Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sebelum Ikut Bukber dengan Kawan Lama, Coba Ikuti Aturan 5W 1H

14 Maret 2024   23:13 Diperbarui: 15 Maret 2024   00:28 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu makan saat bukber dengan teman lama wajib diperhatikan. (Dok. pri)

BUKA PUASA adalah saat paling dinanti selama bulan Ramadan. Azan magrib jadi momen istimewa bagi siapa pun yang menjalankan puasa, penuh atau tidak dengan berbagai alasan.

Dengen seteguk teh manis hangat saja, kerongkongan terasa dialiri kenikmatan luar biasa. Apalagi jika disempurnakan dengan kurma dan hidangan utama yang beraneka bentuknya.

Kembali soal buka puasa bersama yang familier disebut bukber, kegiatan ini lama-lama menjadi tradisi yang lumrah di masyarakat kita. Keluarga besar, kolega kerja, mitra usaha, hingga teman lama adalah beberapa contoh lingkup yang biasa mengadakan bukber.

Ikuti pedoman 5W 1H

Kendati jadi tren masa kini, toh tak semua orang bersemangat untuk ikut bukber bersama circle tertentu. Rambut orang boleh sama hitam, tapi alasan absen bukber tak kalah bermacam-macam. Dan sering tak gampang untuk disalahkan atau dibenarkan.

Ada yang malas ikut bukber karena dilarang pasangan, mungkin sebab malas patungan di tempat mahal di tengah ekonomi yang sedang sulit, atau bisa jadi karena alasan lain yang tak selalu diungkapkan.

Daripada bingung untuk menerima atau menolak ajakan bukber dengan kawan lama, coba ikuti aturan 5W 1H sebagai pedoman agar tak salah langkah. Rumusan ini tentu tidak saklek, jadi boleh jadi enggak applicable untuk semua orang.

"Bisa aja nih othak athik mathuk," mungkin terlecut sebagai komen atas artikel sederhana ini. Memang betul, ini sekadar rambu yang saya cocok-cocokkan dari unsur penyusun teks berita di ranah jurnalistik. Tujuannya: mempermudah pemahaman menuju solidnya keputusan.

1 - What (Apa)

Jenis makanan atau menu harus dipertimbangkan dalam bukber. (Dok. pri)
Jenis makanan atau menu harus dipertimbangkan dalam bukber. (Dok. pri)

Dalam berita, unsur What (Apa) menjadi hal utama yang mesti kita perhatikan. Demikian juga sebelum memutuskan untuk pergi ikut bukber dengan teman lama, pastikan kita sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

  • “Sirkel apa yang menghelat bukber ini?”
  • “Kira-kira apa manfaat yang kudapat dengan ikut bukber ini?”
  • "Apa menu khas atau tema resto yang akan dikunjungi?" Barangkali punya sentimen negatif, misalnya alergi makanan atau pengalaman tak enak di tempat tersebut;
  • “Apakah sepadan effort ke acara itu dengan kondisiku saat ini—dari sisi ekonomi atau produktivitas kerja, misalnya?”

2 - Who (Siapa)

Orang-orang yang akan menghadiri acara bukber bisa menentukan mood atau suasana hati kita selama di venue. Nah, beberapa pertanyaan lain yang mesti diajukan sebelum ikut bukber dengan kawan lama antara lain sebagai berikut.

  • "Berapa orang yang akan datang?”
  • “Siapa saja mereka?”
  • “Apakah aku kenal baik dengan para peserta yang akan hadir sehingga bakal enjoy atau sebaliknya saat bukber nanti?”
  • “Apakah di antara orang-orang itu ada yang pernah meninggalkan memori baik/indah atau jelek/menyebalkan di masa lalu?”
  • "Apakah kita diperbolehkan mengajak pasangan atau teman dari sirkel lain?"

Siapa yang hadir dalam bukber menentukan kenyamanan selama acara. (dok. pri)
Siapa yang hadir dalam bukber menentukan kenyamanan selama acara. (dok. pri)

Bisa saja ada teman yang pernah meninggalkan luka di masa silam, misalnya mem-bully atau malah pinjam uang tapi tak pernah mengembalikan. Timbang-timbang dengan matang sebelum membentuk pengalaman baru dalam bukber dengan kawan lama itu.

3 - Where (Di mana)

Unsur ketiga ini, Where, jelas berkaitan dengan tempat atau lokasi berlangsungnya bukber dengan teman lama. Telisik tempat atau venue yang akan menjadi lokasi kongk bareng tersebut.

  • “Apakah lokasinya jauh/dekat dari rumah atau tempat kerja kita?” 
  • “Mudah dijangkau atau harus menempuh jalur rumit yang malah bikin pusing?” (area langganan macet, dll)
  • “Apakah tersedia tempat shalat Magrib yang representatif? Atau mungkin dekat dengan masjid umum yang aksesibel?”

4 - When (Kapan)

Unsur keempat ini tak bisa dipandang sebelah mata. Boleh jadi kita cocok dengan sirkel yang akan menghelat buka bersama; kita suka dengan resto dan menu di dalamnya; dan bahkan mengenal restonya dengan sangat baik karena berkali-kali berkunjung ke sana.

Namun, belum tentu waktu akan mewujud menjadi kesempatan yang bisa kita manfaatkan. Telusuri agenda kerja atau jadwal pribadi yang kita miliki. Jangan sampai mengiyakan ajakan bukber dengan teman lama padahal pada waktu bersamaan kita sudah berjanji untuk datang pada bukber keluarga atau dengan calon investor, misalnya. 

Pastikan waktu bukber dengan kawan lama tidak akan mengacaukan event penting lain atau skedul yang menuntut komitmen lebih kuat sedari awal.

5 - Why (Mengapa)

Pertanyaan lain yang harus dijawab sebelum memutuskan datang ke bukber dengan kawan lama adalah seputar alasan kehadiran.

  • “Seberapa penting kita hadir di sana?” (Sejauh mana kopdar berbentuk bukber itu berpengaruh secara signifikan dalam hidup kita di ranah tertentu)
  • “Mengapa acara itu penting atau tidak penting?”

Kalau perlu, buatlah daftar berisi sekian alasan tentang manfaat dan mudarat partisipasi kita dalam bukber tersebut. Seumpama di sana ada mantan yang berpotensi memperkeruh suasana batin kita dan pasangan, ada baiknya dipikir masak-masak tentang plus-minusnya.

How (Bagaimana)

Akhirnya unsur terakhir ini tak boleh terlewatkan sebagai unsur penyempurna penimbang keputusan. Di sini kita berandai atau berimajinasi, atau mungkin memproyeksikan, bagaimana bukber akan berlangsung dengan lingkaran teman lama tersebut.

Banyak hal terjadi di masa lalu, dan tidak semuanya layak diingat atau diawetkan sebagai kenangan. Kita sudah menjadi pribadi baru di era sekarang, jauh berbeda dari belasan atau puluhan tahun di masa silam.

Kita sendirilah yang paham bagaimana keterlibatan dalam bukber ini akan membawa dampak yang kita inginkan atau sebaliknya kita sesali kemudian. Bagaimana pengalaman baru akan terbentuk ditentukan oleh unsur-unsur yang harus kita jawab sebelumnya.

Lebih-lebih jika kita sudah menikah, punya pasangan dan anak, banyak hal yang harus dipikirkan—lebih dari sekadar euforia bukber atau ekstase sentimentil yang mungkin tidak kita perlukan. Bahkan bisa runyam kalau sebelumnya kita sudah punya masalah dalam keluarga.

Layaknya dalam menulis berita, coba kaji dengan saksama bagaimana bukber ini akan memberi arti pada kehidupan kita masa kini. Bangunlah sisi kausalitas (sebab-akibat) untuk mendukung pernyataan dari unsur why (mengapa) atau membantahnya dengan hati-hati.

Jadi, sebelum memutuskan bukber dengan kawan lama, bisa kali ikuti pedoman 5W 1H ini. Yeah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun