Segera kuhampiri Sarah sebelum ia pergi, dia terlihat kaget saat melihat kedatanganku sesaat wajahnya berubah menjadi tenang, tanpa basa-basi aku segera menanyakan terkait ibunya Reza.
Sebelum berpamitan dengan Sarah, ia segera memelukku erat dan mengatakan terima kasih, entah apa maksudnya aku tidak ingin memikirkannya.Â
Pikiranku saat ini mulai berkecamuk, ibu Reza belum meninggal, ia berbohong padaku, apa ia tidak berniat serius denganku, memang sampai sekarang ia belum mengenalkanku pada keluarganya karena rasanya terlalu cepat.Â
Apa akan terjadi lagi aku yang selalu ditinggalkan oleh orang yang aku sayangi? Segera kutepis pikiran itu jauh-jauh, aku percaya padanya ia sudah berjanji akan menjaga komitmen kami.
***
Setelah pertemuanku dengan Sarah, aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Reza. 7 bulan terlewati, kucari dia kemanapun tidak ditemukan, bahkan nomor ponselnya sudah tidak aktif, teman-temannya pun juga tidak bisa membantu mereka sendiri tidak mengetahui keberadaanya.Â
Satu-satunya harapanku hanya Sarah, dia orang terdekat Reza yang bisa kutanyai, namun ia juga menghilang.
Awan mendung menyelimuti langit dengan begitu gelap, hari ini tak ada langit senja yang selalu kunantikan, derai air mata jatuh beiringan dengan rintik hujan yang mulai membasahi pantai, aku masih akan tetap menunggumu datang dan menjemputku.
Aku meriundukanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H