Mohon tunggu...
Isriyati
Isriyati Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca dan penulis

Seseorang yang menggemari membaca komik Jepang (manga), menyenangi merangkai kata menjadi tulisan, menyukai jalan-jalan, dan mencintai warna oranye

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ini Akibat Terlalu Sering Membaca Komik Jepang!

14 Juni 2020   14:15 Diperbarui: 15 Juni 2020   20:34 3844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbahaya! Satu kata itulah yang bisa mewakili untuk menggambarkan bagaimana dampak ketika kita terlalu sering membaca buku yang kita kenal dengan nama "komik". Terutama komik yang berasal dari negara bunga sakura, Jepang.

Buku tersebut ukurannya tidak terlalu besar. Jumlah lembar dalam satu volume atau satu judul yang sekali tamat saja tidak sebanyak dan setebal novel. Isinya hanya kotak-kotak panel dengan gelembung balon percakapan antar dialog para tokohnya.

Belum lagi buku tersebut tidak berwarna. Hitam putih saja seperti sketsa. Meski beberapa tahun terakhir ini ada yang berwarna pula tapi jumlah lembar berwarnanya tidak banyak.

Kualitas cetaknya? Meski dibrandol dengan harga rata-rata sekitar 30 ribu ini tidak diimbangi kualitas dari segi lem perekat maupun kertasnya.

Kadang kertas tersebut membuat jari-jari hitam. Jadi semacam baca koran saja yang meninggalkan bekas kehitaman di jari. Lalu kadang pula baru dibuka dan dibaca lemnya sudah copot hingga kertasnya lepas. Tapi ada pula yang harga mahal namun setimpal dengan kualitas, biasanya komik dengan embel-embel premium.

Itu saya baru bahas segi fisiknya saja lho tentang buku yang bernama komik. Tapi berbahayanya bukan karena fisik luar komiknya. Namun dari yang ada didalam komik itu.

Sekali lagi saya bilang jangan terlalu sering membaca komik terutama komik Jepang, atau yang dikenal dengan nama manga. Berbahaya kalau terlalu sering membacanya!

Apa sebab?

Dari segi panel cerita. Sering kali dalam satu halaman itu tidak hanya disajikan dalam empat panel yang bentuknya menurun kebawah. Ada panel cerita dalam satu lembar dibuat oleh sang pengarang berkotak-kotak kekiri dan kekanan sehingga jumlahnya antara empat sampai delapan kolom.

Ada pula yang setengah lembar halaman isi panelnya tiga atau empat saja. Tak jarang pula di komik dengan tema petualang, aksi, atau petarungan menyajikan hanya satu ujung kecil panel dipojokan lalu sisanya tanpa panel, bahkan ada yang tanpa panel sama sekali.

Kalau hanya deret empat panel kebawah itu cepat membacanya. Namun kalau dengan model panel lainnya itu membuat pembaca komik harus berpikir kreatif agar bisa membaca urutan panel tersebut. Apakah zig zag, apakah menurun lalu naik keatas lagi, apakah dari atas kebawah.

Oleh karena itu, semakin sering banyak membaca genre komik, maka otak secara otomatis berpikir kreatif mencari cara membaca alur cerita komik tersebut agar bisa dipahami jalan kisahnya. Karena setiap pengarang komik memiliki khas panelnya masing-masing. Tidak bisa disamakan atau digeneralisir semua sama.

Selanjutnya ciri khas komik itu isinya tulisan dan gambar. Berbeda dengan novel yang isinya deret shof tulisan yang berjejer rapi. Kalau membaca komik maka akan mendapatkan dua hal, yakni tulisan yang berisi dialog para tokoh serta narasi alur cerita, dan gambar yang mengilustrasikan alur cerita, tokoh, dan situasi latar belakangnya.

Ciri khas tersebut membuat otak menjadi terbiasa berpikir dengan kombinasi yang berbeda. Semakin sering membaca komik maka akan memunculkan perasaan senang dan bahagia, sehingga kemampuan otak dalam berpikir akan menjadi lebih baik lagi. 

Otak akan semakin terbiasa dalam memproses informasi, sehingga pada akhirnya meningkatkan kecerdasan seseorang. Otak yang mana yang dimaksud? Tentu otak kiri dan otak kanan.

Baik, lanjut ke isi ceritanya. Komik Jepang ini variasi genre/temanya banyak, bahkan sudah ada klasifikasi segmen pembacanya sendiri. 

Beberapa sudah saya sebut sebelumnya, yang lainnya sebut saja bertema persahabatan, cinta, kehidupan sehari-hari (slice of life), komedi, horor, olahraga, masak, science fiction, robot (mecha), detektif, misteri, ilmu pengetahuan, teknologi, musik dan sejarah. Kisah dan tokohnya lintas generasi, bisa mulai dari bayi sampai kakek nenek.

Beragamnya genre tersebut menjadi alternatif dalam membaca. Tidak monoton. Sesuai selera mau membaca yang mana. Bahkan kalau membaca semua genre tersebut dapat meningkatkan kemampuan bercerita, dan menambah referensi. Lebih utama lagi bisa memperkaya, menajamkan dan berpikir dengan sudut pandang yang berbeda dari tiap tokoh maupun dari tiap genre.

Bahasa yang digunakan pun seringkali bahasa pergaulan sehari-hari. Namun beberapa ada pula yang menggunakan bahasa yang asing kita baca. Sebuah hasil riset dari Cunningham dan Stanovich mengatakan jika bahasa yang digunakan dalam komik setara dengan bahasa dalam pembicaraan para mahasiswa. Menambah perbendaharaan kosakata kan?

Hal berikutnya yang berbahaya jika terlalu sering membaca komik yakni meningkatnya daya ingat seseorang. Cara penyajian komik lewat percakapan yang dibuat ringkas dan didukung adanya ilustrasi gambar, membuat seseorang mudah mengingat apa isi komik tersebut. Ya, naluri alamiah manusia kan sukanya sama yang menarik mata.

Namun, seringkas-ringkasnya percakapan belum tentu semua isi ceritanya sederhana. Ada yang kompleks dan pelik. Seperti kisah komik bertemakan detektif atau misteri, pembacanya akan dibuat ikut berpikir siapa pelakunya, apa motfinya, bagaimana mengaitkan petunjuk dengan pelaku, dan lainnya.

Komik juga memiliki kemampuan untuk menceritakan dunia beserta isinya. Komik memiliki kemampuan untuk menceritakan sejarah dan pengetahuan yang biasanya membuat kantuk dan garing, menjadi lebih menyenangkan. 

Topik-topik berat tersebut dieksekusi oleh pengarang melalui narasi dan visual yang memanjakan mata. Hal ini sebagaimana hasil riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Walden University, Minneapolis, Minnesota, AS, yang menyatakan bahwa novel grafis dapat membantu seseorang mempelajari literatur sejarah yang cenderung membosankan.

Di samping itu, bahwa membaca komik dengan tema-tema tertentu juga akan disuguhi kisah tentang filsafat, ideologi dan politik seseorang. Rata-rata bisa ditemui pada kisah Gundam Series, atau komik klasik Evangelion yang sarat akan muatan politik. Berkaca pada komik tersebut dapat melatih kemampuan untuk berpikir kritis dan berbeda.

Itu tadi berbahaya membaca komik dari segi cerita. Sekarang bahayanya komik dari segi finansial, tentu saja membuat boros! Boros bagi mereka yang senang membaca komik secara utuh dengan memegang bukunya.

Tentu perlu siasat yang jitu agar mampu menjaga marwah membaca komik namun kebutuhan pokok lainnya tetap lancar jaya. Bagi yang memiliki hobi koleksi buku komik maupun yang meminjam dengan cara menyewa adalah mereka yang terbukti sudah bisa melakukan manajemen keuangan dengan baik. Kalau belum bisa menyisihkan? Jangan coba-coba kalau tidak ingin tekor.

Terlalu sering membaca komik dengan membeli juga membuat tumpukan komik banyak. Kalau demikian, jual lagi saja. Saatnya mempraktikkan ilmu marketing Saudara-saudara.

Terakhir, memang berbahaya kalau terlalu sering membaca komik. Semakin sering membaca komik maka tingkat kejenuhan dan stress akan berkurang. Komik menjadi hiburan tersendiri di tengah rutinnya kehidupan yang dijalani.

Demikianlah bahaya-bahaya yang saya tulis dari terlalu sering membaca komik Jepang. Semuanya sudah saya rasakan sendiri, dan memang berbahaya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun