Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kompasianival Bersama Komunitas

20 November 2014   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_336744" align="aligncenter" width="600" caption="Kompasianival 2014 diadakan di Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu, 22 November 2014. Ini merupakan Kompasianival ke-4 yang diperkirakan dihadiri sekitar 3.000 Kompasianer. Foto: kompasiana.com "][/caption]

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Komunitas tumbuh menjadi kekuatan. Kehadiran media sosial, membuat komunitas menjadi semakin kuat. Komunitas Kompasiana, salah satu buktinya. Dan, Kompasianival meneguhkan kekuatan itu.

Ketika Jakob Oetama, pendiri Kompas-Gramedia, menyebut bahwa Kompas-Gramedia adalah sebuah Indonesia Kecil, sesungguhnya ia sedang mengibarkan spirit keragaman serta kerukunan. Ada beragam suku, beragam agama, serta beragam profesi lebur di sana. Keberagaman itu pulalah yang tercermin dari Kompasiana, melalui tulisan serta foto yang bertaburan tiap saat.

Keragaman dalam Komunitas

Komunitas Kompasiana pada dasarnya adalah komunitas penulis, setidaknya mereka yang berminat pada bidang tulis-menulis. Ini bingkai besar yang menyatukan para Kompasianer. Secara profesi, sangat beragam. Demikian pula secara agama dan suku. Semua melebur bersama gagasan, perdebatan, juga pencerahan.

Saat ini, ada 265.134 Kompasianer yang terdaftar. Tidak semuanya aktif menulis. Ada yang sesekali menulis tapi aktif berkomentar atau sebaliknya. Ada pula yang sudah cukup lama tak menunjukkan aktivitas, karena sesuatu dan lain hal. Tak apa. Toh, sesama Kompasianer senantiasa saling menyemangati untuk terus dan terus menulis.

Dari 265.134 Kompasianer itu, ada yang menghimpun diri dalam berbagai komunitas. Bisa karena kesamaan minat, kesamaan visi, kesamaan hobi, juga karena memiliki kesamaan profesi. Ini sebenarnya menunjukkan potret jenjang keragaman dalam Komunitas Kompasiana. Artinya, dalam komunitas, ada lagi komunitas. Ini barangkali yang disebut, ada bumi ageung, ada bumi alit. Ada lingkaran besar, ada lingkaran kecil.

Meski demikian, toh spirit keragamannya tetap terjaga. Semangat kerukunannya juga senantiasa terpelihara. Salah satu embrio komunitas dalam Komunitas Kompasiana, ditandai dengan terbitnya buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia pada Oktober 2013. Dengan cara sederhana tapi dibarengi spirit kebersamaan yang tinggi, akhirnya buku tersebut terwujud, menyatukan 36 Kompasiner dalam satu buku http://media.kompasiana.com/buku/2013/12/01/buku-merajut-indonesia-warga-biasa-dengan-spirit-bersama-614744.html.

[caption id="attachment_336745" align="aligncenter" width="512" caption="Beberapa buku yang sudah diterbitkan Komunitas Peniti Media atau kerennya Peniti Community (PC). Ini bagian dari kebersamaan serta kerukunan Kompasianer dalam berkarya. Foto: koleksi pribadi"]

1416474323188506485
1416474323188506485
[/caption]

Komunitas Peniti Media

Menyambut Kompasianival 2014 yang akan diadakan di Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu, 22 November 2014, saya bersama Thamrin Sonata bertandang ke Kantor Kompasiana. Kami diskusi kecil dengan Pepih Nugraha, lokomotif Kompasiana, dan Dieki, marketing communication Kompasiana, tentang peran komunitas di era digital age ini.

Ada 30 komunitas yang akan terlibat dalam Kompasianival ke-4 ini. Ada komunitas yang anggotanya bukan Kompasianer, ada pula komunitas yang memang terdiri dari para Kompasianer. Nah, Komunitas Peniti Media atau kerennya Peniti Community (PC), satu di antara 30 itu. Peniti Community berasal dari embrio buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia, seluruh anggotanya ya Kompasianer tulen. Motornya, Thamrin Sonata.

Sejumlah buku yang merupakan karya para Kompasianer, sudah diterbitkan oleh Komunitas Peniti Media. Antara lain, Pancasila Rumah Kita Bersama terbit Oktober 2014, 36 Kompasianer Merajut Indonesia terbit Oktober 2013, dan 25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia terbit Maret 2014. Buku-buku tersebut menunjukkan, betapa kuatnya spirit kebersamaan Kompasianer, berkarya bersama-sama.

Komunitas Peniti Media juga mengakomodir Kompasianer yang hendak menerbitkan buku secara individual. Yang sudah terbit, antara lain, Jabal Rahmah, Rendezvous Cinta Nan Abadi karya Iskandar Zulkarnain, 38 WIB Wanita Indonesia Bisa karya Gaganawati, serta novel Seorang Balita Di Tengah Pergolakan PRRI karya Dian Kelana.

[caption id="attachment_336746" align="aligncenter" width="576" caption="Sebagian anggota Peniti Community (PC) unjuk diri dan unjuk buku di stand Kompasiana, saat Pameran Iptek dan Diskusi di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu, 06 September 2014. Foto: koleksi pc"]

1416474382880549683
1416474382880549683
[/caption]

Peniti Community dan Kompasianival

Nama Komunitas Peniti Media atau kerennya Peniti Community (PC) diresmikan dalam diskusi kecil dengan Pepih Nugraha, lokomotif Kompasiana, dan Dieki, marketing communication Kompasiana, di Kantor Kompasiana, Kamis, 13 November 2014. Sebuah kebersamaan yang mengesankan, sekaligus potret kerukunan yang mengagumkan.

Kebersamaan serta kerukunan itu pulalah yang hendak dibangun di event Kompasianival. Mungkin, secara virtual, kita sesama Kompasianer sudah demikian intens berinteraksi. Tentu akan lebih intens lagi setelah nanti face to face, bertatap-muka. Di boot Peniti Community, sesama Kompasianer bisa saling berbagi proses kreatif secara kreatif.

Mungkin ada yang ingin menerbitkan buku secara bersama-sama. Mungkin pula, ada yang hendak menerbitkan buku secara individual. Di boot Peniti Community, kita bisa saling berbagi pengalaman, toh sama-sama Kompasianer. Sebagaimana yang dipesankan Pepih Nugraha, inti dari komunitas itu adalah berbagi dengan sesama. Yang senior membimbing yang yunior, agar bersemangat untuk terus dan terus menulis.

Dalam hal menerbitkan buku, tak ada kata terlambat, juga tak ada kata tercepat. Semua ini adalah proses kreatif. Dengan telah menerbitkan buku, setidaknya itu bisa menjadi contoh untuk meraih peluang baru. Misalnya, menulis buku tentang suatu institusi atau suatu perusahaan yang hendak merayakan ulang tahun. Atau, menulis seorang tokoh. Bukan tidak mungkin, ini merupakan jalan kreatif untuk menjadi seorang penulis profesional.

Jakarta 20 November 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun