tiba-tiba Juni bergegasÂ
meninggalkan Sapardi di lipatan buku
yang sengaja meminjam rasa panas
yang dirahasiakan matahari di pucuk rinduÂ
tak ada hujan di bulan Juni
karena semua orang mendadak bijak
perlahan-lahan mengukir jejak
yang akan dihapuskan sendiri
pada pohon yang kita kenal
kemarau kita awetkan menjadi sajak
pada tahun-tahun berjuta viral
awan runtuh dihempas burung yang berkelepak
Tak ada yang bertanyaÂ
siapa lelaki tabah yang mengingatmu
padahal segenap kenangan dan bahasaÂ
tidak pernah dianggap sebagai tamu
tak ada hujan di bulan Juni
hanya kemarau terus dinyalakanÂ
dari buku ke kota-kota jauh
meresmikan janji-janji yang kita musuhi.
Lamongan, 21/06/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H