Bukan cuma memberikan kiat menulis yang memikat, beliau juga mengingatkan bahwa penulis haruslah berangkat dari hati agar pesan mampu menyentuh hati pembaca.
Dua hal yang saya ingat dari Pak Yusron adalah pesannya tentang lompatan ide yang menggugah pembaca di awal tulisan. Jangan bertele-tele dengan lead yang mengambang atau bercabang. Buat batasan agar tulisan bernas menyoroti topik yang kuat.
Yang tak kalah unik adalah usulnya agar penulis membiasakan silaturahmi kepada siapa pun, terutama tetangga atau kerabat yang sakit.Â
"Bahkan kalau perlu ikut mengantarkan jenazah ke liang kubur," ujarnya serius.
Penulis yang terbiasa memberikan penghiburan kepada yang terkena musibah akan memiliki kelembutan hati yang akan memperkuat ruh tulisannya.
Yusron juga menekankan pentingnya latihan untuk memperkaya diksi dan membangun narasi yang luwes.
Judul itu krusial
Sebagai pemateri kedua, ada Teguh Wahyu Utomo yang akrab disapa Pak Tom. Dengan jam terbang tinggi sebagai penulis, Pak Tom pertama-tama menyoroti pentingnya merumuskan judul yang memikat.
Judul adalah pintu masuk tulisan, maka harus mengandung kata kunci, padat, unik, dan tentu saja relevan. Pembaca akan enggan melanjutkan sampai tuntas jika judul memble.
Selain itu, beliau mengingatkan organisasi ide dalam tulisan. Bukalah esai dengan lead yang kuat dan fokus.Â
Lanjutkan dengan uraian yang menyentuh esensi topik, didukung data untuk memperkuat pendapat atau opini. Data itu bisa memvalidasi subjektivitas kita.