Mohon tunggu...
Queen Shorty
Queen Shorty Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis adalah sebuah imajinasi atau bahkan sebuah kisah yang harus diabadikan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen : Last Day Of Ramadhan

18 April 2023   15:45 Diperbarui: 26 Mei 2024   19:41 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

H-10 Idul Fitri…

Naina merebahkan tubuhnya di sofa karena kelelahan bekerja. Pekerjaannya sebagai salah satu karyawan di kantor ekspedisi cukup menguras tenaganya, “jangan tidur lagi, sebentar lagi sudah mau buka puasa”, ucap Rina, ibu Naina. Dengan sigap Naina bangun menuju kamarnya dengan wajah kantuk.

Tak terasa tinggal 10 hari lagi bulan ramadhan akan berakhir. bulan yang selalu ditunggu oleh banyak orang, untuk berlomba-lomba mendapat pahala dan semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta. Selesai mandi, Naina segera membantu ibunya menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Namun, ia sedikit heran karena makanan yang disiapkan lebih banyak dari biasanya, “hari ini teman ayah mau datang, kamu lupa ya, kan anaknya mau dikenalkan sama kamu”, 

Naina menepuk jidatnya pelan. Bagaimana ia bisa lupa jika ia akan dijodohkan oleh ayahnya.

Beberapa kali menjalani hubungan pacaran selalu berakhir dengan diselingkuhi, ditinggal begitu saja, kisahnya yang tak pernah berakhir bahagia. Hingga ia memutuskan untuk tidak lagi memilih pacaran, dan menyetujui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Naina sedikit mengintip keluar, melihat calon suaminya. Mereka yang baru saja datang tengah mengobrol santai bersama ayah, lelaki yang mempunyai tatapan sendu dengan lesung pipit yang menghiasi senyum diwajahnya. “bagaimana, cocok tidak?”, ucap Naila, adiknya yang selalu menggodanya, Rina yang sibuk menyiapkan hidangan spontan tersenyum melihat tingkah kedua anaknya.

Azan magrib dikumandangkan dengan begitu merdu, mereka mulai menyantap hidangan yang sudah disiapkan, sembari membicarakan perjodohan Naina dan Aldi. Lelaki dihadapannya tampak tak banyak bicara, ia hanya akan berbicara jika ditanya, berbeda dengan Naina yang sangat suka mengobrol, sehingga membuat obrolan mereka tidak canggung.

***

“Apa kakak yakin dengan dia?”, Naina terdiam beberapa saat, ia memang pernah bertemu dengan Aldi saat sekolah dulu. Pertemuan yang tidak sengaja, saat Aldi tak sengaja menumpahkan minuman ke baju Naina. Sifat yang sangat jauh berbeda, Aldi yang banyak bicara dan juga humoris, namun saat mengobrol tadi ia menjadi seseorang yang sangat pendiam. Naina segera menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Naila, menurutnya pilihan ayah pasti tidak akan pernah salah, apa lagi ayah selalu mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan. “Memangnya kakak punya perasaan cinta dengannya? Bagaimana kalau kakak tiba-tiba jatuh cinta dengan orang lain?”, lagi-lagi Naina terdiam. Pertanyaan itu sudah sejak lama ia pikirkan, apa ia bisa mencintai Aldi seiring berjalannya waktu? “Rahasia, ayo nanti kita bisa terlambat”, ucap Naina sembari melanjutkan perjalanan mereka ke masjid untuk melaksanakan sholat tarawih.

***

Masjid selalu ramai seperti biasanya, orang-orang selalu antusias ketika bulan ramadhan datang. Begitu juga dengan Naina, ia tampak bersemangat mengikuti sholat tarawih, apalagi bulan ramadhan akan segera berakhir. ia tidak ingin melewatkan momen ini.

Saat ustad tengah berceramah, beberapa gadis muda tampak sedang melihat ke arah shaf laki-laki dan asik mengobrol, “katanya ada lelaki muda lulusan Turki yang baru saja pulang, tampan pula”, jelas Naila, “jadi kamu mau kemana?”, tanya Naina saat melihat Naila yang hendak bangun dari duduknya karena ingin melihat seperti apa rupa lelaki tersebut.

Sholat tarawih pun dimulai dan berlangsung dengan khusyuk, walaupun diiringi keributan anak kecil yang sedang asyik bermain. Saat ingin melanjutkan lantunan ayat, sang imam sholat tampak terdiam karena lupa dengan lanjutan ayat tersebut, hingga tak lama seseorang mengucapkan lanjutan ayat tersebut, dan imam kembali melanjutkan lantunan ayat yang sempat terhenti. Suara merdu dari lelaki tersebut, sontak saja membuat Naina tersenyum mendengarnya.

***

Fahmi, lelaki lulusan Turki dengan suara merdunya masih menjadi topik hangat dilingkungan rumah Naina. Bahkan tak banyak yang ingin menjodohkan anak mereka dengan seorang Fahmi. Naina yang sedang asik membaca novelnya, ikut tersenyum ketika melihat teman-teman ibunya yang asik membicarakan fahmi. “kalau saja Naina belum ada calonnya pasti sudah dijodohkan dengan Fahmi”, “si sholeh dengan sholehah, sudah cocok itu”, tampak yang lainnya juga ikut menggoda Naina sambil tertawa. “Insya allah calonnya Naina juga sholeh seperti fahmi”, ucap Rina.

Senyum yang mengambang diwajah Naina seketika memudar, benar saja ia sudah mempunyai calon suami, bagaimana bisa ia memikirkan lelaki lain saat ia akan menikah, ia segera menepis bayangan Fahmi dari pikirannya.

***
H-5 Idul Fitri…
Pernikahan Naina dan Aldi akan diadakan setelah hari raya idul fitri. Sejak buka puasa bersama, Aldi tak pernah lagi datang kerumah Naina, ia sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Naina tidak terlalu paham apa saja yang harus dipersiapkan, ia hanya ingin pernikahannya berlangsung dengan lancar. Namun, terlepas dari itu semua, bayangan Fahmi masih memenuhi isi pikirannya. Ia merasa bersalah karena mempunyai perasaan lebih pada orang lain, “Naina, ada yang ingin bertemu”, ucap Rina membuyarkan lamunannya.

Di sana sudah ada Aldi yang tengah duduk sembari membawa kotak yang ia genggam. “maaf , apa aku mengganggumu?”, Naina menggeleng pelan. “aku membawakanmu baju pengantin yang akan kamu pakai nanti. Kuharap ukurannya pas”, ucap Aldi sembari tersenyum. “apa kamu mencintaiku?”, tanya Naina tegas, Aldi terdiam sejenak. Cinta? Sejak pertama kali melihat Naina ia sudah jatuh cinta, bahkan setelah sekian lama tak bertemu perasaannya masih sama. “Aku jatuh cinta dengan lelaki lain”, pernyataan itu sontak membuat Aldi tertegun. Hal yang ia takutkan pun terjadi, jujur saja ia cukup egois karena tak ingin kehilangan Naina dengan segera meminangnya. Kini ia pun tersadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan. “biar aku saja yang bicara pada keluarga kita, kurasa mereka akan paham dengan keputusanku”, tak ada lagi obrolan apapun, Naina kembali kekamarnya meninggalkan Aldi yang masih duduk termenung melihat baju pengantin dihadapannya.

***

H-2 Idul Fitri…
Beberapa hari kemarin Fahmi sempat menjadi imam sholat tarawih, banyak para muda-mudi hingga orangtua yang memuji keindahan suaranya. Namun, hari ini Fahmi tak datang di hari terakhir sholat tarawih, yang membuat Naina tampak termenung sembari berjalan pulang menuju rumahnya.

Terlihat Aldi dan orangtuanya sedang asik mengobrol di teras bersama orangtua Naina, dengan setumpuk undangan dihadapan mereka. Naina mulai diliputi rasa bersalah, bagaimana ia akan menjelaskan pada mereka jika ia ingin pernikahannya dibatalkan. “Yang ditunggu-tunggu pun datang”, ucap Naila, hingga membuat Naina salah tingkah karena diperhatikan oleh semua orang yang ada disitu, perlahan ia ikut duduk disamping ibunya. “benar kamu mencintai lelaki lain?”, pertanyaan dari ayah Aldi membuatnya terdiam, sembari melihat Aldi yang menunggu jawabannya. “Maaf aku tidak tahu jika ini akan terjadi”, melihat Naina yang tertunduk malu, Aldi segera mengajak naina masuk ke ruang tamu.

“Jadi lelaki itu bernama Fahmi, apa hanya dengan mendengarnya mengucap lantunan ayat bisa membuatmu jatuh cinta?”, ucap Aldi membuka percakapan, “Naila sudah menceritakan semuanya padaku, tapi apa lelaki itu juga mencintaimu? Bagaimana jika ia sudah mempunyai orang lain yang ia sayangi?”, pertanyaan-pertanyaan itu membuat Naina tersadar. Ia mencintai lelaki lain, yang bahkan ia tak kenal sama sekali, bahkan belum pernah melihat seperti apa rupanya. “Tidak ada yang salah dengan perasaanku, lagipula apa kamu sanggup hidup bersama dengan wanita yang mencintai lelaki lain?”, “apa kamu begitu mencintai lelaki itu?”, Naina mengangguk pelan, namun dibalas senyuman kecut dari Aldi yang tengah menyidirnya. Naina yang sudah malu sejak tadi, hendak pergi meninggalkan Aldi, ia sudah tidak ingin berhadapan dengan Aldi lagi.

Namun, Aldi segera menarik lengannya, “eh maaf, tapi aku ingin memberikan ini. Sekali lagi aku harus egois, karena tidak ingin membatalkan pernikahan kita”, jelas Aldi dan segera meninggalkan naina.

Dengan rasa kesal Naina membaca undangan tersebut, undangan sudah tersebar dan persiapan pernikahan sudah matang, ia tak bisa lagi membatalkan semuanya, karena sejak awal ia juga menyetujui perjodohan ini. Sebuah nama yang tertera di undangan itu, membuatnya sedikit terkejut, “Muhammad Fahmi Risaldi?”, “iya, kamu tidak salah. Lelaki yang kamu cintai itu akan segera menjadi suamimu”, ucap Aldi yang sejak tadi berdiri dibelakangnya. Sontak saja Naina lompat kegirangan dan hampir saja memeluk Aldi, namun Aldi segera menghindar, hingga membuat keduanya salah tingkah.

***

Akad Nikah….
Pernikahan Naina dan Aldi berlangsung lancar, senyum diwajah keduanya belum juga memudar. Naina bahkan belum juga berhenti bersyukur pada sang pencipta karena telah mengabulkan doanya di sepanjang malam. Hingga membuatnya tersadar tak ada yang sia-sia ketika berharap pada sang pencipta. “Kenapa baru datang sekarang?”, tanya Naina membuat Aldi gemas dengannya, “maaf, aku sedang sibuk memperbaiki diri agar bisa menjadi seperti Fahmi lelaki yang kamu cintai”, sindir Aldi seketika membuat Naina cemberut, “terima kasih”, lanjut Aldi sembari mencium kening Naina. Keduanya kembali melanjutkan obrolan mereka sembari bercanda tawa.


-THE END-

***

Jatuh cinta memang selalu datang tiba-tiba, tak tahu dimana, kapan, dan entah kepada siapa perasaan itu akan muncul. 

Bulan ramadhan sebentar lagi akan berakhir dan mari menyambut hari raya dengan bahagia. Buat yang jomblo sama yang sudah punya pasangan jangan lupa siapin jawaban saat ditanya "kapan nikah?"😄😄

Enjoy the story!!!💜

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun