Mohon tunggu...
Isriyati
Isriyati Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca dan penulis

Seseorang yang menggemari membaca komik Jepang (manga), menyenangi merangkai kata menjadi tulisan, menyukai jalan-jalan, dan mencintai warna oranye

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perlunya Evaluasi Komunikasi Penanganan Pandemi Covid-19

26 Mei 2020   19:41 Diperbarui: 26 Mei 2020   19:39 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keberhasilan ini akan menjadi prestasi yang baik sehingga reputasi negara yang positif akan memiliki posisi tawar yang patut diperhitungkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Saat ini, Indonesia sedang diuji reputasinya sehubungan dengan virus Covid-19. Perlu langkah-langkah dalam upaya mengamankan nation branding yakni, 1) adanya tim pengelola nation branding yang berpengalaman, 2) memiliki sistem komunikasi dan serangkaian prosedurnya, 3) menempatkan humas dan komunikasi sebagai fungsi manajemen strategis, 4) analisa situasi dengan memperhatikan persepsi publik tentang isu tersebut, 5) menetapkan  positioning negara terhadap peristiwa, dan 6) mempersiapkan beberapa skenario standby statement yakni informasi yang resmi dan disebarluaskan secepat mungkin.[5]

 Menurut Charles J. Fombrum, ada empat sisi reputasi dalam perspektif pemerintah yang perlu dipertahankan: 

1) kredibilitas. Kredibilitas ini mempunyai 3 karakteristik yaitu, memperlihatkan profitabilitas, dapat mempertahankan stabilitas dan adanya prospek pertumbuhan yang baik (yang dalam hal ini maka tingkat kasus Covid-19 semakin berkurang bahkan cenderung nol). 

2) Terpercaya. Negara mendapat kepercayaan dari warganya, dan negara dapat menimbulkan rasa memiliki dan kebanggaan bagi warganya. 

3) Keterandalan. Reputasi ini dibangun untuk publik melalui selalu menjaga komunikasinya dan menjamin terlaksananya pelayanan prima yang diterima publik. 

4) Tanggung Jawab. Seberapa banyak atau berarti negara membantu pemberdayaan masyarakat, seberapa peduli negara terhadap masyarakat. [4]

Pandemi Covid-19 yang melanda di Indonesia dan dunia telah memberikan pembelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi publik terutama early warning system dalam manajemen krisis.

Hasil paling akhir ketika segala bentuk komunikasi publik telah dievaluasi, maka langkah terakhir sebagai pemoles yakni membuat laporan postmortem. Mulai dari penanganan krisis dan komunikasi krisis, analisis pemberitaan media, hingga persepsi stakeholders berdasarkan survei pascakrisis. Laporan ini harus disampaikan kepada semua pihak yang terkait, terutama kepada masyarakat. [6]

DAFTAR PUSTAKA

  1. Diwan, Parag. 1999. Communication Management. Jakarta: Erlangga
  2. Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  3. https://www.prindonesia.co/. Diakses tanggal 26 Mei 2020. Pukul 11.00 WIB.
  4. Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  5. Wongsonagaro, Maria. 218. Nation Branding Jangan Miskin Strategi dan Nation Branding Butuh Tim Issu Management. Dalam Om Telolet 50 Kisah PR Inspiratif. Jakarta: PT. Media Piar Indonesia.
  6. https://www.prindonesia.co/detail/1645/Darurat-Komunikasi-Wabah-Corona-Darurat-Strategi-Komunikasi-Nasional. Diakses tanggal 26 Mei 2020. Pukul 11.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun