Mohon tunggu...
Isnawati
Isnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesehatan Masyarakat

Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Isu Penyakit Tidak Menular di Tempat Kerja Pada Revolusi 4.0

30 Mei 2021   06:16 Diperbarui: 30 Mei 2021   06:51 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dapat dicegah dengan latihan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan CTS. Peregangan dan latihan dapat memperkuat otot pergelangan tangan sehingga memperbaiki aliran darah pada daerah tersebut. Selain itu, penggunaan alat pelindung diri seperti penggunaan sarung tangan khusus yang terbuat dari karet elastis agar dapat menyangka dan membatasi pergerakan tangan dan menghindari terjadnya penekanan secara langsung terhadap nervus medianus (Farhan & Kamrasyid, 2018).

 

Cumulative Trauma Disorder (CTDs)

Cumulative Trauma Disorders (CTDs) adalah gangguan sistem musculoskeletal, ditandai dengan cidera pada syaraf, otot, tendon, ligament, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh dan tulang belakang. Gangguan CTDs berhubungan dengan bagian tubuh yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaan. Gangguan yang timbul di punggung bagian bawah dihubungkan dengan kegiatan mengangkan dan membawa beban disertai dengan getaran. Gangguan pada anggota tubuh bagian atas diakibatkan oleh pengerahan tenaga yang berulang dan statis dalam waktu yang lama (Desriani, Jayanti, & Wahyuni, 2017).

Cumulative Trauma Disorders (CTDs) disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang menekan tajam ke telapak tangan dan menimbulkan iritasi pada tendon. Kesalahan cara dalam memegang alat atau benda dengan menekan jari-jari ke ibu jari atau membawa benda dengan posisi pegangan pada titik jauh dari pusat gravitasi juga bisa menimbulkan CTDs (Rahmawati & Sugiharto, 2011). Gangguan CTDs dapat dicegah melalui (Desriani et al., 2017):

  • Olahraga teratur untuk memperkuat tulang dan otot.
  • Memperhatikan posisi tubuh saat bekerja agar terhindar dari risiko ergonomic. Untuk pekerja yang bekerja dalam waktu duduk yang lama dapat menambahkan bantalan pada kursi, agar sudut pada tungkai kaki tidak terlalu besar.
  • Melakukan peregangan sebelum dan sesudah dan disela-sela waktu bekerja.

 

DAFTAR PUSTAKA

Desriani, P., Jayanti, S., & Wahyuni, I. (2017). Hubungan sikap kerja dan karakteristik individu dengan gejala cumulative trauma disorders (ctds) pada pekerja bagian pencetakan kulit lumpia di Kelurahan Kranggan Semarang Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(5), 299--311.

Farhan, F. S., & Kamrasyid, A. A. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Carpal Tunnel Syndrome pada Pengendara Ojek. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 4(2), 123--133.

Laksana, A. J., & Srisantyorini, T. (2020). Analisis risiko musculoskeletal disorders ( msds ) pada operator pengelasan ( welding ) bagian manufakturing di PT X Tahun 2019. AN-Nur: Jurnal Kajian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, 1(1), 64--73.

Mayasari, D., & Saftarina, F. (2016). Ergonomi sebagai upaya pencegahan musculoskeletal disorders pada pekerja. Jurnal Kesehatan Unila, 1(1), 369--379.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun