Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Dari Emha Hingga Maher Zain, Inilah 5 Lagu Religi Pembuka Mata Batin

26 Maret 2024   23:47 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:57 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendengarkan lagu religi memantapkan hati. (Dokumentasi pribadi)

LAGU RELIGI bukan hanya didengarkan sebagai hiburan instan, tetapi juga kebutuhan esensial untuk menggugah kesadaran spiritual. Nada-nada yang disusun sedemikian rapi dengan lirik lagu terpilih tentu punya tujuan yang presisi.

Dalam Ramadan Bercerita kali ini, Kompasiana menurunkan tema "Terngiang Lagu Religi". Frasa yang sangat tepat menggambarkan dampak sebuah lagu religi terhadap pendengarnya.

Kata terngiang menyiratkan aktivitas progresif yang terus dirasakan oleh pendengar lagu. Lagu itu mungkin sudah lama tak terdengar atau didengar, tetapi kita masih merekam alunan nada dan magnitudo pesan yang kapan saja siap dimainkan.

Tantangan menulis seperti ini adalah cara kreatif untuk memutar lagu-lagu itu kembali. Inilah daftar berisi lima lagu religi yang senantiasa berdentang dalam benak karena membuat jiwa terhenyak. Lagu-lagu ini boleh jadi tak populer, tapi secara subjektif punya kesan mendalam sebagai penggugah semangat dan pembuka mata batin.

1. Jalan Sunyi - Emha Ainun Nadjib

Lagu religi ini kali pertama saya dengar sekitar tahun 2007-2008 saat masih tinggal di Bogor. Sering diputar saat sedang kerja lembur di kantor. Sebagai pencinta puisi dan teater, saya tak bisa berpaling dari salah satu karya Cak Nun yang memang spesial.


Jalan Sunyi menggambarkan perjalanan menempuh diri, dengan kejujuran, menuju Tuhan, membangun kedekatan dengan Allah SWT yang selalu membuka pintu pertobatan. Penutur tak peduli walau bopeng dan cela dideritanya. Jalan terus walau sendiri.

Saya terutama speechless saat mendengar Cak Nun menyanyikan dua baris berikut ini.

Puisi yang kusembunyikan dari kata-kata

...

Cinta yang takkan kutemui bentuknya

Jalan Sunyi seolah lagu religi yang menggambarkan laku Cak Nun sendiri, saking rahasianya perjalanan itu hingga puisi dan kata-kata pun bisa dipisahkan. Apalagi sampai merasakan cinta yang tak berbentuk, tanpa syarat. Suara berat dan agak serak khas Cak Nun membuat lagu religi ini semakin sempurna dan terus terngiang.

2. Berita kepada Kawan - Ebiet G. Ade

Lagu fenomenal yang dirilis tahun 1996 ini masih dikenang hingga saat ini, apalagi sejak dijadikan soundtrack sebuah iklan rokok untuk momen Ramadan/lebaran. 

Meskipun tidak mengandung idiom-idiom keislaman yang eksplisit, saya menyimpulkan betapa perjalanan penyanyi/aku lirik ke suatu tempat yang dilanda bencana adalah sebuah ikhtiar untuk menyadari kekhilafan manusia dalam mengelola sumber daya alam dengan meninggalkan petuah Tuhan.

3. Sajadah Panjang - Bimbo

Lagu religi berikutnya yang tak kalah memorable dan terus terngiang-ngiang setiap Ramadan adalah Sajadah Panjang yang dibawakan oleh Bimbo. Musiknya bening, sangat pas dengan lirik yang ditulis oleh penyair kawakan Taufik Ismail.

Tak heran jika pesona lagu ini terus moncer hingga tahun 2000-an saat dikemas sebagai judul sinetron kendati lagunya dirilis tahun 1984.

Lihatlah bait pertama dari lagu religi yang digubah oleh Djaka Purnama ini.

Ada sajadah panjang terbentang

Dari kaki buaian

Sampai ke tepi kuburan hamba

Kuburan hamba bila mati

Bait pertama hingga terakhir jelas menyiratkan bahwa keseluruhan hidup manusia di dunia adalah perjalanan ibadah sehingga mestinya diisi dengan aktivitas mengumpulkan bekal, bukan berlaku bengal. Ramadan tahun ini, mendengarkan lagu ini lagi, kita harus ingat untuk apa hidup. 

Bukankah hidup adalah menanti mati dalam kesinambungan sajadah yang dihamparkan sejak kita dilahirkan sampai nanti dikuburkan? 

4. Bila Waktu Tlah Berakhir - Opick

Tahun 2006 saya merantau ke Bogor untuk melamar sebagai editor di sebuah penerbit buku sekolah. Selama menjalani tes dua har, saya menumpang di kos seorang teman satu angkatan yang lebih dulu bekerja di perusahaan tersebut.

Sewaktu berada di kamar kosnya, saya kerap mendengarkan lagu-lagu religi karangan Opick yang saat itu sedang naik daun lewat album Tombo Ati. Menggunakan komputer desktop, saya putar berulang-ulang satu tembang yang membuat saya merinding.

Lagu yang saya maksud adalah Bila Waktu Tlah Berakhir, sebuah lagu religi yang memotret perjalanan sesudah mati dengan bekal-bekal yang berarti, yakni amal dan iman yang menjadi teman sejati. Seolah menjadi peringatan kontras bagi saya: boleh saja sekarang ngejar jadi karyawan, tapi jangan lupakan rumah masa depan alias akhirat.

Saya akui, Opick meracik lagu religi ini dengan sangat manis. Tempo, lagu, lirik, dan melodi diatur begitu hati-hati untuk menciptakan peringatan dengan kengerian yang tak dibuat-buat. Bukan horor basi, melainkan kesunyian mencekam yang menyerang hati pendengar seketika.

5. Hubbun Nabi - Maher Zain

Akhirnya, Hubbun Nabi yang dibawakan oleh Maher Zain nyaris selalu membuat saya menitikkan air mata. Bahkan siang tadi saat saya menuju sekolah untuk menjemput anak, di atas motor saya tak bisa menyembunyikan air mata yang menggenang. Suara tiba-tiba hilang, berganti dengan sesenggukan.

Komposisi musik dan lirik, juga keseluruhan penggarapan lagu religi ini membuat saya jatuh cinta, juga hina atas sosok agung bernama Muhammad Saw. Nabi besar yang senantiasa memikirkan umatnya, apa pun kondisi mereka, agar bisa berada di dekat beliau di surga nanti.

Ah, sungguh sulit menjelaskan lagu ini. Video pembuka dengan whirling dervish alias taria sufi membuat saya berkaca-kaca seketika. Merasakan cinta Baginda Nabi yang begitu besar sambil tercekam oleh kehinaan seorang pengikut yang sibuk mengaku tanpa mengikuti idolanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun