Saat akan menyiapkan pembelajaran, utamanya guru yang menjadi peran perancang kesuksesan. Harus menyiapkan skenario-skenario menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Didalam skenario bukan hanya berisi metode, isi ataupun pelajaran pokok namu berisi antisipasi daya siang, daya dukung, daya kuat, langkah ataupun statement komunikasi.
Sebagai fasilitator ~ yang membuat anak bisa belajar bukan hanya menjadi distributor
Sebagai provider yang mengacu penyediaan kegiatan belajar.
Belajar ga cuma transfer pelajaran, tetapi dapat membangun dan mengkontruksi pengetahuan dari pengetahuan kecil, hingga terkumpul jadi pengetahuan yang menciptakan pemahaman  yang utuh, sebagai providerpun juga begitu  mampu menyediakan kegiatan belajar.
Lantas bagaimana guru bisa melakukan peran tersebut?
Utamanya guru harus memiliki usaha yang dapat mengembangkan dan membangun pemahaman tersebut boleh jadi anak berkontruksi dengan bakat mereka misal potensi yang dimiliki akademiknya, latar belakang keluarga, lingkungan sosial, bakat, gaya belajar. Dalam pengertian ini guru tidak memberikan konsep ataupun teori saja melainkan membantu anak bagaimana memahaminya.
Guru akan lebih baiknya jika selalu memberikam pembelajaran yang bermakna
Bertanggung jawab menyiapkan anak menghadapi masa depan.
Memang tidak semua anak bisa melakukan, dengan begitu guru akan cepat refleksi bahwa memang benar tugs itu bukan sebuah kesempurnaan dan semua anak harus bisa melakukan prosedur belajar.
Jika murid ada kesalahan gurupun tak berhak marah untuk sepenuhnya namun dapat dilakukan dengan cara lain biasanya dengan mengatakan bahwa salah sekarang tidak apa-apa, yang terpenting sudah punya pengalamannya sejak sekarang yng dapat membantumu dimasa depan.
Sudah hal yang biasa jika guru menerima jawaban tugas rumah dari hasil copy paste internet namun percaya tidak, seberapa anak berusaha itulah semangatnya pada saat itu dan itu bukan kesalahan murid namu disini guru guru merancang skenario pertumbuhan dan perkembangan anak dalam akademiknya walaupun secara perlahan.
Dan rasanya pun tidak ada guru kiler, tidak ada guru emosian.
Guru menjadi emosi karena belum dapat mengendalikan perilaku atau perbuatan siswa yang membuatnya emosi
Apakah guru masih emosi saat siswa tidak salah ?
Apakah guru masih emosi saat perilaku siswa tidak terkendali ?
Tidak seperti iru..
Guru hanya memberikan pembelajaran dengan semangat yang kuat sehingga rasa perasaannya pun besar dan ingin sekali anak-anaknya semua bisa sukses.
Maka dari itu guru menjadi perancang kesuksesan anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H