[caption id="attachment_336744" align="aligncenter" width="600" caption="Kompasianival 2014 diadakan di Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu, 22 November 2014. Ini merupakan Kompasianival ke-4 yang diperkirakan dihadiri sekitar 3.000 Kompasianer. Foto: kompasiana.com "][/caption]
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Komunitas tumbuh menjadi kekuatan. Kehadiran media sosial, membuat komunitas menjadi semakin kuat. Komunitas Kompasiana, salah satu buktinya. Dan, Kompasianival meneguhkan kekuatan itu.
Ketika Jakob Oetama, pendiri Kompas-Gramedia, menyebut bahwa Kompas-Gramedia adalah sebuah Indonesia Kecil, sesungguhnya ia sedang mengibarkan spirit keragaman serta kerukunan. Ada beragam suku, beragam agama, serta beragam profesi lebur di sana. Keberagaman itu pulalah yang tercermin dari Kompasiana, melalui tulisan serta foto yang bertaburan tiap saat.
Keragaman dalam Komunitas
Komunitas Kompasiana pada dasarnya adalah komunitas penulis, setidaknya mereka yang berminat pada bidang tulis-menulis. Ini bingkai besar yang menyatukan para Kompasianer. Secara profesi, sangat beragam. Demikian pula secara agama dan suku. Semua melebur bersama gagasan, perdebatan, juga pencerahan.
Saat ini, ada 265.134 Kompasianer yang terdaftar. Tidak semuanya aktif menulis. Ada yang sesekali menulis tapi aktif berkomentar atau sebaliknya. Ada pula yang sudah cukup lama tak menunjukkan aktivitas, karena sesuatu dan lain hal. Tak apa. Toh, sesama Kompasianer senantiasa saling menyemangati untuk terus dan terus menulis.
Dari 265.134 Kompasianer itu, ada yang menghimpun diri dalam berbagai komunitas. Bisa karena kesamaan minat, kesamaan visi, kesamaan hobi, juga karena memiliki kesamaan profesi. Ini sebenarnya menunjukkan potret jenjang keragaman dalam Komunitas Kompasiana. Artinya, dalam komunitas, ada lagi komunitas. Ini barangkali yang disebut, ada bumi ageung, ada bumi alit. Ada lingkaran besar, ada lingkaran kecil.
Meski demikian, toh spirit keragamannya tetap terjaga. Semangat kerukunannya juga senantiasa terpelihara. Salah satu embrio komunitas dalam Komunitas Kompasiana, ditandai dengan terbitnya buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia pada Oktober 2013. Dengan cara sederhana tapi dibarengi spirit kebersamaan yang tinggi, akhirnya buku tersebut terwujud, menyatukan 36 Kompasiner dalam satu buku http://media.kompasiana.com/buku/2013/12/01/buku-merajut-indonesia-warga-biasa-dengan-spirit-bersama-614744.html.
[caption id="attachment_336745" align="aligncenter" width="512" caption="Beberapa buku yang sudah diterbitkan Komunitas Peniti Media atau kerennya Peniti Community (PC). Ini bagian dari kebersamaan serta kerukunan Kompasianer dalam berkarya. Foto: koleksi pribadi"]