Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Inkubator Literasi Pustaka Nasional: Jawa Timur Kaya Potensi!

17 Agustus 2024   12:20 Diperbarui: 22 Agustus 2024   10:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan cuma memberikan kiat menulis yang memikat, beliau juga mengingatkan bahwa penulis haruslah berangkat dari hati agar pesan mampu menyentuh hati pembaca.

Dua hal yang saya ingat dari Pak Yusron adalah pesannya tentang lompatan ide yang menggugah pembaca di awal tulisan. Jangan bertele-tele dengan lead yang mengambang atau bercabang. Buat batasan agar tulisan bernas menyoroti topik yang kuat.

Yang tak kalah unik adalah usulnya agar penulis membiasakan silaturahmi kepada siapa pun, terutama tetangga atau kerabat yang sakit. 

"Bahkan kalau perlu ikut mengantarkan jenazah ke liang kubur," ujarnya serius.

Penulis yang terbiasa memberikan penghiburan kepada yang terkena musibah akan memiliki kelembutan hati yang akan memperkuat ruh tulisannya.

Yusron juga menekankan pentingnya latihan untuk memperkaya diksi dan membangun narasi yang luwes.

Judul itu krusial

Sebagai pemateri kedua, ada Teguh Wahyu Utomo yang akrab disapa Pak Tom. Dengan jam terbang tinggi sebagai penulis, Pak Tom pertama-tama menyoroti pentingnya merumuskan judul yang memikat.

Pak Tom memberi kiat rumusan judul yang menarik.
Pak Tom memberi kiat rumusan judul yang menarik.

Judul adalah pintu masuk tulisan, maka harus mengandung kata kunci, padat, unik, dan tentu saja relevan. Pembaca akan enggan melanjutkan sampai tuntas jika judul memble.

Selain itu, beliau mengingatkan organisasi ide dalam tulisan. Bukalah esai dengan lead yang kuat dan fokus. 

Lanjutkan dengan uraian yang menyentuh esensi topik, didukung data untuk memperkuat pendapat atau opini. Data itu bisa memvalidasi subjektivitas kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun