Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Bangsa Cina di Kepulauan Banda

28 Januari 2025   23:08 Diperbarui: 29 Januari 2025   08:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klenteng Sun Tien Kong di Banda Neira yang berusia 400 tahun - tahun 1930/ Sumber : KITLV 

2. Kelas Menengah meliputi Vremde Oosterlingen atau orang-orang timur asing seperti : Arab, Cina, dan India

3. Kelas Bawah terdiri dari warga pribumi atau biasa disebut dengan sebutan Inlander atau Bumiputera

Di era itu juga, dalam tata kota Neira, Belanda membagi 3 area besar yaitu :

1. Dutch Colonial Town (pusat pemerintahan Kolonial) kawasan ini merupakan pemukiman pejabat serta warga berkebangsaan Belanda - Kawasan ini terletak di Desa Dwiwarna,

2. Chinesse Quarter (kawasan Pecinan/ pemukiman warga keturunan Cina) kawasan ini terletak di Desa Nusantara, dan

3. Arabian Quarter (pemukiman warga keturunan Arab), kawasan ini terletak di Desa Kampung Baru

Njio Poan Kok, Kapitan Cina di Banda Neira 1890/ Sumber : Leiden University
Njio Poan Kok, Kapitan Cina di Banda Neira 1890/ Sumber : Leiden University

Untuk mempermudah koordinasi dan kontrol atas aktivitas yang dilakukan,  maka pemerintah Kolonial Belanda mengangkat pemimpin di masing-masing komunitas Cina dan Arab yang dikenal dengan istilah "Kapitein Cina" dan "Kapitein der Arabieren".   Pada awal Abad ke-20 di Banda Neira yang menjadi Kapitan Cina yaitu dari marga Kok sedangkan Kapitan Arab adalah Syech Said bin Abdullah Baadilla.

Sebagai informasi tambahan bahwa Sarjana Hukum pertama dari Hindia Belanda yang mengenyam pendidikan di Universitas Leiden adalah "Oei Jan Lee" seorang keturunan Tionghoa yang berasal dari Banda Neira.  Oei Jan Lee lahir di Banda Neira pada tahun 1863, ayahnya seorang Letnan Tionghoa yang membantu Kapitan Tionghoa sebagai pemimpin komunitas mereka di Banda Neira.  Setamat pendidikan dasar di sekolah Belanda di Banda Neira beliau melanjutkan pendidikan dan pelatihan swasta di Banda untuk persiapan masuk HBS (sekolah menengah Belanda) di Batavia.

Setelah lulus HBS pada tahun 1882, beliau mengikuti pendidikan Gymnasium selama 2 tahun dan melanjutkan  kuliah di Universitas Leiden dan Lulus pada Januari 1889. Oei Jan Lee kembali ke Hindia Belanda pada tahun 1892 dan diusia 29 tahun dia diangkat menjadi Pengacara dan Penasihat di Mahkamah Agung Hindia Belanda, salah satu jabatan tertinggi dalam peradilan kolonial. Oei Jan Lee kemudian meninggal pada 31 Januari 1918 di usia 54 tahun. Sumber : (https://historia.id/politik/articles/sarjana-hukum-pertama-indonesia-lulusan-belanda-DBKJk/page/1).

Kora-Kora Ratu yang memiliki Atribut Naga Cina/ Sumber : Dokpri
Kora-Kora Ratu yang memiliki Atribut Naga Cina/ Sumber : Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun