Bapak itu hanya mengangguk-angguk pelan, sementra kulihat kedua anak perempuan bapak itu sedang asik memainkan hp-nya.
Lha bapaknya tidak jualan lagi...mas"?
Bapak saya sudah meninggal pak, saya anak pertama, jadi harus menggantikan bapak, untuk membiayai kedua adik saya yang masih kecil, ibu saya lagi sakit, jadi saya sekarang yang jualan pak". Jawabku panjang lebar untuk menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kesedihakku muncul kepermukaan lagi.
Ooohhh maaf ya dek".
Tidak apa-apa pak, mau minum apa ini...???
Air putih saja.
Setelah mereka selesai makan, bapak itu mendekatiku yang duduk dikursi agak juah dari gerobak untuk memberikan tempat dan agar merasa tidak merasa risih.
Kamipun ngobrol kesan-kemari sambil menunggu istri dan kedua anaknya selesai makan.
"Saya bangga kepada sampean, jangan putus asa, saya doakan semoga menjadi orang sukses nak, tutur bapak dengan usia kira-kira 54 tahun itu.
"Doanya pak, semoga usahanya lancar". Pintaku.
"Ingsaalloh", jangan putus asa, saya senang dengan usahamu nak".