Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Indosat Vs Bekasi: Dari Iklan Pelecehan ke Jalur Hukum

12 Januari 2015   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 2916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola Reaksi Warga Bekasi

Dalam konteks corporate communication, para penentu kebijakan di area tersebut sudah sepatutnya mempertimbangkan behavior masyarakat lokal, ketika hendak mengembangkan strategi komunikasi. Dalam hal ini, masyarakat lokalnya adalah warga Kota Bekasi, juga warga Kabupaten Bekasi, yang merupakan salah satu kawasan industri di Jawa Barat.

Dari sejumlah elemen masyarakat Bekasi yang melaporkan Indosat ke polisi, tidak secara spesifik menyebutkan, apakah mereka mewakili warga Kota Bekasi atau warga Kabupaten Bekasi atau gabungan keduanya. Dari sejumlah elemen masyarakat yang sudah melaporkan, hanya satu yang mencantumkan Bekasi yaitu Forum Daulat Bekasi. Kalau Ikatan Alumni SMAN 1 Kota Bekasi jadi melaporkan, maka akan ada dua elemen.

Kembali pada aspek mempertimbangkan behavior masyarakat lokal dalam mengembangkan strategi komunikasi, perlu dicermati bahwa jauh sebelum era otonomi daerah, warga Bekasi sudah punya power untuk menekan pemerintah pusat. Pada 17 Februari 1950, hanya beberapa tahun setelah proklamasi, sekitar 40.000 rakyat Bekasi melancarkan aksi unjuk rasa di alun-alun Bekasi, menuntut Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.

Kemudian, dalam beberapa tahun terakhir, bisa dicermati pola reaksi warga Bekasi. Antara lain, pada Jumat (27/1/2012), ribuan buruh memblokir jalan tol di kawasan Cibitung dan Bekasi, hingga jalan tol Jakarta-Cikampek lumpuh total. Pada Kamis (31/10/2013), ribuan buruh memblokir jalan utama Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. Pada Kamis (17/4/2014), ratusan penumpang KRL Commuter Line, unjuk rasa dengan menahan kereta Argo Parahyangan yang melintas di Stasiun Bekasi.

Bahkan, Bekasi bisa menekan DKI Jakarta. Pada Senin (28/4/2014), Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat,menahan sedikitnya 25 unit truk pengangkut sampah dari DKI Jakarta, yang diketahui melanggar aturan jam operasional. Dalam pertemuan dengan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, di Balai Kota Jakarta pada Selasa (28/10/2014), Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bersedia mengucurkan dana hingga Rp 2 triliun untuk membantu pembangunan infrastruktur di Bekasi.

Kreatif, Strategis, dan Cermat

[caption id="attachment_345901" align="aligncenter" width="497" caption="Taufik Maulana Raharja DH Retail dan Community Management PT. Indosat Tbk., memotong Nasi Tumpeng saat peresmian Galeri Indosat Sarinah Konsep Baru, Senin (29/12/2014). Kata Taufik, ini bentuk dan komitmen kami dalam memberikan kepuasan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan. Foto: beritabekasi.co.id "]

1421024576998735913
1421024576998735913
[/caption]

Pola aksi-reaksi warga Bekasi dan pemangku kepentingan di Bekasi di atas, hanyalah beberapa contoh yang patut dicermati para profesional yang membidangi komunikasi, untuk memahami kearifan lokal warga Bekasi. Kekhasan behavior warga Bekasi, sesungguhnya adalah persemaian yang subur untuk mengembangkan kreativitas dalam bidang komunikasi. Di satu sisi, reaksi mereka cenderung reaktif tapi di sisi lain, kesadaran mereka untuk berkelompok cukup tinggi.

Bahwa para pengguna media sosial beberapa waktu lalu mengolok-olok serta mengejek Bekasi di media sosial, bukan tidak mungkin sebagian pengguna itu adalah warga Bekasi sendiri. Mereka melancarkan kritik pedas tentang wilayahnya sendiri, demi perbaikan untuk kepentingan bersama. Hal itu boleh jadi memancing warga yang non-Bekasi untuk terlibat dalam aksi kritik tersebut.

Mereka adalah para individu yang bertindak atas nama diri masing-masing. Identitas mereka bisa dikatakan abu-abu, tak diketahui alamat lengkapnya. Keriuhan di media sosial tersebut memang menggoda untuk dijadikan momentum gerakan marketing. Massa-nya sudah ada, momentum-nya pun tepat. Artinya, tidak perlu bersusah-payah untuk merekayasa atmosfir target market.

Situasi-kondisi yang demikian, kerap disebut pekerja kreatif sebagai Riding the Wave yang secara bebas diterjemahkan sebagai berselancar di atas ombak. Peselancar cukup menyediakan sebilah papan, kemudian berselancar dengan memanfaatkan situasi-kondisi gelombang ombak di laut. Di satu sisi, peselancar leluasa menjelajah dengan dukungan gelombang ombak, di sisi lain peselancar haruslah cermat agar tak digulung oleh ombak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun