Mohon tunggu...
Isnaini Rammahdina
Isnaini Rammahdina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Universitas Islam Negri Prof. KH. Saifuddin Zuhri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makam Mbah Abdusshomad Jombor

18 Desember 2022   16:57 Diperbarui: 18 Desember 2022   16:58 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Syekh Abdusshomad lahir di Jawa Barat. Tanggal dan tahun kelahiran belum ditemukan. Beliau diperkirakan lahir pada abad ke-16 M. Masa muda Syaikh Abdus Shomad dihabiskan di Pondok Pesantren di Gunung Jati Cirebon Jawa Barat. 

    Kehidupan Mbah Abdusshomad di Cilongok masih satu zaman dengan bupati Banyumas pertama, yaitu Joko Kaiman. Zaman itu jauh sebelum Indonesia merdeka. 

   Mbah Abdusshomad mempunyai 2 istri yaitu, istri pertama dari Gunung Lurah dan istri kedua dari Batuanten. Untuk istri kedua, Mbah Abdusshomad menikah karena sayembara.  

   Mbah Abdusshomad mempunyai 3 anak. Satu putri dan dua putra, yaitu Nyai Ali, Nurudin, dan Hasanudin atau dikenal Mbah Lambak. 

Perjalalanan Dakwah Mbah Abdusshomad 

 Setelah Syaikh Abdus Shomad selesai masa pendidikan di pondok pesantren di Cirebon, beliau pamit pulang dan oleh gurunya diberi petunjuk untuk berjalan ke timur ke arah selatan, setelah sebelumnya ia menetap beberapa tahun di Sunda Kelapa dan Cirebon, untuk melakukan dakwah di sana.

   Perjalanan selanjutnya menuju Pantai Selatan, yaitu Cilacap, menuju Kampung laut Kelapa Kerep. Kelapa Kerep konon adalah kelapa yang dirapatkan yang digunakan sebagai rakit.

    Kemudian mbah absusshomad melanjutkan perjalanannya menuju arah timur, dan sampailah di Pejaten. Pejaten sekarang adalah grumbul di wilayah Desa Cipete Kecamatan Cilongok Banyumas. Grumbul Pejaten merupakan alas hutan jati, sebelum dibuka menjadi areal tempat tinggal. 

    Di Jombor inilah menjadi tempat mukim Syaikh Abdus Shomad hingga akhir hayatnya. Konon Syaikh Abdus Shomad sempat menikah lagi dengan Nyai Saketi binti Mbah Abdul Salam, kakak seperguruan yang pernah bersama nyantri di Pesantren Cirebon.

Karomah Mbah Abdusshomad Jombor diantaranya yaitu :

Menimba Emas, Membungkam Gong, Membuat "Keder" Serdadu Belanda

Peninggalan-peninggalan Mbah Abdusshomad

1. Masjid Baitus Shomad Jombor, yang merupakan petilasan beliau melakukan kegiatan mujahadah.  

2. Pohon Kayu Nagasari yang berada di lokasi makam Syaikh Abdus Shomad

3. Sebuah Bedug yang terbuat dari kayu sidagurih. 

Makam Mbah Abdusshomad Jombor

Makam Mbah Abdusshomad Jombor ini terletak di Desa Cipete, Jombor, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Area makam ini kurang lebih luasnya 2 hektare. Di depan pintu gerbang menuju makam terdapat mushola yang multifungsi. Dapat digunakan untuk kegiatan ibadah, peringatan hari besar, dan juga sebagai transit para peziarah dari berbagai daerah. Sebelum masuk ke arena makam, para peziarah harus menaiki tangga yang cukup tinggi dengan jumlah 99 anak tangga. 

Struktur makam saat ini masih sama dari jaman dulu, hanya mengalami beberapa renovasi. Seperti renovasi tangga menjadi paving, karena batu-batu yang digunakan sebagai tangga licin. Untuk keselamatan para peziarah maka diadakan renovasi. Makam Mbah Abdusshomad menyatu dengan makam warga sekitar atau makam umum. Tetapi makam umum  hanya di daerah bawah, sedangkan daerah atas untuk makam Mbah Abdusshomad dan keluarga. Di dalam bangunan terdapat 2 makam, yaitu makam Mbah Abdusshomad dan makam istri kedua Mbah Abdusshomad.  

Strategi Penyebaran Islam Mbah Abdusshomad Jombor

Saat Mbah Abdusshomad datang ke Jombor ini masyarakat belum mengenal Islam. Misi utama Mbah Abdusshomad adalah menyebarkan agama Islam yang rahmatan lil 'alamin. 

Strategi atau cara Mbah Abdusshomad dalam menyebarkan agama Islam dengan menyesuaikan keadaan masyarakat, dari kondisi kebudayaan, situasi, dan kondisi. Setiap peringatan hari besar Islam juga dilaksanakan. Cara berdakwah beliau tidak dengan menjelaskan teori-teori dan dasar ibadah seperti dalil, namun dengan mempraktekkan secara langsung, sehingga masyarakat bisa ikut melakukan amalan-amalan. Contohnya seperti Mbah Abdusshomad ingin mengajarkan masyarakat untuk bershodaqoh dan bersilaturahmi, maka Mbah Abdusshomad mempraktekkannya dengan saling memberi. 

Mbah Abdusshomad juga mendirikan pondok yang sebagian santrinya berasal dari daerah Cilongok. Untuk lokasi pondok sekarang sudah menjadi sekolah MI Ma'arif. Di tempat ini juga terdapat masjid peninggalan Mbah Abdusshomad. 

Amalan yang sering dilakukan Mbah Abdusshomad yaitu sholawat, karena Mbah Abdusshomad suka bersholawat.

Ketika Syaikh Abdus Shomad menetap di Jombor usianya memang mendekati usia senja menuju usia masa tua. Kegiatan dakwah dilakukan di lingkungan Padepokan atau pesantren, karena secara fisik Syekh Abdus Shomad tidak lagi sekuat dan memiliki energi yang penuh untuk melakukan keliling di wilayah Jombor dan sekitarnya.

Namun demikian Syekh Abdus Shomad mendapat perhatian masyarakat di lingkungan di luar Desa Cipete sangat luar biasa, karena berita dari mulut ke mulut tentang kehadiran seorang ulama pembawa agama Islam semakin banyak yang singgah dan menetap di Kabupaten Banyumas saat itu. Para penuntut ilmu pun datang silih berganti hingga Syaikh Abdus Shomad wafat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun