Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Harus Hemat Energi? Realitas di Hulu Migas

16 Februari 2015   19:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:05 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_351381" align="aligncenter" width="780" caption="Eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan industri di hulu Migas, memiliki resiko tinggi. Bila tak menemukan cadangan minyak dan gas, investor bisa rugi triliunan rupiah. Tapi, pemerintah tetap mendapat keuntungan, antara lain, berupa pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan Migas. Foto: kompas.com"]

1424063714515808875
1424063714515808875
[/caption]

Resiko Tinggi, Hasil Tinggi

Ada prinsip di dunia bisnis: no risk, no gain. Resiko yang ditempuh sejumlah industri di hulu Migas, dengan menginvestasikan waktu dan dana yang tidak sedikit, tentulah untuk meraih keuntungan. Kilang Tangguh adalah contoh investasi di hulu Migas, yang sukses meraih keuntungan. Yang rugi tentu juga ada.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2009 hingga 2013, setidaknya ada 12 industri Migas asing yang berinvestasi di hulu Migas yang mengalami kerugian. Total kerugian mereka hingga US$ 1,9 miliar atau Rp 23,750,000,000,000 di 16 blok eksplorasi di laut dalam. Kerugian tersebut terjadi karena mereka gagal mendapatkan cadangan minyak dan gas yang ekonomis.

Siapa yang menanggung kerugian tersebut? Ya, mereka, para industri Migas asing tersebut. Mereka yang berinvestasi, mereka pulalah yang menanggung kerugian. Secara operasional, SKK Migas bertugas sebagai pengawas dan pengendali usaha hulu minyak dan gas di Indonesia, sejak dari eksplorasi hingga eksploitasi. SKK Migas sama sekali tidak turut berinvestasi, juga tidak turut menanggung kerugian tersebut.

Meski demikian, sebagai institusi yang mengelola investasi di hulu minyak dan gas, SKK Migas tentulah tak ingin mereka merugi. Karena, bila investor untung, negara pun akan diuntungkan, hingga kebutuhan masyarakat akan Migas bisa terpenuhi. Kesenjangan antara pasokan Migas dalam negeri dengan kebutuhan domestik, memang belum terlalu jauh. Tapi, mengingat pesatnya pertumbuhan kelas menengah, kesenjangan itu bisa dengan cepat menganga. Dan, semua itu menjadi dasar, kenapa kita harus hemat energi.

Bagaimana bila sukses seperti yang diraih British Petroleum (BP) di kilang Tangguh? Nah, inilah yang disebut masa panen tiba. SKK Migas, sebelum proses eksplorasi dan eksploitasi dieksekusi, mengikat kontrak dengan tiap industri yang akan menjalankan aktivitas bisnis di hulu Migas. Kontrak tersebut disepakati kedua pihak, yang isinya, antara lain, menyangkut skema bagi hasil.

Skema bagi hasil itu mengacu pada Undang-undang tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Salah satu rinciannya, produksi kilang Migas tersebut akan dikurangkan terlebih dahulu dengan modal yang sudah dikeluarkan oleh investor yang bersangkutan, cost recovery. Hasil pengurangan tersebut, yang boleh dibilang sebagai hasil bersih, itulah yang dibagi antara pengelola kilang dengan pemerintah, sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.

[caption id="attachment_351382" align="aligncenter" width="707" caption="SKK Migas mewajibkan transaksi pembayaran pengadaan barang dan jasa, melalui bank pemerintah. SKK Migas juga mewajibkan industri hulu Migas menyimpan dana cadangan untuk pemulihan kondisi lapangan setelah operasi, di bank pemerintah. Hingga 31 Januari 2014, dana cadangan industri hulu Migas yang disimpan di bank pemerintah, mencapai US$ 501 juta. Foto: kompas.com"]

1424063788456362860
1424063788456362860
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun