Keyakinan Kelas adalah nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati bersama oleh warga kelas. Nilai-nilai ini diterima secara global terlepas dari SARA berupa hal-hal seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan masih banyak lagi.
Nilai-nilai kebajikan universal yang dibuat menjadi dasar dalam setiap tindakan/ peraturan. Peraturan-peraturan yang dibuat bisa berupa peraturan yang biasa kita temui di sekeliling kita. Adanya keyakinan kelas ini nantinya akan menjadi dasar dalam menentukan nilai-nilai keyakinan yang berlaku di sekolah yang berlaku atas seluruh warga sekolah.
Dengan adanya keyakinan bersama harapannya menjadi pedoman dalam bertindak bagi seluruh anggota. Namun, jika suatu saat ada anggota yang melanggar maka penerapannya dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah dalam segitiga restitusi.
Â
Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi sendiri merupakan tiga langkah pokok dalam menegakkan disiplin positif.
Sumber: Modul 1.4 Program Pendidikan Calon Guru Penggerak Kemendikbudristek
Pada gambar terlihat di sisi dasar "menstabilkan identitas" pada tahap ini, pemegang kontrol berusaha mengembalikan si pelanggar ke posisi sukses. Biasanya seseorang melanggar peraturan itu adalah berusaha untuk menarik perhatian, atau mewujudkan kebutuhannya akan sesuatu yang gagal ia dapatkan sebelumnya. Maka, kita harus mampu memberikan kepercayaan pada dirinya bahwa membuat kesalahan adalah merupakan salah satu cara belajar. Dengan demikian ia akan mau bekerjasama dengan kita dalam mencari solusi untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya tersebut.
Pada sisi selanjutnya ditemui "Validasi tindakan yang salah". Kita tentunya sepakat bahwa setiap tindakan pasti ada tujuannya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasar kita. Tetapi ada kalanya, apa yang dilakukan bertentangan dengan peraturan yang ada. Pada tahap ini guru dituntut untuk mampu bertindak proaktif untuk mencari cara paling efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dalam restitusi, guru tidak membenarkan perbuatan yang salah tetapi guru mampu dan mau memahami alasan dibalik perbuatan tersebut. Jika kita bisa menerapkan denngan baik, maka kita mudah menempatkan diri karena memiliki perspektif yang berbeda dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Langkah ketiga adalah menanyakan keyakinan. Pada tahap ini guru membantu siswa agar mereka memiliki gambaran ideal mau seperti apa mereka. Teori kontrol menyebutkan jika manusia pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah diraih dan tingkah laku yang salah tervalidasi, maka si pelanggar akan siap dihubungkan dengan nilai-nilai yang dipercaya. Dan ia akan siap berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Pada praktiknya, langkah-langkah restitusi bisa dibolak-balik. Tidak harus seperti pada gambar. Hal ini tergantung pada bagaimana situasi yang dihadapi; bagaimana guru yang bersangkutan merasa nyaman dalam melakukan langkah restitusi; serta besar kecilnya masalah yang dihadapi.