Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Beasiswa ke Jepang Tanpa Kuliah, Pesantren Wirausaha Solusinya

30 Mei 2024   12:36 Diperbarui: 31 Mei 2024   07:53 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santripreneur di Ponpes Fathul Ulum mengelola peternakan kambing (Dk.o pri)

Dalam pengertian itu, jangan sampai terjadi ada santri jebolan Fathul Ulum yang menukar layanan agama dengan patokan rupiah, misalnya. 

“Jadi, jangan sekali-kali siapa pun mengajar agama secara transaksional, enggak boleh. Saya selalu pesankan ke anak-anak karena mengajar itu harus dengan ikhlas. Untuk bisa itu, maka harus memiliki keahlian, kalau tidak akan berat nantinya,” ujar kiai kepada kabarjombang.com. 

Selain menjaga integritas, kemandirian ekonomi bisa ditularkan kepada warga tempat santri berdomisili. Itulah inti anfa'a, implementasi dari hadis Nabi yang menganjurkan penciptaan manfaat, bukan mengharapkan atau sekadar menikmatinya.

Pada kata anfa'a terdapat spirit pemberdayaan. Menggerakkan warga untuk meraih akselerasi kehidupan, baik secara religius maupun sosial ekonomi. Pada kata anfa'a juga tersimpan energi untuk selalu berbagi, bukan memanipulasi.

Dengan prinsip ini, setiap kesempatan yang muncul harus dimanfaatkan santri untuk memproduksi dan menebarkan kebaikan, alih-alih peluang untuk semata menumpuk kekayaan.

Dalam sebuah kesempatan, kiai muda ini pernah menggagas sebuah ide yang menarik. Kali ini berkaitan dengan kepala desa terpilih yang kadang dianggap kurang efektif bekerja. 

Pembenihan pohon, baik untuk alam dan keuangan (Dok. pri)
Pembenihan pohon, baik untuk alam dan keuangan (Dok. pri)

"Kenapa tidak membagikan sekian benih pohon sengon? Dalam lima tahun, warga bisa panen dari kayu yang ditanam," ujarnya singkat kepada warga yang datang sowan di pondok tersebut.

Dengan begitu, bukan hanya penghijauan yang didapatkan, tetapi juga manfaat ekonomi yang signifikan sehingga masyarakat tidak tergiur serbuan amplop pada saat pemilihan.

Pengelolaan uang dan pemanfaatan sayuran

Keunikan lain di ponpes ini adalah larangan santri membawa banyak uang. Bahkan dianjurkan tidak pegang sama sekali. Demi mengajarkan tentang pengelolaan uang, santri hanya dibekali dengan semacam kartu ATM. Kartu ini bisa santri gunakan untuk membeli keperluan di kantin (makanan) maupun koperasi (kebutuhan harian dan kitab pelajaran). 

Jika ada keperluan dalam jumlah besar, misalnya beli sesuatu di luar kompleks pesantren, maka dia bisa mengajukan pencairan kepada bagian Tata Usaha yang ketat menyeleksi kebutuhan. Pengasuh ingin agar para santri belajar dan berlatih dalam mempergunakan uang sesuai kebutuhan, bukan menurut keinginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun