Ustadz Guru Ngaji
Setelah menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadhan tahun ini. Apakah di bulan yang penuh berkah dan kebaikan itu kita hanya sekedar menahan nafsu, amarah, dan dahaga saja? Tentunya tidak. Sebagai umat islam mukallaf semestinya kita juga mengisi waktu-waktu senggang dengan menjalankan ibadah sunnah lain. Seperti halnya memperbanyak membaca Al-Qur'an.Â
Karena dengan membaca Al-Qur'an dapat menjadikan hati dan pikiran kita tenang yang menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, semua Nabi dan Rasul serta terhadap para malaikat menjadi lebih kuat. Keutamaan membaca Al-Qur'an tidak hanya pada saat bulan suci Ramadhan saja, namun pada hari-hari biasa juga di utamakan membaca Al-Qur'an yang diisyaratkan walau hanya satu ayat sekalipun, saking hebat dan banyaknya fadhilah membaca Al-Qur'an itu sendiri.Â
Manfaat yang dapat kita ambil saat membaca Al-Qur'an ialah dapat meraih pahala yang berlipat, diangkat derajatnya, diberikan kecerdasan, tempat yang digunakan untuk mengaji terasa sejuk, terhindar dari mara bahaya dan kesesatan, penenang dan penyejuk hati, obat segala penyakit, mengusir jin maupun setan, sebagai syafaat di hari akhir, dan memperkuat iman. Adapun keutamaan membaca dan memahami Al-Qur'an itu sendiri, diantaranya:
- Untuk para pembaca Al-Qur'an, maka akan menjadi syafaat/ penolong di hari kiamat kelak.
- Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an merupakan sebaik-baiknya manusia.
- Untuk orang-orang yang mahir dalam mengaji maka kelak ia akan bersama para malaikat di surga-Nya.
- Untuk mereka yang belum terlalu lancar mengaji, janganlah risau karena Rahman dan Rahim Allah mereka tetap diberikan dua pahala.
- Di mata Allah Al-Qur'an dapat meningkatkan derajat.
- Saat mengaji, para malaikat akan mengelilingi kita dan meng-aminkan apa yang kita do'a dan inginkan.
Bulan Ramadhan memanglah bulan yang sangat istimewa, salah satunya karena menjadi bulan di mana Al-Qur'an di turunkan sebagai Mu'jizat kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karenanya, pada bulan Ramadhan umat muslim saling berlomba-lomba menuju kebaikan dengan mengisi waktu mereka mengaji Al-Qur'an agar mendapatkan berkah malam Nuzulul Qur'an (malam diturunkannya Al-Qur'an).
Membaca Al-Qur'an pada hakikatnya adalah mengingat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Namun, sebelum kita menjadi mahir dalam mengaji dan mengetahui huruf hijaiyah, pastilah ada seorang guru yang memperkenalkan dan mengajari kita akan ilmu-ilmu tajwid, huruf-huruf hijaiyah mendasar, dan sebagai guru penuntun ngaji yang biasa disebut dengan ustadz/ustadzah semak.Â
Maka dari itu seorang anak akan diperkenalkan Al-Qur'an dengan mengaji melalui TPQ yang ada di sekitar kampung halamannya agar kelak ia bisa mahir dalam membaca Al-Qur'an, mengetahui hukum-hukum bacaan, dan memahami akan makna maupun isinya.
Sebelum membahas lebih dalam lagi, apa sih TPQ itu? TPQ mempunyai singkatan yaitu Taman Pendidikan Al-Qur'an yang termasuk dalam kategoru LPQ untuk Lembaga Pendidikan yang sejenis dan mengajarkan Al-Qur'an maupun ilmu-ilmu tajwid di dalamnya.Â
TPQ sangat berperan dalam mendidik dan melahirkan generasi muslim penerus bangsa yang cinta dan mengamalkan ajaran islam sesuai syari'at dalam kehidupan bermasyarakat serta mampu menghadapi era globalisasi. Untuk itu saya juga mengemban ngaji di sebuah TPQ yang ada di sekitar kampung halaman.Â
Lebih tepatnya di Jombang dengan nama "TPQ Al-Karomah". Asal mulanya sebelum pembangunan TPQ Al-Karomah itu sendiri hanya ada masjid kampung saja dengan nama Masjid Al-Karomah. Maka dari itu TPQ dengan penamaan Al-Karomah mengambil dari nama masjid utama kampung dan memang menjadi salah satu program masjid itu sendiri. TPQ Al-Karomah dibangun karena inisiatif dari Takmir masjid pendahulu biar ada diniyah sorenya.Â
Dulu awalnya hanya mengaji semak biasa, karena semakin banyak peminat dan memiliki dana yang cukup untuk pembangunan maka para takmir masjid pendahulu menyarankan agar dibangunkannya sebuah TPQ, dengan begitu kita tidak hanya mengaji saja, namun juga ada pembelajaran tajwid secara mendalamnya. Salah satu guru legend di TPQ Al-Karomah adalah Ustadz Purwanto.Â
Beliau guru yang sangat ditakuti karena ketegasan wajah beliau dengan alis sedikit tebal khasnya dan sekali bicara seolah-olah bisa menguji adrenalin kita karena ketegasan beliau saat bertutur kata pula. Padahal menurut beliau sendiri saat itu dia tidak marah atau geram sedikitpun, ya memang seperti itulah keunikan dan kharismatik yang beliau miliki. Beliau mengajar kelas ngaji untuk yang lebih mahir dan berada di tingat atas.Â
Menurut ustadz Purwanto sekitar tahun 2000-an saat itu takmir masjidnya Bapak. H. Mas'ud S.Ag yang alhamdulillah masih diberikan Kesehatan sampai saat ini, dan untuk anggota yang lain ada yang sudah almarhum, salah satunya almarhum bapak H. Khairul Anam dan ustadz Purwanto sendiri sedikit lupa karena pada saat itu beliau masih menjadi anggota Remaja Masjid dan belum menikah.Â
Menurut informasi dari beliau, tanah yang digunakan untuk pembangunan TPQ Al-Karomah adalah tanah waqaf dan untuk dananya sendiri di ambil dari iuran warga setiap selesai sholat Jum'at dan beberapa donasi dari warga setempat.Â
Program pembelajaran di TPQ Al-Karomah dulunya ada kelas-kelas tersendiri saat semak an ngaji untuk membedakan tingkatan yang sudah mengaji Al-Qur'an dan yang masih berada di tingkatan dasar.Â
Namun agaknya berbeda dengan program pengajaran sekarang. Bedanya, dulu saat awal-awal dibangunnya TPQ setiap murid akan mengaji IQRA' terlebih dahulu dari jilid 1-6, kemudian, juz 'amma, dan tingkat akhirnya membaca Al-Qur'an. Namun jika seorang murid sudah mahir membaca Al-Qur'an dan mengetahui hukum-hukum tajwidnya maka bisa langsung loncat membaca Al-Qur'an seperti halnya pengalaman saya dulu.Â
Untuk setiap tingkatan juga berbeda guru ngajinya, meskipun dulu pembagiannya sangat sederhana ada 3 ustadz/ustadzah yang mengajar di tingkat dasar mulai jilid satu tampai enam, kemudian ada 2 ustadz/ustadzah semak ngaji Juz 'Amma, dan ada 2 ustadz semak ngaji Al-Qur'an yang pada saat itu sekitar tahun 2009 ustadz Purwanto dan ustadz Sugeng guru semak kelas ngaji Al-Qur'an.Â
Berbeda lagi dengan program pembelajaran saat ini yang menggunakan metode Tartil, dan pada saat metode tartil diajarkan sekitar tahun 2013 saat saya masih kelas lima MI (Madrasah Ibtidaiyah) saya sudah dua kali khatam Al-Qur'an dan memutuskan untuk mengikuti wisuda di TPQ Jombang tersebut. Untuk jadwal TPQ nya sendiri dimulai dari hari Senin sampai hari Sabtu dan hari Minggunya libur.Â
Pembelajaran mengaji akan di mulai ba'da Ashar sekitar pukul tiga hingga menjelang maghrib pukul lima sore. Di dalam TPQ Al-Karomah kita tidak hanya di ajarkan bagaimana cara mengaji dengan benar sesuai kaidah dalam Al-Qur'an, namun juga di adakannya sholawatan bersama setiap hari Sabtu agar rasa cinta kita terhadap baginda Nabi semakin dalam, dan untuk hari Jum'atnya digunakan sebagai program BCM (bermain, cerita, menyanyi).Â
Dan untuk sekarang ini bukan beliau lagi yang mengajar semenjak beliau mempunyai putra kedua. Beliau bergabung menjadi ustadz guru ngaji semenjak masih remaja dan menjadi anggota remaja masjid sampai memiliki putra kedua yang baru lahir beliau memutuskan untuk pension dari TPQ Al-Karomah.Â
Semenjak awal TPQ itu didirikan beliau diberi Amanah oleh takmir masjid untuk meramaikan dan menghidupkan masjid dengan mengabdi sebagai guru ngaji TPQ dengan bekal ilmu Qur'an dari apa yang telah diajarkan para takmir saat itu.Â
Berbeda lagi untuk persyaratan menjadi guru ngaji di TPQ Al-Karomah saat ini, sebelum resmi menjadi guru ngaji beliau-beliau calon guru akan melewati ujian melalui ujian tes tajwid, bacaan dan lain-lain.Â
Karena program At-Tartil yang digunakan saat ini yang merupakan usulan dari salah satu ustadz baru lain yang mengajar TPQ. Dimanapun kita mengaji semua merupakan suatu hal kebaikan yang harus kita biasakan, akan lebih baik lagi jika kita mengaji dan belajar pada seorang guru yang lebih mahir terlebih dahulu.
Mari kita sebaiknya mengisi waktu senggang kita dengan memperbanyak ibadah, salah satunya adalah ngaji. Tidak hanya membacanya saja namun juga akan lebih baik kalau kita memahami isi dan mengkhatankan bacaan Al-Qur'an. Karena mengkhatamkan Al-Qur'an merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H