Benih yang berhasil dihimpun lantas ditanam di sejumlah titik di Bojonegoro yang dianggap membutuhkan penghijauan. Selain itu, Samsul juga mempersilakan komunitas atau desa untuk memperoleh benih tanpa harus membayar sepeser pun.
Siapa saja bisa memperoleh benih trembesi tanpa harus melalui proses yang rumit seperti pengajuan surat dan formalitas lainnya. GSN hanya meminta agar penerima berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan lewat penanaman trembesi di daerah masing-masing.
Lantas bagaimana dengan biaya operasional GSN? Selain iuran sukarela dari masing-masing anggota, komunitas yang dikomando Samsul memperoleh dana pengembangan dari keuntungan penjualan jamu serbuk berbahan aneka rimpang yang mereka produksi sendiri. Di sini jelas terdapat semangat kemandirian yang menjadi value berharga dalam aktivitas GSN.
"Ruh yang kita pakai untuk membesarkan lembaga ini adalah mengambil spirit dari Suku Samin," tegas Samsul.
Samsul Arifin memang terinspirasi oleh sikap hidup Suku Samin. Masyarakat adat yang hidup di Bojonegoro dan pedalaman Blora ini--sebagaimana Orang Kanekes (Baduy) di Banten--dikenal sebagai suku yang teguh memegang tradisi dan kearifan lokal.Â
Dalam memanfaatkan alam, mereka cukup mengambil sesuai kebutuhan, bukan keinginan tanpa batas. Alih-alih eksploitasi, mereka berkompromi dan bahkan terkoneksi dengan alam seperti halnya masyarakat adat di belahan dunia lain.Â
Selain itu, Suku Samin senantiasa menjunjung kejujuran dan tidak sombong. Termasuk dalam bidang sosial dan ekonomi, mereka dikenal sangat mandiri.
Dengan menjual jamu serbuk, GSN telah mengadopsi kearifan lokal yakni rempah sebagai kekayaan Nusantara yang telah teruji dan terbukti khasiatnya sejak lama. Lewat penjualan jamu tersebut, Samsul dan GSN juga menunjukkan sikap kemandirian tanpa menggantungkan diri pada pihak lain sehingga program bisa terus berjalan.
Semangat hari ini dan masa depan Indonesia
Lebih lanjut Samsul menuturkan bahwa Green Star Nusantara bukan sekadar sebuah lembaga. Ia lebih suka menganggap GSN adalah sebuah sistem untuk menghijaukan dunia kembali sebagai perlindungan bagi manusia dari ancaman pemanasan global.Â
Dalam konteks Bojonegoro tempat ia bermukim, ia berharap langkah yang ia gagas dan lakukan bersama GSN akan sanggup memulihkan kualitas oksigen dan mengembalikan sumber-sumber mata air bersih yang semakin lama semakin langka padahal sangat vital keberadaannya.