Menggali lebih dalam misteri perilaku manusia, teori pengkondisian operan  Burrhus Frederic Skinner  muncul sebagai wawasan yang kuat dan berwawasan luas tentang bagaimana kita dapat membentuk dan memodifikasi tindakan kita melalui konsekuensi yang cermat. Saat kita memasuki dunia teori Skinner, mari kita telusuri perbedaannya dengan  teori Ivan Pavlov, serta penerapan menarik dari  teori  ini dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang melatarbelakangi perilaku gerakan kita.
Pengertian Teori Operan Kondisioning oleh Skinner
Teori pengkondisian operan Burrhus Frederic Skinner adalah salah satu konsep kunci dalam psikologi perilaku. Teori ini berfokus pada bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Dalam teori ini, Skinner mengusulkan bahwa perilaku seseorang dapat diperkuat atau dihentikan melalui penggunaan konsekuensi yang sesuai. Untuk lebih  memahami teori ini, kita perlu memahami beberapa konsep dasarnya.(Wade. C, Travis. C & Garry. M , 2014)
-Reinforcement (Penguatan): Konsep utama dalam teori Skinner adalah penguatan. Penguatan adalah proses yang digunakan untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku tertentu. Dalam konteks ini, ada dua jenis penguatan: positif dan negatif.
*Penguatan Positif: Ini terjadi ketika sesuatu yang diinginkan atau menyenangkan ditambahkan setelah perilaku tertentu. Contohnya adalah memberikan pujian kepada anak setelah mereka berhasil dalam ujian.
*Penguatan Negatif: Ini terjadi ketika sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan dihapus atau dihindari setelah perilaku tertentu. Misalnya, seseorang bisa menghindari lalu lintas pagi dengan bekerja dari rumah setelah berjam-jam terjebak dalam kemacetan.
-Punishment (Hukuman): Selain penguatan, hukuman juga merupakan elemen penting dalam teori Skinner. Hukuman adalah konsekuensi yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku tertentu. Ada hukuman positif (menambahkan sesuatu yang tidak diinginkan) dan hukuman negatif (menghapus sesuatu yang diinginkan).
-Diskriminasi dan Generalisasi: Skinner juga mencatat pentingnya diskriminasi, yaitu kemampuan untuk membedakan situasi yang berbeda dan meresponsnya secara berbeda. Sebaliknya, generalisasi terjadi ketika individu merespons berbagai situasi dengan cara yang sama.
Perbedaan antara Teori Skinner dengan Teori Ivan Pavlov
Sementara Teori Operan Kondisioning oleh Skinner berfokus pada bagaimana konsekuensi tindakan memengaruhi perilaku individu, Teori Klasik Kondisioning oleh Ivan Pavlov lebih berfokus pada asosiasi antara stimulus dan respons. Berikut adalah perbedaan utama antara kedua teori ini:
1. Fokus Utama:
Skinner: Fokus utama Skinner adalah pada perilaku yang dapat dimodifikasi melalui penguatan atau hukuman setelah tindakan dilakukan.
Pavlov: Pavlov memfokuskan perhatiannya pada kondisi fisik dan psikologis yang memicu respons refleks tertentu dalam hewan (seperti air liur yang mengalir ketika makanan diberikan).
2. Jenis Respons:
Skinner: Teori Skinner berlaku untuk perilaku sukarela yang dapat diubah melalui konsekuensi.
Pavlov: Teori Pavlov berlaku untuk respons refleks yang tidak tergantung pada kesadaran individu.
3. Proses Pembelajaran:
Skinner: Proses pembelajaran dalam Teori Skinner melibatkan asosiasi antara perilaku dan konsekuensi.
Pavlov: Proses pembelajaran dalam Teori Pavlov melibatkan asosiasi antara stimulus netral dengan stimulus yang memicu respons refleks.
4. Contoh Aplikasi:
Skinner: Teori Skinner telah banyak diterapkan dalam pendidikan, manajemen perilaku anak-anak, dan terapi perilaku.
Pavlov: Teori Pavlov memiliki aplikasi yang kuat dalam bidang ilmu kedokteran, terutama dalam pemahaman tentang respons fisiologis seperti respons saraf terhadap stimulus.
Penerapan Teori Operan Kondisioning dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori Operan Kondisioning oleh Skinner memiliki banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pendidikan, manajemen, maupun bidang lainnya. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:
1. Pendidikan:
-Guru dapat menggunakan penguatan positif (seperti pujian atau penghargaan) untuk meningkatkan motivasi dan kinerja siswa.
-Hukuman negatif (seperti penurunan poin) dapat digunakan untuk mengurangi perilaku mengganggu dalam kelas.
2. Manajemen Perilaku:
-Di lingkungan kerja, manajer dapat memberikan penghargaan atau bonus kepada karyawan yang mencapai target yang ditetapkan.
-Hukuman, seperti sanksi atau teguran, dapat diterapkan untuk mengatasi perilaku yang tidak sesuai di tempat kerja.
3. Pemasaran dan Bisnis:
-Bisnis menggunakan penguatan positif dalam bentuk diskon atau hadiah untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.
-Strategi harga, seperti diskon terbatas waktu, adalah contoh penerapan penguatan negatif dalam memotivasi pembelian cepat.
4. Keperilakuan Anak-Anak
-Orangtua sering menggunakan prinsip penguatan positif dalam mendidik anak-anak. Misalnya, memberikan hadiah kepada anak setelah mereka menyelesaikan tugas rumah.
-Hukuman yang sesuai, seperti waktu istirahat dari permainan, dapat digunakan untuk mengajar anak tentang konsekuensi perilaku yang tidak diinginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang teori pengkondisian operan  Skinner dapat membantu kita mengelola perilaku kita  sendiri dengan lebih efektif, mendorong  perubahan positif, dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ini, kita dapat merancang sistem insentif yang lebih baik, mendidik  anak-anak dengan lebih efektif, dan mencapai berbagai tujuan pribadi  dan  profesional. Teori Skinner tetap relevan dan berpengaruh dalam banyak aspek kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H