Semua ini terjadi di pasar tradisional, yang menjadi tumpuan sebagian besar rakyat negeri ini. Mungkin, inilah wujud ekonomi kerakyatan yang kini diagung-agungkan.

[caption id="attachment_366936" align="aligncenter" width="713" caption="Ini petikan berita dari tempo.co, Puasa Masih Sebulan, Harga Kebutuhan Pokok Naik, edisi Sabtu (16/05/2015) | 04:10 WIB. Lonjakan harga di atas dihimpun dari sejumlah pedagang pasar tradisional di Pasar Banjarejo dan Pasar Besar Kota, Kota Bojonegoro, Jawa Timur. Martono, pedagang yang tinggal di Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, berharap, pemerintah turun tangan menstabilkan harga kebutuhan pokok tersebut. Foto: koleksi pribadi "]

14321780842060563456
14321780842060563456
[/caption]

Para penguasa negeri ini menggelontorkan istilah ekonomi kerakyatan dan mengklaim berbagai kebijakan sebagai terobosan. Itu pun masih dilanjutkan dengan hiburan harapan agar rakyat bersabar. Mereka memang bebas bicara dan membuat kebijakan apa saja, tapi pada akhirnya yang merasakan adalah rakyat. Itulah yang membedakan penguasa dengan rakyat. Penguasa menetapkan aturan, rakyat yang menanggung akibatnya.

Jakarta, 21 Mei 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun