Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Penglihatan Justru Menyengsarakan: Mungkinkah Bertobat Lewat Film Memikat?

1 April 2024   23:50 Diperbarui: 2 April 2024   00:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cahaya bisa jadi berkat atau mudarat (pexels/Johannes Plenio)  

Sebagaimana Youssef yang akhirnya malah didera keterasingan baru padahal kedua bola matanya bisa berfungsi dengan normal. Masalahnya ternyata terletak pada persepsi. Seorang tunanetra punya persepsi berbeda tentang keindahan dan kedamaian yang ada di dunianya dan yang ditemukan di dunia baru ketika ia bisa melihat lagi.

Saat Youssef masih buta, dunianya begitu indah. Ia membaca berjilid-jilid buku dalam aksara Braille dan menjalani peran sebagai profesor perguruan tinggi secara memuaskan. Surga itu terletak di dalam pikirannya, juga hatinya.

Selama ini ia sudah merasa hidup di surga kecil dengan mendengarkan kerisik angin di balkon rumah saat ia membaca, atau kecipak air di dekat pepohonan saat ia bermain dengan putri tercintanya, juga kepedulian keluarganya yang luar biasa.

Namun begitu tabir kebutaan itu tersingkap, yaitu saat matanya bisa melihat, dunia visual ternyata mengecewakan. Mulailah muncul konsep bagus, cantik, jelek, buruk, yang malah memusingkan. Ia terasing di dunia yang baru, dunia yang pernah ia lihat puluhan tahun silam yang jelas telah banyak berubah.

Lebih parahnya lagi, kemampuan melihat Youssef kini justru membuatnya merasa mandiri sehingga tak perlu lagi bantuan sang istri. Bahkan saat Roya istrinya bertanya dari mana Youssef karena pergi mendadak tanpa pamit pun, ia bisa naik pitam. Ia merasa tak butuh siapa pun lagi lantaran kemampuannya melihat yang membuat tak perlu bergantung pada orang lain.

Sang istri akhirnya pergi, termasuk ibunya yang dirundung kekecewaan. Rasa tertekan dan ketidakpuasan terhadap dunia nyata kian memuncak ketika mata Youssef bereaksi yang disebut oleh dokter sebagai adanya penolakan dalam transplantasi kornea sebelumnya.

Yang diharapkan ternyata tak selamanya menyenangkan. Youssef membayangkan dunia sebagai surga yang menawan, tetapi surga kecilnya saat ia masih tunanetra rupanya tetap yang terbaik. Dengan plot yang linier, akting para pemain yang sangat ciamik—terutama Parvis Parastui yang sangat jempolan—The Willow Tree atau beed-e majnoon bisa menjadi pilihan film spiritual untuk ditonton selama bulan Ramadan.

Pahami dan renungkan firman Tuhan (Dokumentasi pribadi)
Pahami dan renungkan firman Tuhan (Dokumentasi pribadi)

Bukan bermaksud menyelami dunia sufi atau semacamnya, tetapi sebagai ikhtiar untuk memahami bahwa apa yang terjadi ternyata menjadi keputusan terbaik dalam kacamata Tuhan. Rasa syukur dan ikhtiar dalam menjalani perubahan, serta kepasrahan kepada Allah SWT adalah pekerjaan tiada akhir yang mestinya kita ulang-ulang dengan penuh kesabaran.

Dalam konteks inilah film ini bisa mendorong kita untuk melakukan pertobatan. Yaitu menyadari dan menyesali bahwa selama ini kita lebih sering salah sangka terhadap ketetapan Tuhan. Lantaran berkutat pada apa yang kita mau, surga mini yang mestinya kita rasakan akhirnya berubah menjadi lingkaran neraka yang mengungkung kita dalam keluhan demi keluhan tanpa pernah merasa salah sehingga perlu ada yang diubah. Bukannya manfaat, malah mudarat yang kita terima padahal kita merasa mendapatkan segalanya. Innaa lillaah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun